tugasnya, siswa tidak cepat bosan, adanya kemauan untuk mempelajari kembali pelajaran tersebut di rumah, siswa tidak mudah putus asa, siswa tidak
cepat puas atas prestasi yang dicapai, adanya antusias belajar yang tinggi, mampu mengontrol diri terhadap lingkungan dan ulet dalam menghadapi
kesulitan.
2. Fungsi Motivasi Belajar
Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono mengemukakan: Fungsi motivasi belajar antara lain:
35
a. Menyadarkan kedudukan pada awal belajar, proses dan hasil
akhir. b.
Menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar dengan membandingkan dengan temannya.
c. Mengarahkan kegiatan belajar.
d. Membesarkan semangat belajar.
e. Menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian
bekerja yang berkesinambungan. Hal senada juga diungkapkan oleh Drs.M. Ngalim Purwanto, MP dalam
buku Psikologi Pendidikan, tentang fungsi motivasi belajar yaitu:
36
a. Mendorong siswa untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motorik
yang melepaskan energi dalam belajar. b.
Menentukan arah perbuatan siswa, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi perbuatan siswa, yakni siswa mampu menentukan
perbuatan-perbuatan mana yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
35
Dr. Dimyati dan Drs. Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran…, hal. 85
36
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan…, hal. 70
24
Menurut Cecco yang dikutip oleh Abd. Rachman Abror dalam buku Psikologi Pendidikan
menyebutkan: Ada empat fungsi motivasi dalam proses belajar mengajar
diantaranya:
37
a. Membangkitkan Arousal Function yaitu mengajak siswa
belajar; b.
Harapan Expectancy Function yaitu apa yang harus bisa ia dilakukan setelah berakhirnya pengajaran;
c. Insentif Incentive Function yaitu memberikan hadiah pada
prestasi yang akan datang; d.
Disiplin Disciplinary Function yaitu menggunakan hadiah dan hukuman untuk mengontrol tongkah laku yang menyimpang.
Dari beberapa fungsi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar memiliki fungsi sebagai pendorong siswa dalam belajar, pemberi arahan
perbuatan yang sesuai dengan tujuan belajar siswa dan membangkitkan semangat belajar siswa.
3. Bentuk - bentuk Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar apabila ada seorang siswa yang tidak mengerjakan tugas perlu diselidiki sebab-sebabnya. Upaya ini dilakukan
untuk memberikan rangsangan supaya siswa mau melaksanakan kegiatan belajar. Dengan kata lain, siswa perlu diberikan rangsangan agar timbul
motivasi yang kuat dalam diri anak didik. Menurut Sartain, yang dikutip oleh M. Ngalim Purwanto membagi
motivasi itu menjadi dua golongan yaitu: Physiological drive dan social motives, yang dimaksud dengan
Physiological drive ialah dorongan-dorongan yang bersifat fisiologisjasmaniah seperti lapar, haus, sex dan sebagainya.
Sedangkan Social motives ialah dorongan-dorongan yang ada hubungannya dengan manusia yang lain dalam masyarakat seperti
37
Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan…, hal. 115
25
dorongan estetis, dorongan ingin selalau berbuat baik etika dan sebagainya.
38
Namun demikian para ahli mempunyai kesepakatan bahwa akhirnya motivasi-motivasi itu bisa dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. a.
Motivasi Intrinsik Menurut Drs.H.M.Alisuf Sabri dalam buku Psikologi Pendidikan,
mendefinisikan bahwa “motivasi instrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang yang berkaitan langsung dengan tujuan
belajar.”
39
Drs. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono dalam buku Psikologi Belajar
mengatakan bahwa motivasi intrinsik adalah dorongan yang timbul dari dalam diri siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan
tindakan belajar.
40
Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat diketahui bahwa siswa yang bermotivasi intrinsik dalam belajar mempunyai tujuan menjadi
orang yang terdidik, mempunyai ilmu pengetahuan, sehingga siswa belajar karena ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah selengkap-lengkapnya
dan karena adanya dorongan yang berasal dari dalam diri siswa, bukan karena yang lain. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak
perlu ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku- buku yang ingin dibacanya.
Motivasi ini mengacu kepada faktor dari dalam diri anak. Anak yang memiliki motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang terdidik.
Untuk membangkitkan motivasi intrinsik pada anak dapat ditempuh dengan jalan seperti guru merangsang motivasi intrinsik siswa dengan menanyakan
38
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan…,hal.62
39
Drs.H.M.Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan…, hal.85
40
Drs. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, Psikologi Belajar…, hal. 215
26
kembali apa yang menjadi cita-cita siswa, apa yang dibutuhkan siswa tersebut dalam mencapai cita-citanya dan sebagainya hingga motivasi
intrinsik siswa akan timbul dengan sendirinya.
b. Motivasi Ekstrinsik
Menurut Drs.H.M.Alisuf Sabri dalam buku Psikologi Pendidikan, mendefinisikan bahwa motivasi ekstrinsik adalah bentuk motivasi
yang berasal dari luar yang tidak secara langsung berkaitan dengan aktivitas belajar, seperti karena takut kepada guru, ingin
memperoleh hadiah dan sebagainya.
41
Menurut Drs.Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, memberikan pengertian tentang motivasi ekstrinsik ialah bentuk motivasi yang berasal
dari luar diri siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan kegiatan belajar.
42
Pada orang yang tingkat motivasi intrinsiknya lemah, justru motivasi ekstrinsik ini sangat diperlukan. Motivasi ekstrinsik yang diberikan secara
tepat justru secara perlahan dapat menanamkan motivasi intrinsik untuk belajar manakala belajar yang direkayasa dengan motivasi ekstrinsik
tersebut telah menjadi kebiasaan bagi pembelajar. Untuk dapat membangkitkan motivasi belajar anak, guru hendaknya
berusaha dengan berbagai cara. Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam rangka menumbuhkan motivasi
intrinsik antara lain: a. Pujian
b. Hadiah c. Hukuman
41
Drs.H.M.Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan…, hal.85
42
Drs. Abu Ahmadi dan Drs. Widodo Supriyono, Psikologi Belajar…, hal.215
27
Berdasarkan definisi-definisi diatas, maka motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh dari luar diri individu.
Misalnya seseorang mau belajar karena diajak atau disuruh oleh orang lain. Jika guru menghadapi siswa yang belum memiliki motivasi belajar yang
baik, seyogyanya guru berpegang teguh pada motivasi ekstrinsik dengan menggunakan penguat berupa hukuman dan hadiah. Guru sebagai pendidik
bertugas untuk memperkuat motivasi belajar siswa dengan melakukan tindakan mendidik seperti memberi hadiah, memuji, menegur, menghukum
atau memberi nasehat. Tindakan tersebut dapat menguatkan motivasi intrinsik dan ekstrinsik. Kebanyakan siswa tertarik belajar karena ingin
memperoleh hadiah atau menghindari hukuman.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat dua bentuk motivasi belajar dan cara yang dapat dilakukan dalam menumbuhkan motivasi
belajar pada siswa agar hasil belajar yang diperoleh menjadi lebih baik. Kuat lemahnya motivasi belajar siswa turut mempengaruhi
keberhasilannya. Karena motivasi belajar perlu diusahakan terutama yang berasal dari dalam diri, dengan cara senantiasa memikirkan masa depan yang
penuh dengan tantangan.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar