BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan dimulai pada bulan Maret 2010 sampai dengan Agustus 2010di Laboratorium Proses Radiasi, Pusat Aplikasi
Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional, Pasar Jumat, Jakarta Selatan. Penelitian ini dilakukan dalam skala laboratorium.
3.2Alat dan bahan 3.2.1 Alat
Alat yamg digunakan adalah timbangan analitik, pemanas listrik, gergaji, sarung tangan, penjepit, pencatat waktu, mistar dan ampelas, pensil Uni Mitsubishi,
alat tekan panas 220 V, 54 kW dan alat tekan dingin. Sumber radiasi-UV satu lampu dengan intensitas 80 Wattcm, buatan IST Strahlen Teknik GmbH Jerman.
Fourier Transform Infra RedSpectroscopy FTIR Perkin Elmer Spectrum One, Alat pengukur kekerasan, Pendulum Hardness Rocker buatan Sheen Inggris. Alat
pengukur kilap, Glossmeter buatan Toyoseiki Jepang.Alat pengukur nilai warna, Chromameter tipe CR-2006 buatan Shimadzu Jepang.
3.2.2 Bahan
Papan kayu randu berasal dari Desa Cikaracak, Leuwiliang, Bogor. Resin Poliester Tak Jenuh PTJ dengan nama komersial Yucalac 157.Fotoinisiator 2-
hidroksi-2-etil-1-fenil propanon dengan nama komersial Darocur 1173 buatan
36
Merck, Jerman. Pigmen Putih TiO
2
dalam dispersi poliester, buatan PT. Justus Kimia Raya, Tangerang.
3.3 Cara kerja 3.3.1 Persiapan kayu randu
Kayu randu dipotong dengan ukuran 17 cm x 17 cm x 3 cmdengan gergaji sebanyak 60 lembar.Permukaan dan tepi kayu kemudian dihaluskan dengan
ampelas sehingga permukaan menjadi lebih rata.Pengamatan dilakukan secara fisik, seperti sifat, kesan raba, arah serat dan permukaan kayu, serta pengukuran panjang,
lebar, dan tebal untuk mengetahui volume kayu tersebut.Kayu randu ditimbang dengan timbangan analitik lalu dihitung densitasnya.
3.3.2 Pengukuran densitas
Alat tekan dihidupkan, kemudian diatur pada suhu 100
o
C hingga konstan dengan tekanan 0 kgcm
2
. Kayu randu dimasukkan ke dalam alat tekan dan diberi penambahan tekanan setiap 5 kgcm
2
. Setiap penambahan tekanan dilakukan pengukuran tebal dengan penggaris anti panas, hingga mencapai ketebalan yang
telah ditentukan kemudian dicatat hasil pengukurannya. Pengujian dilakukan secara triplo untuk setiap perlakuan.
3.3.3 Pengukuran kayu randu setelah penekanan
Kayu randu yang telah dibersihkan dari debu, kotoran dan dihaluskan dengan ampelas dimasukkan ke dalam alat tekan dengan tekanan 0 kgcm
2
dan suhu 100
o
C. Kayu randu dikeluarkan serta dicatat berat, volume, dan perubahan fisik pada kayu tersebut. Pengujian dilakukan secara triplo untuk setiap perlakuan.
37
3.3.4 Pengukuran pengembangan tebal
Kayu randu setelah dilakukan penekanan, kemudian diukur ketebalannya pada keempat sudut, To. Untuk pengembangan dalam air, kayu randu direndam
dalam air pada suhu kamar selama 2 jam dan 24 jam dengan menggunakan tempat air yang terbuat dari plastik sehingga seluruh kayu dapat terendam dengan
sempurna. Kayu randu diukur kembali tebalnya T
1
pada keempat sudutnya. Angka yang diperoleh dari masing-masing contoh uji selanjutnya dirata-ratakan
BSN., 1991. Besarnya penambahan tebal PT dapat diukur dengan rumus :
PT =
100
1
x T
T T
Keterangan: PT = Pengembangan Tebal
T = Tebal sebelum perendamancm
T
1
= Tebal setelah perendaman cm
3.3.5 Pembuatan formulasi bahan pelapis 3.3.5.1 Formulasi bahan pelapis dasar
Formulasi bahan pelapis dasar dibuat dalam wadah gelas dengan komposisi 1 fotoinisiator Darocur dari berat resin poliester tak jenuh.
3.3.5.2 Formulasi bahan pelapis atas
Formulasi bahan pelapis atas dibuat dalam wadah gelas dengan komposisi 1 fotoinisiator, serta 1 konsentrasi pigmen TiO
2
masing-masing dari berat resin poliester tak jenuh.
38