dengan wanita yang menderita kanker payudara dalam Diggens, 2003. Selanjutnya Park serta Tedeschi Calhoun menyebutkan bahwa orang yang
mengalami pengalaman traumatik yang berat atau masalah yang lebih berat dalam hidup akan mengalami kemungkinan perkembangan PTG yang lebih baik dalam
Diggens, 2003. i.
Faktor Lain Dalam studi Manne dkk 2004 pada pasien kanker payudara dan
pasangannya, positive reappraisal, emotional processing, emotional expression, dan cognitve processing memiliki hubungan dengan PTG. Calhoun dkk 2000
mengemukakan bahwa cognitive process dan agama memiliki korelasi yang positif dengan PTG. Faktor lain yang juga memberikan pengaruh pada PTG antara
lain positive reappraisal coping, acceptance coping dan pencarian dukungan sosial seeking social support Prati Pietrantoni, 2009, status ekonomi, self-
esteem, positive affect, negative affect, intrusive-avoidant thoughts, global distress dan life satisfaction yang juga memberikan sumbangsih pengaruh kepada
perkembangan PTG seseorang Helgeson, dalam Prati Petrantoni, 2009, dan self disclosure Tedeschi Calhoun, 2004.
2.2 Harapan Hope
2.2.1 Pengertian
Snyder Lopez 2007 mendefinisikan harapan hope sebagai pikiran seseorang yang menuju pada tujuan secara langsung dengan menggunakan waypower atau
pathways thinking cara dalam mencapai keinginan dan willpower atau agency thinking motivasi untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Hanya tujuan dengan nilai yang sesuai dengan individu yang dapat dipertimbangkan untuk digunakan sebagai harapan. Tujuan tersebut mungkin
berkaitan dengan hal-hal yang mengarah dengan tujuan yang diinginkan atau hal- hal yang mengarah pada penghentian kejadian yang tidak diinginkan. Orang yang
memiliki harapan yang tinggi memiliki emosi positif dan semangat yang bersumber dari sejarah kesuksesan yang pernah dicapai, sedangkan orang yang
memiliki harapan yang rendah memiliki emosi negatif dan emosi yang datar yang bersumber dari sejarah kegagalan yang terjadi dan tidak dapat menemukan cara
alternatif lain Snyder, 2007. Snyder 1994 harapan hope
adalah :“the sum of the mental willpower dan waypower that you have for your goals
”. Menurut Snyder 1994, bagaimana seseorang berpikir dan menginterpretasikan lingkungan eksternalnya merupakan
kunci untuk memahami harapan. Harapan memiliki 3 komponen utama, yaitu goal, waypower, dan willpower.
2.2.2 Komponen dalam Harapan Hope
Menurut Snyder 1994 komponen harapan antara lain:
1. Tujuan goal
Tujuan merupakan suatu objek, pengalaman atau hasil yang dibayangkan dan didambakan oleh seseorang dalam benaknya. Konsep harapan menjadi
sesuatu yang relevan terkait dengan tujuan yang penting dan serius dalam hidup seseorang. Snyder menjelaskan bahwa ketika peluang untuk mencapai tujuan yang
didambakan sama sekali tidak ada 0 atau peluangnya sangat pasti dapat dicapai 100 maka konsep harapan tidak relevan. Penyebabnya adalah hasilnya
sudah dapat ditentukan sebelumnya. Oleh karena itu, konsep harapan relevan pada tujuan yang terletak diantara sesuatu yang pasti akan tercapai dan sesuatu yang
pasti tidak akan pernah tercapai Snyder, 1994. Tujuan dapat berjangka pendek dapat dicapai dalam waktu yang singkat
atau berjangka panjang dicapai dalam waktu yang panjang Snyder, 2007. Tujuan harus bersifat dapat dicapai, tetapi juga dapat terdiri dari beberapa tingkat
ketidakpastian Snyder, 2005.
2. Willpower
Snyder 1994 menyatakan bahwa willpower merupakan kekuatan pendorong dalam berpikir dengan penuh harapan hopeful thinking. Willpower
adalah “the sense of mental energy that over time helps to propel person toward
goal”. Agency thinking atau willpower merupakan kapasitas seseorang motivasi
untuk menggunakan sebuah cara dalam mencapai keinginan yang diharapkan. Agency thinking merefleksikan tentang pemikiran untuk memulai sebuah cara atau
jalan yang ingin diambil dan melanjutkan jalan yang diambil tersebut. Agency thinking sangat penting dalam pencapaian suatu tujuan, tetapi lebih memiliki
pengaruh saat seseorang menghadapi rintangan atau hambatan Snyder, 2005.
Berikut ini merupakan visualisasi dari konsep willpower menurut snyder:
Bagan 2.4 Visualisasi Willpower
Dalam visualisasi diatas, willpower tanda panah menggerakan seseorang dari poin A yang menggambarkan keadaan saat ini menuju ke pencapaian tujuan
yang digambarkan dengan poin B. Willpower berisikan keteguhan hati dan komitmen yang dapat digunakan untuk membantu menggerakkan seseorang untuk
maju ke arah pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam suatu momen tertentu. Willpower memunculkan persepsi seseorang untuk dapat melakukan dan
mempertahankan suatu tindakan menuju pencapaian tujuan yang diinginkan terutama tujuan yang penting dalam kehidupan Snyder, 1994.
Willpower dapat lebih mudah dibangkitkan ketika seseorang dapat memahami dan mempresentasikan tujuan yang jelas dalam benaknya. Tujuan
yang samar tidak mencetuskan dorongan secara mental untuk maju. Oleh karena itu, ketika seseorang dapat mengklarifikasi tujuannya maka ia cenderung dapat
mengisi dirinya dengan pemikiran yang aktif dan memberdayakan diri menuju pencapaian tujuan. Willpower juga memunculkan keyakinan dalam diri seseorang
bahwa ia mampu melakukan suatu tindakan menuju pencapaian tujuan Snyder, 1994. Orang yang memiliki kapasitas agency thinking yang baik akan memiliki
pernyataan atau perkataan pada dirinya sendiri seperti “Saya akan tetap berusaha”
A B
dan mereka akan menghasilkan serta menggunakan perkataan yang bersifat motivasional ketika menghadapi rintangan atau hambatan Snyder, 2007.
Kemampuan seseorang untuk menciptakan willpower didasarkan pada pengalaman sebelumnya tentang keberhasilan yang mengaktifasikan benak dan
tubuh kita untuk mengejar tujuan. Penting untuk digarisbawahi bahwa willpower tidak diperoleh ketika seseorang menjalani kehidupannya dengan mudah dimana
tujuan dapat dicapai tanpa adanya rintangan. Seseorang yang memiliki willpower adalah seseorang yang telah mampu mengatasi kesulitan-kesulitan sebelumnya
dalam hidup Snyder, 1994.
3. Waypower
Snyder 1994 mengemukakan definisi waypower sebagai berikut: “a mental capacity we can call on to find one more effective ways to reach our
goal”. Waypower merefleksikan rencana atau peta jalur secara mental yang
menunjuk pada pemikiran yang penuh harapan hopeful thinking. Waypower adalah kapasitas mental yang dapat digunakan untuk menemukan satu atau lebih
cara yang efektif untuk mencapai tujuan Snyder, 1994. Pathways thinking atau waypower berkaitan dengan kapasitas seseorang
dalam menggunakan jalan atau cara untuk mencapai tujuan yang diinginkan Snyder, 2005. Waypower berhubungan dengan bagaimana seseorang mencari
cara alternatif ketika sebuah cara tidak dapat digunakan seperti memiliki self-talk
positif tentang bagaimana ia menemukan cara untuk mencapai tujuan yang diinginkannya Snyder, 2007.
Berikut ini adalah visualisasi konsep waypower menurut Snyder 1994:
Bagan 2.5 Visualisasi Waypower
Dalam visualisasi diatas, waypower menunjukan suatu rute tanda panah yang harus dijalani dan dilalui seseorang dari poin A menuju tujuan poin B.
Secara khusus, kemampuan waypower seseorang dapat ditetapkan dalam beberapa tujuan yang berbeda satu sama lain. Secara umum, seseorang tampak lebih mudah
untuk merencanakan secara efektif ketika tujuan yang hendak dicapai dapat didefinisikan atau dioperasionalkan dengan baik. Sama seperti willpower,
waypower lebih sering terjadi terkait dengan tujuan yang lebih penting. Tujuan yang lebih penting bagi seseorang cenderung memunculkan perencanaan yang
kaya. Hal ini terjadi karena seseorang dalam perkembangannya cenderung menghabiskan banyak waktu untuk berpikir tentang bagaimana meraih tujuan
yang lebih penting dan cenderung mempraktekkan perencanaan terkait dengan tujuan yang lebih penting tersebut Snyder, 1994.
Kemampuan seseorang untuk menciptakan waypower didasarkan pada pengalaman sebelumnya tentang keberhasilan menemukan satu atau lebih cara
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Persepsi seseorang akan kemampuannya
A B
mengembangkan cara atau jalan menuju tujuannya kemungkinan diperkaya oleh pengalaman sebelumnya. Pengalaman keberhasilan sebelumnya yang dimaksud
adalah dalam hal mengembangkan suatu cara atau jalur baru menuju tujuan pada saat adanya hambatan dalam menjalankan cara yang biasanya dipakai menuju
tujuan tersebut Snyder, 1994. Dalam hal ini. waypower termasuk bersifat fleksibel untuk menemukan
suatu alternatif jalur menuju pencapaian tujuan yang didambakan. “Jika anda
tidak melakukannya dengan suatu cara tertentu, lakukanlah dengan cara yang berb
eda” Snyder, 1994
Bagan 2.6 Visualisasi Waypower Terkait dengan Rintangan Hambatan
Dalam visualisasi diatas tampak adanya jalur lurus dari poin A kedaaan saaat ini menuju poin B tujuan yang didambakan melalui jalur yang biasanya
digunakan. Namun kemudian di antaranya terdapat hambatan kotak stop. Seseorang dengan kemampuan waypower yang tinggi secara mental mampu
merencanakan jalur lainnya menuju tujuan yang didambakan tersebut panah melengkung. Keyakinan bahwa terdapat beberapa jalan atau jalur yang dapat
dilalui menuju pencapaian tujuan dimiliki oleh seseorang dengan kemampuan
A B
STOP
waypower yang tinggi. Dalam hal ini, seseorang mengubah blueprint yang dimilikinya dan menyesuaikannya dengan tujuan yang didambakan dan rintangan
yang harus dihadapinya. Tidak semua orang dapat mempersepsikan bahwa dirinya mampu membuat suatu rencana baru melainkan kebanyakan orang cenderung
merasa terhambat dan kehabisan cara ketika mengalami hambatan dalam usaha pencapaian tujuan Snyder, 1994.
2.2.3 Skema Willpower dan Waypower Terkait dengan Teori