4.2 Uji Hipotesis Penelitian
4.2.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian
Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis penelitian dengan teknik analisis regresi berganda dengan menggunalan software SPSS 17. Seperti yang sudah
disebutkan pada bab 3, dalam regresi ada 5 hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R
2
untuk mengetahui berapa persen sumbangan atau kontribusi seluruh IV terhadap DV, kedua melihat signifikansi dampak atau pengaruh seluruh IV
terhadap DV, ketiga melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing-masing IV, keempat melihat besaran R
2
change untuk mengetahui berapa persen sumbangan atau kontribusi dari masing-masing IV dan terakhir
melihat apakah sumbangan dari masing-masing IV berpengaruh signifikan terhadap DV.
Langkah pertama peneliti menganalisis seberapa besar sumbangan yang diberikan oleh seluruh IV terhadap DV. Tabel R square dapat dilihat sebagai
berikut:
Tabel 4.3 R square
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
0,711
a
0,506 0,467
0,69777634 a. Predictors: Constant, Fase Rehabilitasi, Waypower, Usia,
CRNegatif, TangSupp, CRPositif, EmSupp, AffSupp, Willpower, PosSocInt, InfSupp
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa perolehan R square sebesar 0,506 atau 50,6. Artinya 50,6 variasi dari PTG dapat dijelaskan oleh variasi
dari seluruh IV sedangkan 49,4 sisanya dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Langkah selanjutnya yaitu menganalisis dampak atau pengaruh dari seluruh variabel independen terhadap posttraumatic growth. Adapun hasil uji F
dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.4 Anova
ANOVA
b
Model Sum of Squares
Df Mean Square
F Sig.
1 Regression
70,200 11
6,382 13,107
0,000
a
Residual 68,652
141 0,487
Total 138,852
152 a. Predictors: Constant, Fase Rehabilitasi, Waypower, Usia, CRNegatif, TangSupp, CRPositif,
EmSupp, AffSupp, Willpower, PosSocInt, InfSupp b. Dependent Variable: PTG
Berdasarkan tabel di atas di dapatkan signifikansinya adalah 0,000 sig 0,05, maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan
seluruh variabel independen terhadap postrraumatic growth ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan dari waypower, willpower, coping religius negatif,
coping religius positif, informational support, emotional support, affectionate support, positive social interaction, tangible support, fase rehabilitasi dan usia
terhadap posttraumatic growth. Langkah selanjutnya adalah melihat koefisien regresi tiap variabel
independen. Cara melihatnya adalah dengan melihat pada kolom yang paling kanan. Jika nilai sig 0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti
bahwa variabel besar tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap posttraumatic growth. Adapun penyajiannya ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Koefisien Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error
Beta 1
Constant 0,185
,0301 0,614
0,541 Waypower
0,162 0,087
0,153 1,873
0,063 Willpower
0,345 0,093
0,310 3,711
0,000 Coping Religius Negatif
-0,131 0,068
-0,122 -1,930
0,056 Coping Religius Positif
0,140 0,076
0,130 1,847
0,067 Informational Support
0,397 0,107
0,381 3,718
0,000 Emotional Support
-0,133 0,119
-0,124 -1,118
0,265 Affectionate Support
-0,084 0,101
-0,073 -0,825
0,411 Positive Social Interaction
0,187 0,099
0,172 1,900
0,059 Tangible Support
-0,070 0,084
-0,063 -0,835
0,405 Usia
-0,008 0,010
-0,048 -0,765
0,445 Fase Rehabilitasi
0,022 0,063
0,023 0,353
0,725 a. Dependent Variable: PTG
Berdasarkan koefisien regresi pada tabel di atas, dapat disampaikan bahwa persamaan pada posttraumatic growth adalah:
Posttraumatic growth = 0,185 + 0,162Waypower + 0,345Willpower –
0,131Coping Religius Negatif + 0,140Coping Religius Positif
+ 0,397Informational
Support –
0,133Emotional Support – 0,084Affectionate Support +
0,187Positive Social Interaction – 0,070Tangible
Support – 0,008Usia + 0,022Fase Rehabilitasi
Keterangan: = signifikan Dari persamaan di atas hanya ada dua koefisien regresi yang signifikan,
yaitu willpower dan informational support sedangkan sisa variabel lainnya tidak signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh masing-masing
IV adalah sebagai berikut: 1. Variabel waypower harapan: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,162
dengan signifikansi 0,063 sig 0,05, yang berarti bahwa variabel waypower harapan secara positif mempengaruhi posttraumatic growth dan tidak
signifikan. Jadi, semakin tinggi waypower maka semakin tinggi posttraumatic growth, dan dalam hal ini waypower tidak berpengaruh signifikan terhadap
posttraumatic growth. 2. Variabel harapan willpower harapan: diperoleh nilai koefisien regresi
sebesar 0,345 dengan signifikansi 0,000 sig 0,05, yang berarti bahwa variabel willpower harapan secara positif mempengaruhi posttraumatic
growth dan signifikan. Jadi, semakin tinggi willpower maka semakin tinggi posttraumatic growth, dan dalam hal ini willpower berpengaruh signifikan
terhadap posttraumatic growth. 3. Variabel coping religius negatif: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -
0,131 dengan signifikansi 0,056 sig 0,05, yang berarti bahwa variabel
coping religius negatif secara negatif mempengaruhi posttraumatic growth dan tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi coping religius negatif maka
semakin rendah posttraumatic growth, namun dalam hal ini coping religius negatif tidak berpengaruh signifikan terhadap posttraumatic growth.
4. Variabel coping religius positif: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,140 dengan signifikansi 0,067 sig 0,05, yang berarti bahwa variabel
coping religius positif secara positif mempengaruhi posttraumatic growth namun tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi coping religius positif maka
semakin tinggi posttraumatic growth, namun dalam hal ini coping religius positif tidak berpengaruh signifikan terhadap posttraumatic growth.
5. Variabel informational support social support: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,397 dengan signifikansi 0,000 sig 0,05, yang berarti
bahwa informational support social support secara positif mempengaruhi posttraumatic growth dan signifikan. Jadi, semakin tinggi informational
support maka semakin tinggi posttraumatic growth, dan informational support berpengaruh signifikan terhadap posttraumatic growth.
6. Variabel emotional support social support: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,133 dengan signifikansi 0,265 sig 0,05, yang berarti bahwa
emotional support social support secara negatif mempengaruhi
posttraumatic growth dan tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi emotional support maka semakin rendah posttraumatic growth, namun dalam hal ini
emotional support tidak berpengaruh signifikan terhadap posttraumatic growth.
7. Variabel affectionate support social support: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,084 dengan signifikansi 0,411 sig 0,05, yang berarti
bahwa affectionate support social support secara negatif mempengaruhi posttraumatic growth dan tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi affectionate
support maka semakin rendah posttraumatic growth, namun dalam hal ini affectoinate support tidak berpengaruh signifikan terhadap posttraumatic
growth. 8. Variabel positive social interaction social support: diperoleh nilai koefisien
regresi sebesar 0,187 dengan signifikansi 0,059 sig 0,05, yang berarti bahwa positive social interaction social support secara positif
mempengaruhi posttraumatic growth dan tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi positive social interaction maka semakin tinggi posttraumatic growth,
namun dalam hal ini positive social interaction tidak berpengaruh signifikan terhadap posttraumatic growth.
9. Variabel tangible support social support: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,070 dengan signifikansi 0,405 sig 0,05, yang berarti bahwa
tangible support social support secara negatif mempengaruhi posttraumatic growth dan tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi tangible support maka
semakin rendah posttraumatic growth, namun dalam hal ini tangible support tidak berpengaruh signifikan terhadap posttraumatic growth.
10. Variabel usia: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -0,008 dengan signifikansi 0,445 sig 0,05, yang berarti bahwa usia secara negatif
mempengaruhi posttraumatic growth dan tidak signifikan. Jadi, semakin tinggi usia maka semakin rendah posttraumatic growth, namun dalam hal ini
usia tidak berpengaruh signifikan terhadap posttraumatic growth. 11. Variabel fase rehabilitasi: diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,022
dengan signifikansi 0,725 sig 0,05, yang berarti bahwa fase rehabilitasi secara positif mempengaruhi posttraumatic growth dan tidak signifikan. Jadi,
semakin tinggi fase rehabilitasi maka semakin tinggi posttraumatic growth, namun dalam hal ini fase rehabilitasi tidak berpengaruh signifikan terhadap
posttraumatic growth. Pada tabel 4.5 koefisien regresi variabel independen di atas, dapat
diketahui IV mana yang memiliki pengaruh lebih besar. Menurut Umar 2010 untuk melihat perbandingan besar kecilnya pengaruh antara tiap IV terhadap DV
dapat diketahui dengan dua cara, yaitu dengan melihat signifikansinya dan standardized coefficients beta. Dari dua IV yang berpengaruh signifikan
terhadap DV diketahui perbandingan atau urutan IV yang memiliki pengaruh terbesar adalah sebagai berikut:
1. Informational support dengan beta = 0,381 2. Willpower dengan beta = 0,310
4.2.2 Pengujian Sumbangan Masing-masing Variabel Independen