2. Melihat koefisien muatan faktor dari aitem. Jika aitem tersebut sudah di skoring dengan favorable pada skala Likert 1
– 4, maka nilai koefisien muatan faktor pada aitem harus bermuatan positif, dan sebaliknya. Apabila
aitem tersebut favorable, namun koefisien muatan faktor aitem bernilai negatif maka aitem tersebut di drop dan sebaliknya.
3. Terakhir, apabila kesalahan pengukuran aitem terlalu banyak berkorelasi, maka aitem tersebut akan di drop. Sebab, aitem yang demikian selain
mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain.
Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan bantuan software LISREL 8.70.
3.6 Uji Validitas Konstruk
3.6.1 Uji Validitas Konstruk Posttraumatic growth
1. Appreciation of Life
Peneliti mengujji apakah 5 aitem yang ada bersifat unidimensional dengan mengukur skala posttraumatic growth appreciation of life yang digunakan. Dari
hasil awal analisis CFA yang dilakukan, didapatkan model satu faktor tidak fit, dengan Chi-Square = 12,64, df = 2, P-value = 0,00180, RMSEA = 0,187. Setelah
dilakukan modifikasi pada model ini, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa aitem dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model
fit seperti pada gambar di bawah ini:
Bagan 3.1 Analisis Faktor Konfirmatorik Posttraumatic growth Appreciation
of Life
Dari gambar 3.1, nilai Chi-Square menghasilkan P-value 0,05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional dapat
diterima, bahwa seluruh aitem mengukur satu faktor saja yaitu PTG appreciation of life.
Kemudian melihat apakah signifikan aitem tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Sekaligus menentukan apakah aitem tersebut perlu di drop atau
tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari aitem. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap
koefisien muatan faktor, seperti pada tabel berikut: