Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu.
Misalnya seseorang mau belajar karena diajak atau disuruh oleh orang lain. Jika guru menghadapi siswa yang belum memiliki motivasi belajar yang
baik, seyogyanya guru berpegang teguh pada motivasi ekstrinsik dengan menggunakan penguat berupa hukuman dan hadiah. Guru sebagai pendidik
bertugas untuk memperkuat motivasi belajar siswa dengan melakukan tindakan mendidik seperti memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum
atau memberi nasehat. Tindakan tersebut dapat menguatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Kebanyakan siswa tertarik belajar karena ingin
memperoleh hadiah atau menghindari hukuman.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua bentuk motivasi belajar dan cara yang dapat dilakukan dalam menumbuhkan motivasi
belajar pada siswa agar hasil belajar yang diperoleh menjadi lebih baik. Kuat lemahnya motivasi belajar siswa turut mempengaruhi
keberhasilannya. Karena motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri, dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang
penuh dengan tantangan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar. Adapun faktor-faktor tersebut antara lain:
43
a. Cita-citaaspirasi siswa Setiap manusia senantiasa mempunyai cita-cita atau aspirasi tertentu
dalam hidupnya. Cita-cita atau aspirasi itu senantiasa diperjuangkan meskipun rintangan yang akan dihadapi sangat banyak. Oleh karena
43
Dr.Dimyati dan Drs.Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran…, hal.97
28
itu, cita-cita sangat mempengaruhi terhadap motivasi belajar seseorang.
b. Kemampuan siswa Kemampuan yang dimiliki oleh setiap manusia tidaklah sama, begitu
pula dengan siswa. Kemampuan siswa berkaitan erat dengan motivasi belajar siswa, seperti siswa yang memiliki motivasi belajar rendah
pada pelajaran tertentu disebabkan karena siswa yang bersangkutan memiliki kemampuan belajar yang rendah.
c. Kondisi siswa Kondisi siswa dibedakan atas kondisi fisik dan kondisi psikologisnya.
Jika kondisi fisik siswa dalam keadaan lelah maka umumnya motivasi belajar siswa akan menurun, begitu pula sebaliknya jika kondisi siswa
dalam keadaan sehat maka motivasi belajar siswa akan tinggi. Ditinjau dari kondisi psikologis, jika siswa dalam kondisi stress maka
umumnya siswa sulit untuk berkonsentrasi sehingga siswa merasa terpaksa dan tidak memiliki motivasi belajar.
d. Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan belajar siswa digolongkan menjadi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik merupakan tempat dimana siswa
tersebut belajar, jika kondisi tempat belajarnya rapi dan nyaman maka pada umumnya siswa memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar.
Lingkungan sosial merupakan tempat dimana siswa berinteraksi dengan orang lain, misalnya siswa tersebut bergaul dalam lingkungan
yang kurang memperhatikan pendidikanbelajar maka siswa tersebut secara tidak langsung akan terpengaruh dalam kondisi tersebut.
e. Unsur-unsur dinamis dalam belajar
Ada beberapa unsur dinamis yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa, diantaranya:
29
1. Motivasi dan upaya memotivasi siswa untuk belajar 2. Bahan belajar dan upaya penyediaannya.
3. Alat bantu belajar dan upaya penyadiaannya. 4. Suasana belajar dan upaya pengembangannya.
5. Kondisi subyek belajar dan upaya penyiapan dan peneguhannya. f.
Upaya guru dalam membelajarkan siswa Upaya guru dalam mengajar siswa sangat mempengaruhi motivasi
belajar siswa. Misalnya, guru yang mengajar di kelas dengan penuh semangat dan ceria maka siswa akan termotivasi dalam mengikuti
belajar di kelas. Maka dari itu, seorang guru dituntut untuk mampu kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang baik.
Selain itu, motivasi belajar juga dapat dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain:
a. Siswa yang mengalami kegagalan dalam memecahkan permasalahan
atau kurang mampu memahami suatu materi pelajaran. b.
Siswa merasa tidak nyaman dengan kondisi belajar di kelas, misalnya terlalu lama duduk pada saat belajar di kelas, merasa jenuh ketika guru
memberikan pelajaran karena kurangnya media dan metode yang digunakan guru dalam mengajar.
c. Siswa memperoleh teguran guru yang kurang baik, misalnya seorang
guru langsung mengatakan kepada siswa bahwa dia tidak akan dapat mengerti materi pelajaran ini. Hal ini dapat mematahkan semangat
belajar siswa tersebut. d.
Kurangnya kemampuan guru dalam membuat soal-soal tes atau ulangan, misalnya soal yang dibuat terlalu sulit atau belum pernah
diajarkan sehingga siswa tidak dapat mengerjakannya dan soal terlalu mudah sehingga siswa menganggap remeh soal tersebut yang
menyebabkan siswa tidak perlu mengulang pelajarannya kembali. 30
e. Guru yang menganggap tingkat kemampuan seluruh siswa sama
sehingga siswa yang tingkat kemampuannya rendah harus berusaha mengimbangi siswa yang kemampuannya tinggi tanpa mendapatkan
bimbingan belajar yang intensif dari guru. f.
Siswa yang tidak menyukai pelajaran ataupun guru yang mengajarnya. g.
Guru yang kurang memberikan appresiasi kepada siswa yang telah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik atau siswa yang telah
memahami materi tersebut.
5. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar