Komponen dalam Harapan Hope

sesuatu yang relevan terkait dengan tujuan yang penting dan serius dalam hidup seseorang. Snyder menjelaskan bahwa ketika peluang untuk mencapai tujuan yang didambakan sama sekali tidak ada 0 atau peluangnya sangat pasti dapat dicapai 100 maka konsep harapan tidak relevan. Penyebabnya adalah hasilnya sudah dapat ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu, konsep harapan relevan pada tujuan yang terletak diantara sesuatu yang pasti akan tercapai dan sesuatu yang pasti tidak akan pernah tercapai Snyder, 1994. Tujuan dapat berjangka pendek dapat dicapai dalam waktu yang singkat atau berjangka panjang dicapai dalam waktu yang panjang Snyder, 2007. Tujuan harus bersifat dapat dicapai, tetapi juga dapat terdiri dari beberapa tingkat ketidakpastian Snyder, 2005.

2. Willpower

Snyder 1994 menyatakan bahwa willpower merupakan kekuatan pendorong dalam berpikir dengan penuh harapan hopeful thinking. Willpower adalah “the sense of mental energy that over time helps to propel person toward goal”. Agency thinking atau willpower merupakan kapasitas seseorang motivasi untuk menggunakan sebuah cara dalam mencapai keinginan yang diharapkan. Agency thinking merefleksikan tentang pemikiran untuk memulai sebuah cara atau jalan yang ingin diambil dan melanjutkan jalan yang diambil tersebut. Agency thinking sangat penting dalam pencapaian suatu tujuan, tetapi lebih memiliki pengaruh saat seseorang menghadapi rintangan atau hambatan Snyder, 2005. Berikut ini merupakan visualisasi dari konsep willpower menurut snyder: Bagan 2.4 Visualisasi Willpower Dalam visualisasi diatas, willpower tanda panah menggerakan seseorang dari poin A yang menggambarkan keadaan saat ini menuju ke pencapaian tujuan yang digambarkan dengan poin B. Willpower berisikan keteguhan hati dan komitmen yang dapat digunakan untuk membantu menggerakkan seseorang untuk maju ke arah pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam suatu momen tertentu. Willpower memunculkan persepsi seseorang untuk dapat melakukan dan mempertahankan suatu tindakan menuju pencapaian tujuan yang diinginkan terutama tujuan yang penting dalam kehidupan Snyder, 1994. Willpower dapat lebih mudah dibangkitkan ketika seseorang dapat memahami dan mempresentasikan tujuan yang jelas dalam benaknya. Tujuan yang samar tidak mencetuskan dorongan secara mental untuk maju. Oleh karena itu, ketika seseorang dapat mengklarifikasi tujuannya maka ia cenderung dapat mengisi dirinya dengan pemikiran yang aktif dan memberdayakan diri menuju pencapaian tujuan. Willpower juga memunculkan keyakinan dalam diri seseorang bahwa ia mampu melakukan suatu tindakan menuju pencapaian tujuan Snyder, 1994. Orang yang memiliki kapasitas agency thinking yang baik akan memiliki pernyataan atau perkataan pada dirinya sendiri seperti “Saya akan tetap berusaha” A B dan mereka akan menghasilkan serta menggunakan perkataan yang bersifat motivasional ketika menghadapi rintangan atau hambatan Snyder, 2007. Kemampuan seseorang untuk menciptakan willpower didasarkan pada pengalaman sebelumnya tentang keberhasilan yang mengaktifasikan benak dan tubuh kita untuk mengejar tujuan. Penting untuk digarisbawahi bahwa willpower tidak diperoleh ketika seseorang menjalani kehidupannya dengan mudah dimana tujuan dapat dicapai tanpa adanya rintangan. Seseorang yang memiliki willpower adalah seseorang yang telah mampu mengatasi kesulitan-kesulitan sebelumnya dalam hidup Snyder, 1994.

3. Waypower

Snyder 1994 mengemukakan definisi waypower sebagai berikut: “a mental capacity we can call on to find one more effective ways to reach our goal”. Waypower merefleksikan rencana atau peta jalur secara mental yang menunjuk pada pemikiran yang penuh harapan hopeful thinking. Waypower adalah kapasitas mental yang dapat digunakan untuk menemukan satu atau lebih cara yang efektif untuk mencapai tujuan Snyder, 1994. Pathways thinking atau waypower berkaitan dengan kapasitas seseorang dalam menggunakan jalan atau cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan Snyder, 2005. Waypower berhubungan dengan bagaimana seseorang mencari cara alternatif ketika sebuah cara tidak dapat digunakan seperti memiliki self-talk positif tentang bagaimana ia menemukan cara untuk mencapai tujuan yang diinginkannya Snyder, 2007. Berikut ini adalah visualisasi konsep waypower menurut Snyder 1994: Bagan 2.5 Visualisasi Waypower Dalam visualisasi diatas, waypower menunjukan suatu rute tanda panah yang harus dijalani dan dilalui seseorang dari poin A menuju tujuan poin B. Secara khusus, kemampuan waypower seseorang dapat ditetapkan dalam beberapa tujuan yang berbeda satu sama lain. Secara umum, seseorang tampak lebih mudah untuk merencanakan secara efektif ketika tujuan yang hendak dicapai dapat didefinisikan atau dioperasionalkan dengan baik. Sama seperti willpower, waypower lebih sering terjadi terkait dengan tujuan yang lebih penting. Tujuan yang lebih penting bagi seseorang cenderung memunculkan perencanaan yang kaya. Hal ini terjadi karena seseorang dalam perkembangannya cenderung menghabiskan banyak waktu untuk berpikir tentang bagaimana meraih tujuan yang lebih penting dan cenderung mempraktekkan perencanaan terkait dengan tujuan yang lebih penting tersebut Snyder, 1994. Kemampuan seseorang untuk menciptakan waypower didasarkan pada pengalaman sebelumnya tentang keberhasilan menemukan satu atau lebih cara mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Persepsi seseorang akan kemampuannya A B mengembangkan cara atau jalan menuju tujuannya kemungkinan diperkaya oleh pengalaman sebelumnya. Pengalaman keberhasilan sebelumnya yang dimaksud adalah dalam hal mengembangkan suatu cara atau jalur baru menuju tujuan pada saat adanya hambatan dalam menjalankan cara yang biasanya dipakai menuju tujuan tersebut Snyder, 1994. Dalam hal ini. waypower termasuk bersifat fleksibel untuk menemukan suatu alternatif jalur menuju pencapaian tujuan yang didambakan. “Jika anda tidak melakukannya dengan suatu cara tertentu, lakukanlah dengan cara yang berb eda” Snyder, 1994 Bagan 2.6 Visualisasi Waypower Terkait dengan Rintangan Hambatan Dalam visualisasi diatas tampak adanya jalur lurus dari poin A kedaaan saaat ini menuju poin B tujuan yang didambakan melalui jalur yang biasanya digunakan. Namun kemudian di antaranya terdapat hambatan kotak stop. Seseorang dengan kemampuan waypower yang tinggi secara mental mampu merencanakan jalur lainnya menuju tujuan yang didambakan tersebut panah melengkung. Keyakinan bahwa terdapat beberapa jalan atau jalur yang dapat dilalui menuju pencapaian tujuan dimiliki oleh seseorang dengan kemampuan A B STOP waypower yang tinggi. Dalam hal ini, seseorang mengubah blueprint yang dimilikinya dan menyesuaikannya dengan tujuan yang didambakan dan rintangan yang harus dihadapinya. Tidak semua orang dapat mempersepsikan bahwa dirinya mampu membuat suatu rencana baru melainkan kebanyakan orang cenderung merasa terhambat dan kehabisan cara ketika mengalami hambatan dalam usaha pencapaian tujuan Snyder, 1994.

2.2.3 Skema Willpower dan Waypower Terkait dengan Teori

 Emotions Emotions Learning History Pre-event Event Sequence Bagan 2.7 Skema Willpower dan Waypower Snyder, 2005 2.2.4 Variasi Harapan Berdasarkan Kombinasi Willpower dan Waypower Menurut Snyder 1994, seseorang yang memiliki personal sense of willpower sebaliknya juga memiliki pemikiran terkait waypower menuju pecapaian tujuan yang didambakan. Namun seringkali hal ini tidak terjadi. Penelitian menujukkan bahwa seseorang dengan kemampuan berpikir willpower tidak selalu memiliki pemikiran terkait waypower. Seseorang yang tidak memiliki keduanya, willpower Outcome value Waypower Willpower Goal behavior tercapai atau tidak tercapai Waypower Willpower dan waypower, tidak dapat dikatakan bahwa harapannya tinggi. Terdapat empat jenis variasi tentang kombinasi willpower dan waypower Snyder, 1994, yaitu: 1. Willpower rendah dan waypower rendah. Seseorang dapat dikatakan memiliki tingkat harapan yang rendah. Menurut Snyder 1994, seseorang dengan kombinasi pertama ini rentan mengalami depresi karena selalu berpikir bahwa dirinya tidak mampu meraih tujuan yang didambakannya. Hal ini semakin memburuk ketika seseorang tidak mampu mendefinisikan atau mengoptimalkan tujuannya. 2. Willpower tinggi dan waypower rendah. Seseorang tampak memiliki energi yang cukup untuk mencapai tujuan yang diharapkan namun tidak berpikir bahwa dirinya menuju tujuan yang didambakan. Menurut Snyder 1994 dalam beberapa keadaan, ketidakmampuan seseorang dalam berpikir tentang cara untuk mencapai suatu tujuan willpower cenderung mengakibatkan frustasi atau kemarahan yang diasosiasikan dengan kinerjanya yang buruk. Selain itu, ketika waypower yang rendah terus dirasakan dalam jangka waktu yang lama maka seseorang cenderung akan mengalami kehilangan waypower. 3. Willpower rendah dan waypower tinggi, dalam benaknya memiliki berbagai kemungkinan yang dapat dilakukan tentang bagaimana caranya meraih tujuan namun cenderung memiliki keyakinan yang rendah akan kemampuannya dalam menggunakan berbagai kemungkinan yang ada Snyder, 1994. 4. Willpower tinggi dan waypower tinggi, merupakan profil diri seseorang dengan tingkat harapan yang tinggi. Seseorang cenderung memiliki mental