BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dimana penelitian ini mengkuantifikasikan skor harapan hope, coping religius dan dukungan sosial
dengan skor posttraumatic growth PTG.
3.2 Partisipan
Subjek penelitian ini adalah recovering addict yang menjalani rehabilitasi di Unit Pelaksana Teknis UPT Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional
BNN Lido, Sukabumi yang berada pada tahap primary sebanyak 76 orang, primary hope sebanyak 40 orang, re-entry sebanyak 24 orang serta staff adiksi
sebanyak 13 orang. Adapun keterangan dari fase rehabilitasi sebagai berikut: 1. Fase primary male dan female merupakan tahapan program rehabilitasi
sosial dimana recovering addict berhenti dari penggunaan NAPZA sekitar 1
sampai 6 bulan.
2. Fase primary hope male merupakan fase yang sama dengan primary green. Namun perbedaannya recovering addict pada program di fase ini merupakan
recovering addict yang sudah pernah menjalani program rehabilitasi
sebelumnya lebih dari satu kali.
63
3. Fase re-entry merupakan tahapan program rehabilitasi sosial selanjutnya dimana recovering addict sudah berhenti dari penggunaan NAPZA dalam
jangka waktu di atas 6 bulan sampai 1 tahun.
4. Staff adiksi merupakan recovering addict yang sudah selesai menjalani program rehabilitasi dimana jangka waktu berhenti dari penggunan NAPZA
dalam jangka waktu di atas 1 tahun. 3.2.1 Teknik Pengambilan Sampel
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan secara purpossive sampling, dimana sampel yang diambil adalah sampel yang memiliki ciri-ciri spesifik yang
peneliti tentukan. Teknik ini tergolong dalam non-probability sampling yang berarti tidak semua anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
menjadi subjek penelitian.
3.3 Variabel dan Definisi Variabel 3.3.1 Variabel Penelitian
Pada penelitian ini terdapat satu dependen variabel dan 11 variabel independen. Variabel tersebut antara lain:
a. Y: Posttraumatic growth PTG b. X:
X
1
: Waypower X
2
: Willpower X
3
: Coping Religius Positif
X
4
: Coping Religius Negatif X
5
: Informational Support X
6
: Emotional Support X
7
: Affectionate Support X
8
: Positive Social Interaction X
9
: Tangible Support X
10
: Usia X
11
: Fase Rehabilitasi
3.3.2 Definisi Konseptual
1. Posttraumatic growth PTG adalah pengalaman berupa perubahan positif yang terjadi sebagai hasil dari perjuangan seseorang dalam menghadapi
tantangan krisis kehidupan yang tinggi Tedeschi Calhoun, 2004. 2. Waypower harapan adalah kapasitas mental yang dapat digunakan untuk
menemukan satu atau lebih cara yang efektif untuk mencapai tujuan Snyder, 1994.
3. Willpower harapan adalah keteguhan hati dan komitmen yang dapat digunakan untuk membantu menggerakkan seseorang untuk maju ke arah
pencapaian tujuan yang ditetapkan dalam suatu momen tertentu Snyder, 1994.
4. Berdasarkan definisi Pargament, coping religius positif coping religius adalah coping religius yang menggambarkan sebuah hubungan yang kuat
dengan Tuhan, kepercayaan bahwa sebuah makna yang lebih besar akan
ditemukan dan rasa akan keterhubungan secara spiritualitas dalam Raiya, 2008.
5. Berdasarkan definisi Pargament, coping religius negatif coping religius adalah coping religius yang menggambarkan ekspresi hubungan yang kurang
kuat dengan Tuhan, pandangan yang tidak menyenangkan tentang dunia, perjuangan untuk mencari dan melestarikan makna kehidupan yang secara
general lebih bersifat maladaptif dalam Raiya, 2008. 6. Informational support social support adalah dukungan yang berupa nasihat,
informasi, bimbingan dan saran Sherbourne Stewart, 1991. 7. Emotional Support social support adalah dukungan berupa ekspresi efek
yang positif, empati dan ekspresi perasaan yang dapat memberikan ketenangan hati Sherbourne Stewart, 1991.
8. Affectionate support social support adalah dukungan yang berupa ekspresi cinta dan kasih sayang Sherbourne Stewart, 1991.
9. Positive social interaction social support adalah dukungan yang berupa ketersediaan orang lain untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan
Sherbourne Stewart, 1991. 10. Tangible support social support adalah dukungan yang berupa pemberian
bantuan material atau bantuan yang ditunjukkan dengan perilaku Sherbourne Stewart, 1991.
11. Usia Usia yang dimaksud adalah usia kronologis atau usia sejak lahir yang
mengacu pada teori Binet Santrock, 2002.
12. Fase Rehabilitasi Fase rehabilitasi yaitu tahapan program rehabilitasi sosial dimana dalam hal
ini peneliti menggolongkannya pada tahapan primary green, primary hope, re-entry serta staff adiksi.
3.3.3. Definisi Operasional 1.
Posttraumatic growth PTG
Skor yang diperoleh responden penelitian melalui respon individu terhadap skala PTG yang disusun berdasarkan adaptasi dari Posttraumatic growth
Inventory PTGI yang disusun oleh Tedeschi Calhoun yang meliputi 5 aspek yaitu appreciation of life, relating to others, personal strength, new possibilities
dan spiritual change.
2. Harapan Hope
Skor yang diperoleh individu atau responden penelitian melalui respon individu terhadap skala optimisme yang disusun berdasarkan adaptasi dari The
Hope Scale yang disusun oleh Snyder 1994 yang meliputi 2 aspek yaitu waypower dan willpower.
3. Coping religius
Skor yang diperoleh individu atau responden penelitian melalui respon individu terhadap skala coping religius yang disusun berdasarkan adaptasi dari
sub skala Psychological Measure of Islamic Religiousness PMIR yaitu Islamic Positive Religious Coping Identification, and Punishing Allah Reappraisal
yang disusun oleh Raiya 2008 yang menggunakan dasar teori dari Pargament antara lain meliputi aspek coping religius positif dan coping religius negatif.
4. Dukungan Sosial
Skor yang diperoleh individu atau responden penelitian melalui respon individu terhadap dukungan sosial yang disusun berdasarkan adaptasi dari sub
skala Medical Outcomes Study MOS Social Support Survey yang disusun oleh Sherbourne Stewart 1991 yang meliputi aspek informational support,
emotional support, affectionate support, positive social interaction, dan tangible support.
3.4 Pengumpulan Data 3.4.1 Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala yang disebarkan kepada para responden. Skala tersebut antara lain:
a. Isian Biodata Partisipan Angket ini berisi pertanyaan mengenai biodata partisipan, seperti inisial
nama, usia partisipan dan status fase pemulihan. b. Skala Posttraumatic growth
Untuk mengukur PTG peneliti mengadaptasi alat ukur PTGI Posttraumatic growth Inventory dimana alat ukur ini mengukur perubahan positif seseorang
dalam merespon keadaan stressful yang dihadapinya. PTGI terdiri dari 21 aitem yang mencakup lima aspek. Namun peneliti menambahkan 1 buah
aitem pada aspek spiritual change yaitu pada aitem nomor 15, sehingga jumlah aitem pada skala ini adalah 22 aitem. Aitem menggunakan skala
Likert dengan 4 poin pilihan mulai dari “Sangat Setuju” sampai “Sangat Tidak Setuju”. Berikut blueprint dari skala PTG:
Tabel 3.1 Blueprint Skala PTG
Variabel Aspek
No Item Jumlah
Favorable Unfavorable
Posttraumatic growth
Appreciation of life 1, 6, 11, 16
- 4
Relating to others 2, 7, 12, 17, 20, 22
- 6
Personal strength 3, 8, 13, 18
- 4
New possibilities 4, 9, 14, 19, 21
- 5
Spiritual change 5, 10, 15
- 3
Keterangan: aitem yang tidak valid c. Skala Harapan Hope
Untuk mengukur harapan hope peneliti mengadaptasi alat ukur The Hope Scale dimana alat ukur ini mengukur willpower willpower dan waypower
waypower yang dimiliki oleh seseorang. The Hope Scale ini terdiri dari 8 aitem, namun setelah diadaptasi peneliti menambahkan 2 buah aitem pada
aspek willpower dan waypower yaitu pada aitem nomor 9 dan 10, sehingga jumlah aitem pada skala ini adalah 10 aitem. Aitem menggunakan skala
Likert dengan 4 poin pilihan mulai dari “Sangat Setuju” sampai “Sangat Tidak Setuju”. Berikut blueprint dari skala harapan hope:
Table 3.2 Blueprint Skala Harapan Hope
Variabel Aspek
No Item Jumlah
Favorable Unfavorable
Harapan Hope
Waypower 2, 4, 6, 8, 10
- 5
Willpower 1, 3, 5, 7, 9
- 5
Keterangan: aitem yang tidak valid d. Skala Coping Religius
Untuk mengukur coping religius peneliti mengadaptasi alat ukur Psychological Measure of Islamic Religiousness PMIR. Pada skala ini
mewakilkan coping religius positif dan coping religius negatif. Skala ini terdiri dari 12 aitem 7 aitem untuk coping religius positif dan 5 aitem untuk
coping religius negatif. Namun setelah diadaptasi peneliti tidak menggunakan salah satu aitem pada aspek coping religius positif, sehingga
jumlah aitem yang digunakan adalah 11 aitem. Aitem menggunakan skala Lik
ert dengan 4 poin pilihan mulai dari “Sangat Setuju” sampai “Sangat Tidak Setuju”. Berikut blueprint dari skala coping religius:
Tabel 3.3 Blueprint Skala Coping Religius
Variabel Aspek
No Item Jumlah
Favorable Unfavorable
Coping Religius
Coping Religius Positif 1, 3, 5, 7, 9, 11
- 6
Coping Religius Negatif 2, 4, 6, 8, 10
- 5
Keterangan: aitem yang tidak valid e. Skala Social Support
Untuk mengukur social support peneliti mengadapatasi alat ukur Medical Outcomes Study MOS Social Support Survey digunakan untuk mengukur
dukungan sosial yang didapatkan seseorang. Skala ini terdiri dari 19 aitem yang mewakilkan informational support 4 aitem, emotinal support 4
aitem, , affectionate support 4 aitem, positive social interaction 4 aitem dan tangible support 4 aitem. Aitem ini menggunakan skala Likert dengan 4
poin pilihan, mulai dari “Sangat Setuju” sampai “Sangat Tidak Setuju”. Berikut ini blueprint dari skala social support:
Tabel 3.4 Blueprint Skala Social Support
Variabel Aspek
No Item Jumlah
Favorable Unfavorable
Social Support
Informational Support 2, 7, 12, 17
- 4
Emotional Support 1, 6, 11, 16
- 4
Affectionate Support 4, 9, 14, 19
- 4
Positive Social Interaction
5, 10, 15, 20 -
4
Tangible Support 3, 8, 13, 18
- 4
3.5 Pengujian Validitas Konstruk