Karet Polimerisasi adisi radikal bebas

asam tak jenuh dan glikol, ikatan silang produk akhir terlalu berlebihan sehingga rapuh tidak bisa dipakai.Resin poliester merupakan salah satu bahan pelapis radiasi yang banyak digunakan untuk bahan pelapis permukaan yang mempunyai sifat cukup baik yaitu keras, kuat, dan bening serta harganya relatif murah Lawson, 1993. 2.2.4Fotoinisiator Peran fotoinisiator adalah menginisiasi polimerisasi untuk menghasilkan polimer ikatan silang dengan mengabsorpsi sinar-UV dan menghasilkan spesi inisiator aktif Gatechair et al., 1983. Fotoinisiator Darocur 1173 merupakan senyawa derivat asetofenon dengan nama kimia 2-hidroksi-2-metil-fenilpropanon atau 2,2-dimetil-2-hidroksi-asetofenon Gambar 3. Fotoinisiator ini akan mengabsorpsi energi radiasi sinar-UV pada panjang gelombang antara 225-375 nm Holman and Oldring, 1988 menghasilkan fotoinisiator tereksitasi dan membentuk radikal bebas dengan prapolimer dan monomer pengencer sehingga terbentuk polimer berikatan silang. Senyawa ini memiliki viskositas yang rendah dan tidak menimbulkan iritasi kulit yang berbahaya. Gambar 3 Struktur senyawa Darocur 1173 Suhariyono dkk., 1998 Ada lima jenis fotoinisiator utama yang digunakan dalam pelapisan permukaan dengan sinar-UV. Jenis-jenis tersebut disajikan pada Tabel 1. 16 Tabel 1 Jenis fotoinisiator dengan tipe reaksinya. Terbentuknya spesi aktif terjadi setelah fotoinisiator I menyerap sinar-UV sehingga menjadi tereksitasi I.Fotoinisiator tereksitasi selanjutnya dapat terpecah menjadi spesi radikal bebas I - .Radikal bebas menginisiasi monomer atau oligomer M menjadi monomer atau oligomer radikal IM - , yang melakukan perambatan propagasi menghasilkan polimer ikatan silang jika mengalami terminasi Kirchmoyr and Rist, 1981. Tahapan proses di atas dapat digambarkan sebagai berikut Canet and Mani, 1972 : 1. Pembentukan fotoinisiator tereksitasi I → I 2. Pembentukan radikal inisiator I → I . 3. Inisiasi, propagasi dan terminasi I . + M → IM . Inisiasi IM . + M → IMM . Propagasi IM . + M . → IMM Terminasi Jenis fotoinisiator Tipe reaksi Benzoin Norris I Benzil ketal Norris I Asetophenon Norris I Benzophenon Norris II Thioxantones Norris II 17 Terbentuknya radikal bebas dapat terjadi melalui dua jenis mekanisme reaksi umum yaitu dengan reaksi Norris tipe I dan II Chang et al, 1987.Reaksi Norris tipe I adalah pe mecahan homolitik antara gugus karbonil dan atom karbon α terdekat yang menghasilkan dua spesi radikal Gambar 4. Pemecahan homolitik adalah pemecahan yang melibatkan satu buah elektron, sehingga akan menghasilkan atom-atom dengan elektron yang tidak berpasangan unpaired electron yang disebut atom radikal, sedangkan pemecahan heterolitik adalah pemecahan yang melibatkan pasangan elektron sehingga akan selalu berkaitan dengan ion positif dan ion negatif. h υ Gambar 4 Reaksi Norris tipe I Chang et al, 1987 dalam Rosyid, 2008 Reaksi Norris tipe II melibatkan abstraksi hidrogen oleh gugus karbonil sehingga menghasilkan dua molekul radikal Gambar 5.Dalam mekanisme abstraksi hidrogen biasanya fotoinisiator ditambah senyawa yang bersifat fotosinergis yang berfungsi sebagai donor hidrogen.Senyawa-senyawa amina khususnya amina tersier biasanya ditambahkan sebagai fotosinergis Rosyid 2008. Hal ini dikarenakan senyawa amina, misalnya dietil amin memiliki sepasang elektron yang menyendiri, sehingga apabila bereaksi dengan fotoinisiator radikal akan terjadi transfer elektron dari senyawa amina ke karbon karbonil dari fotoinisiator. 18 Gambar 5 Mekanisme tipe reaksi Norris II dengan adanya fotosinergis Mula-mula fotoinisiator menerima radiasi sinar-UV sehingga menjadi tereksitasi A.fotoinisiator yang tereksitasi selanjutnya membentuk kompleks tereksitasi atau exciplex C dengan fotosinergis B setelah terjadi fotoinisiator transfer elektron.Transfer elektron dapat berlangsung karena fotoinisiator radikal bersifat elektrofil. Karbon karbonil kompleks tereksitasi bermuatan parsial negatif sehingga dapat melakukan abstraksi hidrogen dari karbon alfa fotosinergis dan menghasilkan dua spesi radikal D. 19

2.2.5 Pigmen

Pigmen merupakan bahan berbentuk partikel-partikel kecil yang tidak dapat larut dalam mediumnya dan ditambahkan untuk memberikan warna dekoratif, menutup tekstur atau permukaan bahan, melindungi bahan dari kerusakan, serta pada logam dapat mencegah korosi Morgans, 1990.Pigmen dapat berupa senyawa anorganik atau organik.Pigmen anorganik misalnya titanium dioksida, timbal oksida dan kromium oksida, sedangkan pigmen organik misalnya senyawa- senyawa azo, misalnya metil orange asam-p-dimetilamino-azobenzenasulfonat, Eriochrome Black T, dan calmagite.Stuktur senyawa metil orange ditunjukkan pada Gambar 6. Gambar 6 Struktur senyawa metil orange Titanium dioksida merupakan pigmen putih anorganik yang sangat penting dan banyak digunakan untuk pembuatan cat dan pelapisan.Kemampuan untuk menutup dan memberi warna putih yang efisien, sifat nontoksik, kemudahan diperoleh, serta harganya yang murah merupakan alasan utama banyak dipakainya selain pigmen-pigmen putih yang lain Buchner et al., 1989.Ada dua bentuk kristal TiO 2 yang tersedia secara komersial sebagai pigmen yaitu anatase dan rutile. Rutile memiliki indeks refraksi lebih besar dibanding anatase sehingga mempunyai daya 20 tutup lebih besar.Namun karena serapannya mulai dari panjang gelombang 425 nm, rutile dapat mengalami penguningan.Titanium dioksida dapat berperan sebagai pigmen putih karena dapat merefleksikan seluruh panjang gelombang sinar tampak secara kuat Blakey and Hall, 1988.

2.2.6 Proses polimerisasi

Proses pembentukan rantai molekul raksasa polimer dari unit-unit molekul terkecilnya melibatkan reaksi yang kompleks. Proses polimerisasi secara umum dapat dikelompokkan menjadi dua jenis reaksi, yaitu polimerisasi kondensasi dan polimerisasi adisi Hart et al., 2003. Polimerisasi kondensasi adalah polimerisasi yang terbentuk dari kondensasi dua gugus reaktif monomer-monomer penyusunnya dengan kehilangan atom atau molekul tertentu ketika polimer terbentuk Gambar 7. Poliester merupakan contoh polimerisasi dengan reaksi kondensasi dari dua monomer bifungsional yang kehilangan molekul air Stevens, 2007, sedangkan contoh yang lainnya adalah polietilen glikol, dan poliasam 4-hidroksi-metilbenzoat. Gambar 7Reaksi polimerisasi kondensasi. Polimerisasi adisi adalah polimerisasi yang terbentuk dari reaksi berantai pusat aktif dari monomer-monomer penyusunnya tanpa disertai dengan kehilangan suatu atom atau molekul Gambar 8.Contoh polimerisasi dengan reaksi adisi adalah polietilen yang tersusun dari molekul etilen.Polimerisasi adisi dapat 21 terbentuk dari tiga jenis mekanisme Billmayer, 1961, yaitu polimerisasi adisi radikal bebas, polimerisasi adisi kationik dan polimerisasi adisi anionik.Polimerisasi adisi kationik melibatkan zat antara yaitu karbokation sedangkan polimerisasi adisi anionik melibatkan zat antara yaitu karbanion. Gambar 8 Reaksi polimerisasi adisi.

a. Polimerisasi adisi radikal bebas

Polimerisasi adisi radikal bebas memerlukan inisiator radikal, contohnya adalah benzoil peroksida.Inisiator ini mengurai pada sekitar 80 C menghasilkan radikal benzoil peroksida.Radikal ini dapat mengawali menginisiasi rantai atau dapat kehilangan karbondioksida menghasilkan radikal fenil yang juga dapat mengawali rantai Hart et al., 2003. Radikal I• yang telah terbentuk dapat menginisiasi monomer R menjadi monomer radikal I- R•.Monomer radikal selanjutnya dapat berpropagasi dengan monomer lain R membentuk rantai polimer radikal yang panjang I-R- R•. Mekanisme polimerisasi radikal bebas dapat digambarkan sebagai berikut Stevens, 2007: 1. Inisiasi I• + R --- I-R• 2. Propagasi I- R• +R ---- I-R-R• 22 3. Terminasi I-R- R• + R• ---- R-R Proses propagasi akan berhenti jika polimer-polimer radikal saling bergabung menjadi polimer yang stabil R-R. Gambar 9 Polimerisasi adisi radikal bebas. Pada dasarnya prinsip mekanisme pengikatan silang adalah mekanisme radikal bebas Stevens, 2007.Pembentukan radikal bebas polimer dapat melibatkan abstraksi atom hidrogen oleh inisiator radikal atau terinduksi oleh radiasi, misalnya pada pengikatan silang polietilen Gambar 10. Gambar 10 Reaksi pengikatan silang polietilen dengan menggunakan radiasi sinar gamma. 23 Polimer yang masih memiliki gugus tak jenuh, pengikatan silang dapat terjadi melalui gugus tersebut dengan terlebih dahulu terbentuk radikal bebas.Radikal bebas dapat berasal dari inisiator radikal yang ditambahkan.

b. Polimerisasi adisi kationik

Senyawa vinil tertentu lebih baik dipolimerisasi melalui kationik, bukan melalui intermediet radikal bebas.Contoh komersial yang paling sering dijumpai adalah isobutilen 2-metil-propena, yang dapat dipolimerisasi dengan katalis Friedel –Crafts dalam reaksi yang melibatkan zat antara karbokation tersier Gambar 11. Gambar 11 Tahapan polimerisasi adisi kationik. Inisiasi menghasilkan kation tert-butil yang dalam langkah propagasi akan mengadisi karbon CH 2 dari ikatan rangkap secara Markovnikov untuk 24 menghasilkan karbokation tersier lain, dan seterusnya. Terminasi akan terjadi melalui lepasnya proton dari atom karbon di sebelah karbon positif Hart et al., 2003. Poliisobutilen yang dihasilkan dengan cara ini digunakan sebagai aditif dalam minyak lumas dan sebagai perekat dalam kertas label peka tekanan dan label kertas yang dapat kembali. Polimer berbobot molekul lebih tinggi digunakan dalam pembuatan ban dalam untuk ban truk dan sepeda.

c. Polimerisasi adisi anionik

Dalam polimerisasi anion vinil, rantai propagasinya berupa suatu karbanion Stevens, 2007. Karbanion adalah sejenis anion dari karbon yang memiliki satu pasangan elektron menyendiri . Gambar 12 Polimerisasi adisi anionik akrilonitril. 25 Karbanion merupakan sejenis nukleofilik dan dapat dibentuk dari reaksi pemecahan heterolitik dari ikatan kovalen yang melibatkan atom karbon dimana atom yang berikatan dengan atom karbon yang berikatan dengan atom karbon pergi tanpa membawa pasangan elektron. Hal ini akan membuat atom karbon tersebut menjadi bermuatan negatif karena memiliki pasangan elektron menyendiri. Monomer-monomer yang memiliki gugus substituen yang bisa menstabilkan karbanion melalui resonansi atau induksi, paling rentan terhadap polimerisasi anion.Contoh gugus-gugus demikian yaitu nitro, siano, karboksil, vinil dan fenil.Alkena dengan substituen penarik elektron dapat dipolimerisasi melalui zat antara karbanion.Pada tahap inisiasi, alkena yang memiliki ikatan rangkap akan berikatan dengan karbanion sehingga akan terjadi proses adisi nukleofilik ke monomer Gambar 12. Kelompok alkil mempunyai kecenderungan untuk melepaskan elektronnya yang membuat terjadinya peningkatan kepadatan elektron pada atom karbon yang bermuatan negatif, hal ini akan menyebabkan terjadinya ketidakstabilan. Semakin banyak gugus alkil yang terikat pada atom karbon yang bermuatan negatif, semakin besar pula kerapatan elektronnya dan ini menyebabkan turunnya stabilitas dari karbanion tersebut.Katalis yang dapat digunakan berupa senyawa organologam, misalnya alkilitium R-Li Hart et al., 2003. 2.2.7Mekanisme polimerisasi radiasi sinar-UV Mekanisme polimerisasi radiasi-UV diawali dengan pembentukan radikal bebas. Radikal bebas yang berasal dari inisiator akan menginisiasi monomer. Adisi radikal monomer ke monomer-monomer lainnya, yang diikuti oeh adisi berantai radikal-radikal oligomer dan polimer ke monomer yang tersedia mengandung 26

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Kulit Batang Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) Sebagai Penghambat Pembentukan Batu Ginjal Pada Tikus Putih Jantan

0 16 79

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

1 12 15

SKRIPSI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 4 15

I. PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 12 6

III. METODE PENELITIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 5 11

V. SIMPULAN DAN SARAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 2 9

SINTESIS KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU RANDU (Ceiba pentandra) MENGGUNAKAN RADIASI GELOMBANG MIKRO DAN APLIKASINYA UNTUK MENJERAP METHYL VIOLET.

0 0 6

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOLIK DAUN RANDU (Ceiba pentandra, Gaertn.) TERHADAP Staphylococcus epidermidis dan Shigella dysentriae.

0 0 15

SINTESIS KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU RANDU (Ceiba pentandra) MENGGUNAKAN RADIASI GELOMBANG MIKRO DAN APLIKASINYA UNTUK MENJERAP METHYL VIOLET -

0 0 1

SINTESIS KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU RANDU (Ceiba pentandra) MENGGUNAKAN RADIASI GELOMBANG MIKRO DAN APLIKASINYA UNTUK MENJERAP METHYL VIOLET -

0 0 5