4. Indikator Prestasi Belajar
Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologi yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar
siswa. Dalam menetapkan indikator prestasi belajar siswa perlu disesuaikan dengan ranahjenis prestasi siswa sehingga tepat dalam memberikan evaluasi
dalam mencapai indikator prestasi belajar tersebut. Menurut Benyamin S. Bloom yang dikutip oleh Dr. Nana Sudjana dalam buku Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar membagi ranah prestasi belajar menjadi tiga ranah
yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.
26
Adapun tiga ranah tersebut antara lain:
a. Ranah Kognitif
“Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan intelektual otak, sehingga segala aktivitas yang dilakukan siswa yang menyangkut aktivitas
otak termasuk dalam ranah kognitif.”
27
Dalam ranah kognitif seorang guru dapat menggunakan tes pencocokan, tes isian maupun tes esai karena tes
ini dapat mencapai enam jenjang yang ada dalam ranah kognitif. Adapun enam jenjang dalam ranah kognitif diantaranya :
1. Pengetahuan Knowledge adalah kemampuan seseorang untuk menghafal dan mengingat kembali tentang rumus, definisi, nama dan
sebagainya tanpa mengharapkan untuk menerapkannya. Jenjang ini merupakan jenjang yang paling rendah.
2. Pemahaman Comprehension adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah mengetahui atau mengenal.
Dengan kata lain, dalam jenjang ini siswa mampu menjelaskan sesuatu hal secara rinci dengan menggunakan kata-katanya sendiri.
Pemahaman dibagi menjadi tiga tingkatan yaitu pemahaman
26
DR. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses…, hal. 23
27
Prof.Drs.Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Grafindo
Persada, 2007, hal.49
18
terjemahan, pemahaman penafsiran dan pemahaman ekstrapolasi. Jenjang ini lebih tinggi dari jenjang pengetahuan.
3. Aplikasi Application adalah kemampuan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan rumus, teori-teori, dan sebagainya dalam situasi
yang konkret dan baru. Dengan kata lain, dalam jenjang ini siswa dituntut memiliki untuk kemampuan untuk memilih atau menyeleksi
suatu konsep, hukum, dalil, aturan, gagasan dan cara secara tepat untuk diterapkan. Jenjang ini lebih tinggi dari jenjang pemahaman.
4. Analisis Analysis adalah kemampuan seseorang untuk menguraikan lebih rinci bagian-bagian terkecil dari suatu keadaan dan mampu
memahami hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Jenjang ini lebih tinggi dari jenjang aplikasi.
5. Sintesis Synthesis adalah kemampuan seseorang untuk menyatukan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh. Dalam
jenjang ini siswa diminta untuk menggabungkan atau menyusun kembali hal-hal yang spesifik agar dapat mengembangkan suatu
struktur baru. Kecakapan sintesis dibagi menjadi tiga tipe diantaranya yaitu kemampuan menemukan hubungan yang unik, kemampuan
menyusun rencana atau langkah-langkah operasi dari suatu tugas atau problem yang di ketengahkan dan kemampuan mengabstraksikan
sejumlah besar gejala, data, dan hasil observasi yang terarah. Tingkatan ini lebih tinggi dari analisis.
6 Penilaian Evaluation adalah kemampuan seseorang untuk membuat
pertimbangan terhadap suatu situasi atau ide. Dalam hal ini siswa mampu menilai baik buruknya dari suatu idea tau situasi. Jenjang ini
merupakan jenjang paling tinggi.
19
b. Ranah Afektif
“Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai.”
28
Ciri-ciri prestasi belajar yang afektif dapat terlihat dari tingkah laku siswa seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar,
menghargai guru dan teman sekelas, kebiasaan belajar dan hubungan sosial.
Dalam ranah ini terbagi menjadi lima jenjang diantaranya : 1. Receiving atau attending Menerima atau memperhatikan adalah
kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan stimulus dari luar yang datang pada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan
sebagainya. 2. Responding Menanggapi adalah kemampuan seseorang untuk
mengungkapkan reaksi terhadap stimulus yang datang dari luar. 3. Valuing Penilaian adalah pemberian nilai terhadap suatu objek atau
stimulus yang datang. 4
Organization Mengatur atau mengorganisasikan adalah pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi seperti
menghubungkan nilai yang satu dengan nilai yang lainnya dan memberikan nilai prioritas kepada sesuatu hal.
5. Characterization by a value or value complex Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai adalah keterpaduan semua sistem nilai
yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah laku seseorang.
c. Ranah Psikomotorik
“Ranah psikomotorik adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak seseorang setelah menerima
28
Prof.Drs.Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi…, hal.54
20
pengalaman belajar tertentu.”
29
Ranah psikomotorik terbagi menjadi enam tingkatan keterampilan diantaranya :
1. Gerakan refleks; 2. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;
3. Kemampuan perseptual; 4. Kemampuan di bidang fisik;
5. Gerakan-gerakan skill mulai dari yang sederhana sampai ke tingkat yang rumit.
6. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretative.
Berdasarkan tingkatan ranah prestasi yang telah dijelaskan di atas, tidak hanya kemampuan menghafal atau memahami saja yang harus siswa kuasai
namun seorang siswa harus menguasai secara keseluruhan ranah tersebut yang meliputi ranah nilai dan ranah keterampilan sehingga siswa memperoleh
prestasi belajar yang sangat baik. Begitu pula dengan guru harus memberikan pembelajaran yang baik agar siswa mampu mencapai tiga ranah yang
dimaksud. Dalam pemberian soal pada ulangan-ulangan dianjurkan dapat mencakup tiga ranah tersebut sehingga siswa tidak hanya mampu dalam
hafalan teori saja namun juga mampu memberikan penilaian dan memiliki keterampilan dalam menerapkannya.
Hasil belajar di atas tidak dapat berdiri sendiri tetapi selalu berhubungan antara satu dengan yang lain bahkan ada dalam kebersamaan. Misalnya
apabila seorang siswa yang telah bertambah pengetahuan kognitifnya maka terjadi pula perubahan dalam sikap dan perbuatan.
29
Prof.Drs.Anas Sudjiono, Pengantar Evaluasi…, hal.57
21
B. Motivasi Belajar