Tabel 3.4 Blueprint Skala Social Support
Variabel Aspek
No Item Jumlah
Favorable Unfavorable
Social Support
Informational Support 2, 7, 12, 17
- 4
Emotional Support 1, 6, 11, 16
- 4
Affectionate Support 4, 9, 14, 19
- 4
Positive Social Interaction
5, 10, 15, 20 -
4
Tangible Support 3, 8, 13, 18
- 4
3.5 Pengujian Validitas Konstruk
Pada instrumen 1 Posttraumatic growth, 2 Coping religius, 3 Harapan hope, dan 4 Dukungan Sosial, peneliti melakukan uji validitas konstruk instrumen
tersebut. Oleh karena itu, digunakan CFA Confirmatory Factor Analysis untuk pengujian validitas instrumen tersebut. Adapun logika dari CFA menurut Umar
2010 adalah:
1. Melihat signifikan tidaknya aitem tersebut mengukur faktornya dengan melihat nilai t bagi koefisian muatan faktor aitem. Perbandingannya adalah
jika t 1.96 maka aitem tersebut signifikan dan begitu pula sebaliknya. Adapun aitem tersebut signifikan maka aitem tidak akan di drop dan
sebaliknya.
2. Melihat koefisien muatan faktor dari aitem. Jika aitem tersebut sudah di skoring dengan favorable pada skala Likert 1
– 4, maka nilai koefisien muatan faktor pada aitem harus bermuatan positif, dan sebaliknya. Apabila
aitem tersebut favorable, namun koefisien muatan faktor aitem bernilai negatif maka aitem tersebut di drop dan sebaliknya.
3. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran aitem terlalu banyak berkorelasi, maka aitem tersebut akan di drop. Sebab, aitem yang demikian selain
mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain.
Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan bantuan software LISREL 8.70.
3.6 Uji Validitas Konstruk
3.6.1 Uji Validitas Konstruk Posttraumatic growth
1. Appreciation of Life
Peneliti mengujji apakah 5 aitem yang ada bersifat unidimensional dengan mengukur skala posttraumatic growth appreciation of life yang digunakan. Dari
hasil awal analisis CFA yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan Chi-Square = 12,64, df = 2, P-value = 0,00180, RMSEA = 0,187. Setelah
dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa aitem dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model
fit seperti pada gambar di bawah ini:
Bagan 3.1 Analisis Faktor Konfirmatorik Posttraumatic growth Appreciation
of Life
Dari gambar 3.1, nilai Chi-Square menghasilkan P-value 0,05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat
diterima, bahwa seluruh aitem mengukur satu faktor saja yaitu PTG appreciation of life.
Kemudian melihat apakah signifikan aitem tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah aitem tersebut perlu di drop atau
tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari aitem. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.5 Muatan Faktor Aitem
Posttraumatic growth Appreciation of Life No
Koefisien Standar Error
Nilai T Signifikan
1 0,84
0,09 9,41
V 6
0,68 0,09
7,88 V
11 0,95
0,10 9,61
V 16
0,61 0,09
7,08 V
Pada tabel di atas, didapatkan seluruh aitem memiliki nilai t 1,96 yang artinya koefisien muatan faktor aitem-aitem tersebut signifikan. Selanjutnya
melihat apakah faktor dari aitem ada yang bermuatan negatif atau tidak. Berdasarkan tabel 3.5, pada kolom koefisien tidak terdapat aitem yang muatan
faktornya negatif. Dengan demikian pada tahapan ini tidak ada aitem yang di drop.
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran aitem yang saling berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa aitem-aitem tersebut bersifat
multidimensional pada dirinya masing-masing, dan tidak hanya mengukur apa yang seharusnya diukur. Korelasi kesalahan pengukuran aitem ditampilkan pada
tabel di bawah ini:
Tabel 3.6 Matriks Korelasi antar Kesalahan Pengukuran dari Aitem PTG
Appreciation of Life 1
3 5
7 9
1 1
3 1
5 V
1 7
V 1
9 1
Tanda V menunjukkan korelasi kesalahan pengukuran aitem
Pada tabel di atas dapat dilihat korelasi antar kesalahan pengukuran aitem. Aitem yang baik adalah kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi satu sama
lain, seperti aitem 3 dan 9. Sedangkan aitem yang tidak bagus yaitu 1, 5, dan 7 karena terdapat kesalahan pengukuran aitem yang saling berkorelasi. Artinya, jika
aitem yang kesalahan pengukurannya berkorelasi dengan kesalahan pengukuran lainnya, maka aitem tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga
mengukur hal lain. Namun, aitem 1, 5 dan 7 tetap tidak akan di drop karena kesalahan
pengukuran aitem hanya berkorelasi satu dengan kesalahan pengukuran aitem lainnya. Dengan demikian seluruh aitem pada faktor ini bobot nilainya akan
diikutsertakan dalam analisis perhitungan skor faktor. Langkah terakhir yaitu aitem-aitem PTG appreciation of life yang tidak
di drop dihitung faktor skornya. Faktor skor ini dihitung untuk menghindari
estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi perhitungan faktor skor ini tidak menjumlahkan aitem-aitem variabel pada umumnya.
Setelah didapatkan faktor skor nilai inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Perlu dicatat, bahwa hal yang sama juga berlaku
untuk variabel-variabel lain pada penelitian ini. 2.
Relating to Others
Peneliti mengujji apakah 6 aitem yang ada bersifat unidimensional dengan mengukur skala posttraumatic growth relating to others yang digunakan. Dari
hasil awal analisis CFA yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan Chi-Square = 29,82, df = 9, P-value = 0,00047, RMSEA = 0,123. Setelah
dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa aitem dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model
fit dengan Chi-Square = 5,35, df = 7, P-Value = 0,61761, RMSEA = 0,000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value 0,05 tidak signifikan, yang artinya model
dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh aitem
mengukur satu faktor saja yaitu PTG relating to others.
Selanjutnya peneliti melihat apakah signifikan aitem tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah aitem tersebut perlu di
drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.7 Muatan Faktor Aitem
Posttraumatic Growth Relating to Others No
Koefisien Standar Error
Nilai T Signifikan
2 0,47
0,08 5,67
V 7
0,79 0,07
10,63 V
12 0,55
0,08 6,66
V 17
0,82 0,07
11,28 V
20 0,63
0,08 7,96
V 22
0,67 0,08
8,65 V
Keterangan: tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Pada tabel di atas dapat dilihat seluruh aitem memiliki nilai t 1,96 yang artinya koefisien muatan faktor aitem-aitem tersebut signifikan. Selanjutnya
berdasarkan tabel 3,7, pada kolom koefisien tidak terdapat aitem yang muatan faktornya negatif. Dengan demikian pada tahapan ini tidak ada aitem yang di
drop. Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran aitem yang
saling berkorelasi. Korelasi kesalahan pengukuran aitem didapatkan pada beberapa aitem, yaitu nomor 2, 7 dan 12. Namun aitem ini tidak di drop karena
hanya terdapat satu korelasi kesalahan pengukuran. Dengan demikian seluruh aitem pada faktor ini akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.
3. Personal Strength
Peneliti mengujji apakah 4 aitem yang ada bersifat unidimensional dengan mengukur skala posttraumatic growth personal strength yang digunakan. Dari
hasil awal analisis CFA yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan Chi-Square = 29,82, df = 9, P-value = 0,00047, RMSEA = 0,123. Setelah
dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa aitem dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model
fit dengan Chi-Square = 0,40, df = 1, P-Value = 0,52926, RMSEA = 0,000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-Value 0,05 tidak signifikan, yang artinya model
dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh aitem
mengukur satu faktor saja yaitu PTG personal strength.
Kemudian peneliti melihat apakah signifikan aitem tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah aitem tersebut perlu di
drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.8 Muatan Faktor Aitem
Posttraumatic Growth Personal Strength No
Koefisien Standar Error
Nilai T Signifikan
3 0,66
0,09 7,00
V 8
0,85 0,11
7,96 V
13 0,47
0,09 5,37
V 18
0,74 0,11
6,79 V
Keterangan: tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Pada tabel 3.8 dapat dilihat seluruh aitem memiliki nilai t 1,96 yang artinya koefisien muatan faktor aitem-aitem tersebut signifikan. Selanjutnya pada
kolom koefisien tidak terdapat aitem yang muatan faktornya negatif. Dengan demikian pada tahapan ini tidak ada aitem yang di drop.
Pada model pengukuran ini, didapatkan bahwa korelasi kesalahan aitem pada faktor ini hampir keseluruhan tidak berkorelasi satu sama lain, hanya aitem
nomor 8 yang berkorelasi dengan aitem nomor 18. Namun aitem ini tidak di drop karena hanya terdapat satu korelasi kesalahan pengukuran. Dengan demikian
seluruh aitem pada faktor ini akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.
4. New Possibilities
Pada uji validitas awal aitem skala Posttraumatic growth new possibilities, peneliti mengujji 5 aitem yang ada dan didapatkan nilai T serta
koefisien muatan faktor seluruh aitem negatif, yang artinya aitem-aitem tersebut tidak signifikan. Kemudian peneliti mencoba men-drop aitem dengan nilai T
terendah aitem nomor 14 dan menganalisinya kembali menggunakan CFA. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan
Chi-Square = 9,92, df = 2, P-value = 0,00700, RMSEA = 0,161. Setelah dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa aitem
dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi- Square = 0,06, df = 1, P-Value = 0,80676, RMSEA = 0,000. Nilai Chi-Square
menghasilkan P-Value 0,05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh aitem mengukur satu faktor
saja yaitu PTG new possibilities.
Kemudian peneliti melihat apakah signifikan aitem tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah aitem tersebut perlu di
drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut: Tabel 3.9
Muatan Faktor Aitem Posttraumatic growth New Possibilities
No Koefisien
Standar Error Nilai T
Signifikan 4
0,46 0,10
4,42 V
9 0,44
0,10 4,33
V 19
0,89 0,16
5,47 V
21 0,87
0,16 5,36
V Keterangan: tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Pada tabel 3.9 dapat dilihat seluruh aitem memiliki nilai t 1,96 yang artinya koefisien muatan faktor aitem-aitem tersebut signifikan. Selanjutnya pada
kolom koefisien tidak terdapat aitem yang muatan faktornya negatif. Dengan demikian pada tahapan ini tidak ada aitem yang di drop.
Pada model pengukuran ini, didapatkan bahwa korelasi kesalahan aitem pada faktor ini hampir keseluruhan tidak berkorelasi satu sama lain, hanya aitem
nomor 9 yang berkorelasi dengan aitem nomor 19. Namun aitem ini tidak di drop karena hanya terdapat satu korelasi kesalahan pengukuran. Dengan demikian pada
faktor ini aitem yang didrop adalah aitem nomor 14.
5. Spiritual Change
Peneliti mengujji apakah 3 aitem yang ada bersifat unidimensional dengan mengukur skala posttraumatic growth spiritual change yang digunakan. Dari
hasil awal analisis CFA yang dilakukan, didapatkan model satu faktor fit, dengan Chi-Square = 0,00, df = 0, P-value = 1,00000, RMSEA = 0,000. Nilai Chi-Square
menghasilkan P-Value 0,05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh aitem mengukur satu faktor
saja yaitu PTG spiritual change.
Kemudian peneliti melihat apakah signifikan aitem tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah aitem tersebut perlu di
drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.10 Muatan Faktor Aitem
Posttraumatic growth Spiritual Change No
Koefisien Standar Error
Nilai T Signifikan
5 0,55
0,09 6,36
V 10
0,88 0,09
9,33 V
15 0,68
0,09 7,62
V Keterangan: tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Pada tabel di atas dapat dilihat seluruh aitem memiliki nilai t 1,96 yang artinya koefisien muatan faktor aitem-aitem tersebut signifikan. Selanjutnya pada
kolom koefisien tidak terdapat aitem yang muatan faktornya negatif. Dengan demikian pada tahapan ini tidak ada aitem yang di drop. Pada model pengukuran
ini, tidak didapatkan korelasi kesalahan antar aitem. Dengan demikian tidak ada aitem yang di drop pada faktor ini.
3.6.2 Uji Validitas Konstruk Harapan Hope
1. Waypower
Peneliti mengujji apakah 5 aitem yang ada bersifat unidimensional dengan mengukur skala harapan waypower yang digunakan. Dari hasil awal analisis
CFA yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan Chi-Square = 97,00, df = 5, P-value = 0,00000, RMSEA = 0,348. Namun, setelah dilakukan
modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa aitem dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya diperoleh model fit dengan Chi-Square
= 5,56, df = 2, P-value = 0,06217, RMSEA = 0,108. Nilai Chi-Square
menghasilkan P-value 0,05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh aitem mengukur satu faktor
saja yaitu waypower.
Langkah selanjutnya adalah dengan melihat apakah signifikan aitem tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah
aitem tersebut perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t 1,96 artinya aitem tersebut
signifikan dan sebaliknya.bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.11 Muatan Faktor Aitem
Waypower No
Koefisien Standar Error
Nilai T Signifikan
2 0,37
0,08 4,46
V 4
0,66 0,07
8,81 V
6 0,91
0,07 13,86
V 8
0,88 0,07
13,18 V
10 0,72
0,07 9,94
V Keterangan: tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.12 dapat kita lihat bahwa seluruh aitem signifikan t 1,96 dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya koefisien muatan faktor
aitem-aitem tersebut signifikan. Dengan demikian pada tahapan ini aitem-aitem tersebut tidak akan di drop.
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran aitem yang saling berkorelasi. Hanya satu aitem yang bersifat unidimensional yaitu aitem
nomor 6. Aitem yang tidak bagus adalah aitem 2 dan akan di drop. Karena kesalahan pengukuran aitem tersebut terlalu banyak berkorelasi dengan kesalahan
pengukuran aitem lainnya. Aitem 4, 8, dan 10 bersifat multidimensional, namun tetap tidak di drop karena kesalahan pengukuran aitem hanya berkorelasi satu
dengan kesalahan pengukuran aitem lainnya. Dengan demikian hanya aitem 4, 6, 8 dan 10 yang bobot nilainya akan diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor.
2. Willpower
Peneliti mengujji apakah 5 aitem yang ada bersifat unidimensional dengan mengukur skala harapan willpower yang digunakan. Dari hasil awal analisis
CFA yang dilakukan, didapatkan model satu faktor fit, dengan Chi-Square = 2,48, df = 5, P-value = 0,77941, RMSEA = 0,000. Nilai Chi-Square menghasilkan P-
value 0,05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh aitem mengukur satu faktor saja
yaitu willpower. Langkah selanjutnya dengan melihat apakan signifikan aitem tersebut
mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah aitem tersebut perlu di drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil
tentang koefisien muatan faktor dari aitem. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.12 Muatan Faktor Aitem
Willpower No
Koefisien Standar Error
Nilai T Signifikan
1 0,67
0,08 8,55
V 3
0,65 0,08
8,16 V
5 0,55
0,08 6,76
V 7
0,77 0,08
10,29 V
9 0,76
0,08 10,12
V Keterangan: tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Pada tabel 3.11, didapatkan seluruh aitem memiliki nilai t 1,96 yang artinya koefisien muatan faktor aitem-aitem tersebut signifikan. Selanjutnya
berdasarkan tabel tersebut pada kolom koefisien tidak terdapat aitem yang muatan faktornya negatif. Dengan demikian pada faktor ini tidak ada aitem yang di drop.
Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan pengukuran aitem yang saling berkorelasi. Artinya dapat disimpulkan bahwa aitem-aitem tersebut
bersifat unidimensional. Item yang baik adalah kesalahan pengukurannya tidak berkorelasi satu sama lain. Dengan demikian tidak ada aitem yang di drop pada
faktor ini.
3.6.3 Uji Validitas Konstruk Coping Religius 1.
Coping Religius Positif
Peneliti mengujji apakah 6 aitem yang ada bersifat unidimensional dengan mengukur skala coping religius coping religius positif yang digunakan. Dari
hasil awal analisis CFA yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan Chi-Square = 41,32, df = 9, P-value = 0,00000, RMSEA = 0,154. Namun,
setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa aitem dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model
fit dengan Chi-Square = 14,06, df = 7, P-value = 0,05011, RMSEA = 0,081. Nilai
Chi-Square menghasilkan P-value 0,05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh aitem
mengukur satu faktor saja yaitu coping religius positif.
Tahap selanjutnya adalah dengan melihat apakah signifikan aitem tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah aitem
tersebut perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.13 Muatan Faktor Aitem Coping Religius Positif
No Koefisien
Standar Error Nilai T
Signifikan 1
0,65 0,08
8,25 V
3 0,76
0,08 9,98
V 5
0,54 0,08
6,49 V
7 0,77
0,08 10,27
V 9
0,67 0,08
8,50 V
11 0,59
0,08 7,28
V Keterangan: tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.13 dapat dilihat bahwa seluruh aitem signifikan t 1,96 dan semua koefisien bermuatan positif. Artinya koefisien muatan faktor
aitem-aitem tersebut signifikan. Dengan demikian pada tahapan ini aitem-aitem tersebut tidak akan di drop.
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran aitem yang saling berkorelasi. Aitem nomor 5, 9 dan 11 bersifat multidimensional namun
tidak di drop karena kesalahan pengukuran aitem hanya berkorelasi satu dengan kesalahan pengukuran aitem lainnya. Dengan demikian seluruh aitem
diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor.
2. Coping Religius Negatif
Peneliti mengujji apakah 5 aitem yang ada bersifat unidimensional dengan mengukur skala coping religius coping religius negatif yang digunakan. Dari
hasil awal analisis CFA yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan Chi-Square = 45,13, df = 5, P-value = 0,00000, RMSEA = 0,230. Namun,
setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa aitem dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model
fit dengan Chi-Square = 3,63, df = 3, P-value = 0,30441, RMSEA = 0,037. Nilai
Chi-Square menghasilkan P-value 0,05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh aitem
mengukur satu faktor saja yaitu coping religius negatif.
Selanjutnya dengan melihat apakah signifikan aitem tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah aitem tersebut perlu di
drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.14 Muatan Faktor Aitem Coping Religius Negatif
No Koefisien
Standar Error Nilai T
Signifikan 2
0,69 0,08
8,97 V
4 0,01
0,09 0,07
X 6
0,77 0,08
10,01 V
8 0,19
0,09 2,19
V 10
0,86 0,08
11,44 V
Keterangan: tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa aitem nomor 4 tidak signifikan t 1,96, sedangkan aitem lainnya signifikan t 1,96 artinya pada
aitem nomor 4 akan di drop dan tidak diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor. Sedangkan pada kolom koefisien tidak ada koefisien yang bermuatan
negatif. Dengan demikian pada tahapan ini hanya aitem nomor 4 yang di drop. Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran aitem yang
saling berkorelasi. Aitem nomor 2, 4, 6, dan 8 bersifat multidimensional namun tidak di drop karena kesalahan pengukuran aitem hanya berkorelasi satu dengan
kesalahan pengukuran aitem lainnya. Dengan demikian pada faktor ini hanya aitem nomer 4 yang di drop dan diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor.
3.6.4 Uji Validitas Konstruk Social Support
1. Informational Support
Peneliti mengujji apakah 4 aitem yang ada bersifat unidimensional dengan mengukur skala social support informational support yang digunakan. Dari hasil
awal analisis CFA yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan Chi-Square = 13,35, df = 2, P-value = 0,00126, RMSEA = 0,193. Namun, setelah
dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa aitem dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model
fit dengan Chi-Square = 0,03, df = 1, P-value = 0,86940, RMSEA = 0,000. Nilai
Chi-Square menghasilkan P-value 0,05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh aitem
mengukur satu faktor saja yaitu social support informational support.
Tahapan selanjutnya adalah dengan melihat apakah signifikan aitem tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah
aitem tersebut perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.15 Muatan Faktor Aitem
Informational Support No
Koefisien Standar Error
Nilai T Signifikan
2 0,67
0,07 8,96
V 7
0,76 0,07
10,51 V
12 0,99
0,07 15,32
V 17
0,74 0,07
10,15 V
Keterangan: tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh aitem signifikan t 1,96 dan seluruh koefisien bermuatan positif. Artinya koefisien muatan faktor
aitem-aitem tersebut signifikan. Dengan demikian pada tahapan ini aitem-aitem tersebut tidak akan di drop.
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran aitem yang saling berkorelasi. Hampir seluruh aitem bersifat unidimensional, namun hanya
aitem nomor 2 dan 7 yang saling berkorelasi. Namun aitem-aitem ini tidak di drop karena kesalahan pengukuran aitem hanya berkorelasi satu dengan kesalahan
pengukuran aitem lainnya. Dengan demikian pada faktor ini seluruh aitem diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor.
2. Emotional Support
Peneliti mengujji apakah 4 aitem yang ada bersifat unidimensional dengan mengukur skala social support emotional support yang digunakan. Dari hasil
awal analisis CFA yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan Chi-Square = 10,46, df = 2, P-value = 0,00536, RMSEA = 0,167. Namun, setelah
dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa aitem dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model
fit dengan Chi-Square = 0,05, df = 1, P-value = 0,82935, RMSEA = 0,000. Nilai
Chi-Square menghasilkan P-value 0,05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh aitem
mengukur satu faktor saja yaitu social support emotional support.
Langkah selanjutnya dengan melihat apakah signifikan aitem tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah aitem
tersebut perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.16 Muatan Faktor Aitem
Emotional Support No
Koefisien Standar Error
Nilai T Signifikan
1 0,84
0,07 11,41
V 6
0,84 0,07
11,42 V
11 0,62
0,08 7,87
V 16
0,66 0,08
8,54 V
Keterangan: tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.15 dapat dilihat bahwa seluruh aitem signifikan t 1,96 dan seluruh koefisien bermuatan positif. Artinya koefisien muatan faktor
aitem-aitem tersebut signifikan. Dengan demikian pada tahapan ini aitem-aitem tersebut tidak akan di drop.
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran aitem yang saling berkorelasi. Hampir seluruh aitem bersifat unidimensional, namun hanya
aitem nomor 11 dan 16 yang saling berkorelasi. Namun aitem-aitem ini tidak di drop karena kesalahan pengukuran aitem hanya berkorelasi satu dengan kesalahan
pengukuran aitem lainnya. Dengan demikian pada faktor ini seluruh aitem
diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor. 3.
Affectionate Support
Peneliti mengujji apakah 4 aitem yang ada bersifat unidimensional dengan mengukur skala social support affectionate support yang digunakan. Dari hasil
awal analisis CFA yang dilakukan, didapatkan model satu faktor fit, dengan Chi- Square = 0,31, df = 2, P-value = 0,85729, RMSEA = 0,000. Kemudian nilai Chi-
Square menghasilkan P-value 0,05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh aitem
mengukur satu faktor saja yaitu social support affectionate support.
Tahapan selanjutnya adalah dengan melihat apakah signifikan aitem tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah
aitem tersebut perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.17 Muatan Faktor Aitem
Affectionate Support No
Koefisien Standar Error
Nilai T Signifikan
4 0,58
0,08 6,88
V 9
0,66 0,08
8,07 V
14 0,67
0,08 8,15
V 19
0,80 0,08
10,01 V
Keterangan: tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.18 dapat dilihat bahwa seluruh aitem signifikan t 1,96 dan seluruh koefisien bermuatan positif. Artinya koefisien muatan faktor
aitem-aitem tersebut signifikan. Dengan demikian pada tahapan ini aitem-aitem tersebut tidak akan di drop.
Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan pengukuran aitem yang saling berkorelasi. Seluruh aitem bersifat unidimensional, yang artinya
aitem-aitem tersebut hanya mengukur apa yang hendak diukur. Dengan demikian
seluruh aitem pada faktor ini diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor. 4.
Positive Social Interaction
Peneliti mengujji apakah 4 aitem yang ada bersifat unidimensional dengan mengukur skala social support positive social interaction yang digunakan. Dari
hasil awal analisis CFA yang dilakukan, didapatkan model satu faktor fit, dengan Chi-Square = 5,48, df = 2, P-value = 0,06473, RMSEA = 0,107, Kemudian nilai
Chi-Square menghasilkan P-value 0,05 tidak signifikan, yang artinya model
dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh aitem
mengukur satu faktor saja yaitu social support positive social interaction.
Langkah selanjutnya adalah dengan melihat apakah signifikan aitem tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah
aitem tersebut perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.18 Muatan Faktor Aitem
Positive Social Interaction No
Koefisien Standar Error
Nilai T Signifikan
5 0,58
0,08 7,16
V 10
0,80 0,07
10,75 V
15 0,78
0,08 10,36
V 20
0,74 0,08
9,66 V
Keterangan: tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa seluruh aitem signifikan t 1,96 dan seluruh koefisien bermuatan positif. Artinya koefisien muatan faktor
aitem-aitem tersebut signifikan. Dengan demikian pada tahapan ini aitem-aitem tersebut tidak akan di drop.
Pada model pengukuran ini tidak terdapat kesalahan pengukuran aitem yang saling berkorelasi. Seluruh aitem bersifat unidimensional, yang artinya
aitem-aitem tersebut hanya mengukur apa yang hendak diukur. Dengan demikian seluruh aitem pada faktor ini diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor.
5. Tangible Support
Peneliti mengujji apakah 4 aitem yang ada bersifat unidimensional dengan mengukur skala social support tangible support yang digunakan. Dari hasil awal
analisis CFA yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan Chi- Square = 13,35, df = 2, P-value = 0,00126, RMSEA = 0,193. Namun, setelah
dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa aitem dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model
fit dengan Chi-Square = 0,09, df = 1, P-value = 0,76213, RMSEA = 0,000. Nilai
Chi-Square menghasilkan P-value 0,05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh aitem
mengukur satu faktor saja yaitu social support tangible support.
Tahapan selanjutnya adalah dengan melihat apakah signifikan aitem tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah
aitem tersebut perlu di drop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat
nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut: Tabel 3.19
Muatan Faktor Aitem Tangible Support
No Koefisien
Standar Error Nilai T
Signifikan 3
0,50 0,09
5,81 V
8 0,76
0,09 8,38
V 13
0,73 0,10
7,60 V
18 0,69
0,10 7,20
V Keterangan: tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan
Berdasarkan tabel 3.17 dapat dilihat bahwa seluruh aitem signifikan t 1,96 dan seluruh koefisien bermuatan positif. Artinya koefisien muatan faktor
aitem-aitem tersebut signifikan. Dengan demikian pada tahapan ini aitem-aitem tersebut tidak akan di drop.
Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran aitem yang saling berkorelasi. Hampir seluruh aitem bersifat unidimensional, namun hanya
aitem nomor 13 dan 18 yang saling berkorelasi. Namun aitem-aitem ini tidak di drop karena kesalahan pengukuran aitem hanya berkorelasi satu dengan kesalahan
pengukuran aitem lainnya. Dengan demikian pada faktor ini seluruh aitem diikutsertakan dalam perhitungan skor faktor.
3.7 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, antara lain: 1. Peneliti menerjemahkan aitem-aitem alat ukur Posttraumatic growth PTG,
harapan, coping religius dan dukungan sosial dari bahasa aslinya yaitu, bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia serta menyesuaikan bahasa yang
digunakan dengan kondisi subjek di UPT TR BNN. 2. Menambahkan data-data demografis yang dibutuhkan dan menyusun format
dari alat ukur, seperti pengaturan tampilan huruf dan halaman kuesioner, penelitian pengantar dan petunjuk pengisian.
3. Mendiskusikan aitem-aitem dengan dua orang dosen untuk mengecek ketepatan hasil adaptasi pada aitem-aitem skala PTG, harapan, coping religius
dan dukungan sosial.
4. Membuat surat izin penelitian kepada pihak Fakultas Psikologi dan mengantarkannya kepada pihak UPT TR BNN.
5. Setelah peneliti mendapatkan izin dari pihak UPT TR BNN untuk melakukan penelitian, peneliti menyebarkan skala dengan bantuan pihak UPT
TR BNN dan menyesuaikan waktu pembagian skala dengan waktu yang ada agar tidak mengganggu program yang terdapat di UPT TR BNN.
Penelitian dilakukan pada tanggal 21-23 September 2011.
3.8 Metode Analisis Data