Poliester tak jenuh Serat fiber

Tabel 1 Jenis fotoinisiator dengan tipe reaksinya. Terbentuknya spesi aktif terjadi setelah fotoinisiator I menyerap sinar-UV sehingga menjadi tereksitasi I.Fotoinisiator tereksitasi selanjutnya dapat terpecah menjadi spesi radikal bebas I - .Radikal bebas menginisiasi monomer atau oligomer M menjadi monomer atau oligomer radikal IM - , yang melakukan perambatan propagasi menghasilkan polimer ikatan silang jika mengalami terminasi Kirchmoyr and Rist, 1981. Tahapan proses di atas dapat digambarkan sebagai berikut Canet and Mani, 1972 : 1. Pembentukan fotoinisiator tereksitasi I → I 2. Pembentukan radikal inisiator I → I . 3. Inisiasi, propagasi dan terminasi I . + M → IM . Inisiasi IM . + M → IMM . Propagasi IM . + M . → IMM Terminasi Jenis fotoinisiator Tipe reaksi Benzoin Norris I Benzil ketal Norris I Asetophenon Norris I Benzophenon Norris II Thioxantones Norris II 17 Terbentuknya radikal bebas dapat terjadi melalui dua jenis mekanisme reaksi umum yaitu dengan reaksi Norris tipe I dan II Chang et al, 1987.Reaksi Norris tipe I adalah pe mecahan homolitik antara gugus karbonil dan atom karbon α terdekat yang menghasilkan dua spesi radikal Gambar 4. Pemecahan homolitik adalah pemecahan yang melibatkan satu buah elektron, sehingga akan menghasilkan atom-atom dengan elektron yang tidak berpasangan unpaired electron yang disebut atom radikal, sedangkan pemecahan heterolitik adalah pemecahan yang melibatkan pasangan elektron sehingga akan selalu berkaitan dengan ion positif dan ion negatif. h υ Gambar 4 Reaksi Norris tipe I Chang et al, 1987 dalam Rosyid, 2008 Reaksi Norris tipe II melibatkan abstraksi hidrogen oleh gugus karbonil sehingga menghasilkan dua molekul radikal Gambar 5.Dalam mekanisme abstraksi hidrogen biasanya fotoinisiator ditambah senyawa yang bersifat fotosinergis yang berfungsi sebagai donor hidrogen.Senyawa-senyawa amina khususnya amina tersier biasanya ditambahkan sebagai fotosinergis Rosyid 2008. Hal ini dikarenakan senyawa amina, misalnya dietil amin memiliki sepasang elektron yang menyendiri, sehingga apabila bereaksi dengan fotoinisiator radikal akan terjadi transfer elektron dari senyawa amina ke karbon karbonil dari fotoinisiator. 18 Gambar 5 Mekanisme tipe reaksi Norris II dengan adanya fotosinergis Mula-mula fotoinisiator menerima radiasi sinar-UV sehingga menjadi tereksitasi A.fotoinisiator yang tereksitasi selanjutnya membentuk kompleks tereksitasi atau exciplex C dengan fotosinergis B setelah terjadi fotoinisiator transfer elektron.Transfer elektron dapat berlangsung karena fotoinisiator radikal bersifat elektrofil. Karbon karbonil kompleks tereksitasi bermuatan parsial negatif sehingga dapat melakukan abstraksi hidrogen dari karbon alfa fotosinergis dan menghasilkan dua spesi radikal D. 19

2.2.5 Pigmen

Pigmen merupakan bahan berbentuk partikel-partikel kecil yang tidak dapat larut dalam mediumnya dan ditambahkan untuk memberikan warna dekoratif, menutup tekstur atau permukaan bahan, melindungi bahan dari kerusakan, serta pada logam dapat mencegah korosi Morgans, 1990.Pigmen dapat berupa senyawa anorganik atau organik.Pigmen anorganik misalnya titanium dioksida, timbal oksida dan kromium oksida, sedangkan pigmen organik misalnya senyawa- senyawa azo, misalnya metil orange asam-p-dimetilamino-azobenzenasulfonat, Eriochrome Black T, dan calmagite.Stuktur senyawa metil orange ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 6 Struktur senyawa metil orange Titanium dioksida merupakan pigmen putih anorganik yang sangat penting dan banyak digunakan untuk pembuatan cat dan pelapisan.Kemampuan untuk menutup dan memberi warna putih yang efisien, sifat nontoksik, kemudahan diperoleh, serta harganya yang murah merupakan alasan utama banyak dipakainya selain pigmen-pigmen putih yang lain Buchner et al., 1989.Ada dua bentuk kristal TiO 2 yang tersedia secara komersial sebagai pigmen yaitu anatase dan rutile. Rutile memiliki indeks refraksi lebih besar dibanding anatase sehingga mempunyai daya 20 tutup lebih besar.Namun karena serapannya mulai dari panjang gelombang 425 nm, rutile dapat mengalami penguningan.Titanium dioksida dapat berperan sebagai pigmen putih karena dapat merefleksikan seluruh panjang gelombang sinar tampak secara kuat Blakey and Hall, 1988.

2.2.6 Proses polimerisasi

Proses pembentukan rantai molekul raksasa polimer dari unit-unit molekul terkecilnya melibatkan reaksi yang kompleks. Proses polimerisasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis reaksi, yaitu polimerisasi kondensasi dan polimerisasi adisi Hart et al., 2003. Polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang terbentuk dari kondensasi dua gugus reaktif monomer-monomer penyusunnya dengan kehilangan atom atau molekul tertentu ketika polimer terbentuk Gambar 7. Poliester merupakan contoh polimerisasi dengan reaksi kondensasi dari dua monomer bifungsional yang kehilangan molekul air Stevens, 2007, sedangkan contoh yang lainnya adalah polietilen glikol, dan poliasam 4-hidroksi-metilbenzoat. Gambar 7Reaksi polimerisasi kondensasi. Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang terbentuk dari reaksi berantai pusat aktif dari monomer-monomer penyusunnya tanpa disertai dengan kehilangan suatu atom atau molekul Gambar 8.Contoh polimerisasi dengan reaksi adisi adalah polietilen yang tersusun dari molekul etilen.Polimerisasi adisi dapat 21 terbentuk dari tiga jenis mekanisme Billmayer, 1961, yaitu polimerisasi adisi radikal bebas, polimerisasi adisi kationik dan polimerisasi adisi anionik.Polimerisasi adisi kationik melibatkan zat antara yaitu karbokation sedangkan polimerisasi adisi anionik melibatkan zat antara yaitu karbanion. Gambar 8 Reaksi polimerisasi adisi.

a. Polimerisasi adisi radikal bebas

Polimerisasi adisi radikal bebas memerlukan inisiator radikal, contohnya adalah benzoil peroksida.Inisiator ini mengurai pada sekitar 80 C menghasilkan radikal benzoil peroksida.Radikal ini dapat mengawali menginisiasi rantai atau dapat kehilangan karbondioksida menghasilkan radikal fenil yang juga dapat mengawali rantai Hart et al., 2003. Radikal I• yang telah terbentuk dapat menginisiasi monomer R menjadi monomer radikal I- R•.Monomer radikal selanjutnya dapat berpropagasi dengan monomer lain R membentuk rantai polimer radikal yang panjang I-R- R•. Mekanisme polimerisasi radikal bebas dapat digambarkan sebagai berikut Stevens, 2007: 1. Inisiasi I• + R --- I-R• 2. Propagasi I- R• +R ---- I-R-R• 22

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Kulit Batang Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) Sebagai Penghambat Pembentukan Batu Ginjal Pada Tikus Putih Jantan

0 16 79

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

1 12 15

SKRIPSI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 4 15

I. PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 12 6

III. METODE PENELITIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 5 11

V. SIMPULAN DAN SARAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 2 9

SINTESIS KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU RANDU (Ceiba pentandra) MENGGUNAKAN RADIASI GELOMBANG MIKRO DAN APLIKASINYA UNTUK MENJERAP METHYL VIOLET.

0 0 6

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOLIK DAUN RANDU (Ceiba pentandra, Gaertn.) TERHADAP Staphylococcus epidermidis dan Shigella dysentriae.

0 0 15

SINTESIS KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU RANDU (Ceiba pentandra) MENGGUNAKAN RADIASI GELOMBANG MIKRO DAN APLIKASINYA UNTUK MENJERAP METHYL VIOLET -

0 0 1

SINTESIS KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU RANDU (Ceiba pentandra) MENGGUNAKAN RADIASI GELOMBANG MIKRO DAN APLIKASINYA UNTUK MENJERAP METHYL VIOLET -

0 0 5