Analisis FTIR lapisan atas.

Kyllonen, 2006 dan serapan-serapan dengan intensitas kuat dalam daerah 1650-1450 cm -1 sering menyatakan cincin aromatik. Analisis spektrum yang terakhir adalah dengan melihat daerah CH; CH aromatik dan vinil.Serapan CH alifatik pada lapisan atas sekitar 2969 cm -1 Sastrohamidjojo, 1988. Adanya serapan C=C yang berasal dari stiren atau anhidrat ftalat, kemungkinan bahwa masih adanya oligomer yang masih tersisa, karena tidak bereaksi dengan radikal bebas sehingga proses polimerisasi tidak terjadi dengan sempurna. Adanya senyawa ester juga didukung oleh Sastrohamidjojo 1990, bahwa senyawa ester mengandung gugus C=O di daerah 1735 cm -1 dan serapan C-O pada daerah 1300- 1000 cm -1 . Setelah dilakukan interpretasi spektrum FTIR dapat diketahui bahwa pada lapisan atas terdapat adanya senyawa ester. 71

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Teknik densifikasi yang telah dilakukan dapat meningkatkan sifat fisik kayu randu, diantaranya densitas 0,23-0,28 gcm 3 , warna coklat, pengembangan tebal 9,54-178,21 dan memiliki kesan raba halus. Sedangkan proses pelapisan permukaan dengan radiasi sinar-UV dapat meningkatkan penampilan sifat permukaan kayu randu nilai warna, kilap, kekerasan permukaan, ketahanan terhadap bahan kimia, pelarut dan noda. 2. Waktu yang diperlukan dan penekanan yang optimal pada kayu randu yaitu saat mencapai pengurangan tebal 75 dengan waktu yang diperlukan 4 jam dan tekanan 55 kgcm 2 . 3. Kecepatan konveyor optimum yang dapat menghasilkan lapisan dengan sifat dan penampilan yang baik adalah 2 mmenit. Lapisan polimer pada kecepatan konveyor 1 mmenit memiliki adesi yang rendah dan mudah terlepas, sedangkan lapisan polimer dengan kecepatan konveyor 3 mmenit memiliki lapisan yang lengket dan menyusut. 4. Nilai kilap yang tertinggi pada kecepatan konveyor 1mmenit dan konsentrasi fotoinisiator 2 yaitu 55,67, sedangkan yang terendah pada kecepatan konveyor 3mmenit dan konsentrasi fotoinisiator 1 yaitu 15,00. Nilai warna 72 lapisan pada permukaan kayu randu lebih dominan terhadap warna putih nilai L. Kekerasan lapisan dengan Pendulum Hardness dengan nilai tertinggi pada kecepatan konveyor 1 mmenit dan konsentrasi fotoinisiator 3 sebesar 50,67 detik dan terendah pada kecepatan konveyor 2 mmenit dan konsentrasi fotoinisiator 1 yaitu 12,33 detik. Nilai kekerasan pensil tertinggi adalah H, dan terendah B. Nilai adesi telah memenuhi syarat karena lebih dari 50 yang tertinggal. Lapisan memiliki ketahanan terhadap bahan kimia kecuali terhadap NaOH 10, tetapi tidak tahan terhadap spidol warna merah, biru dan hitam. 5. Pada lapisan dasar terdapat beberapa gugus fungsi di antaranya gugus O-H pada senyawa alkohol 3525,64 cm -1 , gugus C=O 1738,20 cm -1 , gugus C –O 1271,71 cm -1 . Sedangkan pada lapisan atas dengan kecepatan konveyor 3 mmenit terdapat gugus OH pada senyawa alkohol 3425,66 cm -1 , gugus C=C 1599,25 cm -1 , gugus karbonil 1734,08 cm -1 , gugus C-O 1274,65 cm -1 dan gugus CH alifatik 2967,53 cm -1 . Lapisan atas dengan kecepatan konveyor 1 mmenit terdapat gugus OH 3524,85 cm -1 , gugus C=C 1599,34 cm -1 , gugus karbonil 1716,94 cm -1 , gugus C-O 1716,94 cm -1 dan gugus CH alifatik 2926,98 cm -1 , 6. Hasil penelitian sesuai dengan hipotesa bahwa semakin rendah jumlah radiasi sinar –UV yang diterima lapisan, proses pemadatan menjadi kurang sempurna sehingga mengakibatkan sifat fisik dan mekanik lapisan menurun.

5.2 Saran

1. Dalam penelitian ini hanya dilakukan variasi konsentrasi fotoinisiator dan kecepatan konveyor. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan variasi 73 konsentrasi pigmen dan resin untuk mendapatkan sifat lapisan permukaan yang lebih baik. 2. Dalam penelitian ini contoh uji yang digunakan adalah kayu randu. Perlu dilakukan penelitian dengan contoh uji kayu lain yang memiliki tingkat densitas rendah, seperti Sengon dan Agathis. 74

Dokumen yang terkait

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Kulit Batang Kapuk Randu (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) Sebagai Penghambat Pembentukan Batu Ginjal Pada Tikus Putih Jantan

0 16 79

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

1 12 15

SKRIPSI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 4 15

I. PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 12 6

III. METODE PENELITIAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 5 11

V. SIMPULAN DAN SARAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAUN RANDU (Ceiba pentandra (L.) Gaertn) TERHADAP Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA).

0 2 9

SINTESIS KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU RANDU (Ceiba pentandra) MENGGUNAKAN RADIASI GELOMBANG MIKRO DAN APLIKASINYA UNTUK MENJERAP METHYL VIOLET.

0 0 6

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOLIK DAUN RANDU (Ceiba pentandra, Gaertn.) TERHADAP Staphylococcus epidermidis dan Shigella dysentriae.

0 0 15

SINTESIS KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU RANDU (Ceiba pentandra) MENGGUNAKAN RADIASI GELOMBANG MIKRO DAN APLIKASINYA UNTUK MENJERAP METHYL VIOLET -

0 0 1

SINTESIS KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU RANDU (Ceiba pentandra) MENGGUNAKAN RADIASI GELOMBANG MIKRO DAN APLIKASINYA UNTUK MENJERAP METHYL VIOLET -

0 0 5