2.4.3 Sumber-sumber Dukungan Sosial
Sumber dukungan sosial menurut Gottlieb 1983 berasal dari hubungan profesional dan non profesional atau significant others. Adapun yang dimaksud
dengan hubungan yang bersumber pada non profesional misalnya pasangan seperti pacar, suami atau istri, anggota keluarga, teman dan sebagainya.
Sedangkan hubungan profesional misalnya hubungan dengan psikolog, psikiater, dokter dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan hubungan non profesional sebagai hubungan yang menempati bagian terbesar dari kahidupan seseorang dan menjadi sumber
dukungan sosial yang paling potensial. Ini karena hubungan non profesional mudah didapat, memiliki nilai dan norma yang sesuai dengan penerimaan
dukungan mengenai apa dan bagaimana sebenarnya dukungan sosial diberikan. Dengan demikian dua dukungan sosial yang diungkapkan oleh Gottlieb memiliki
perbedaan karakteristik tetapi keduanya menandakan adanya hubungan penerima dan pemberi Gotlieb, 1983.
Sedangkan menurut Rock Dooley, ada dua sumber dukungan sosial yaitu sumber artifisial dan sumber natural. Dukungan sosial yang natural diterima
seseorang melalui interaksi sosial dalam kehidupannya secara spontan dengan orang-orang yang berada di sekitarnya, misalnya anggota keluarga, teman dekat
atau relasi. Dukungan sosial ini bersifat nonformal. Sementara itu yang dimaksud dengan dukungan sosial artifisial adalah dukungan sosial yang dirancang ke dalam
kebutuhan primer seseorang, misalnya dukungan sosial akibat bencana alam melalui berbagai sumbangan sosial Kuntjoro, 2002.
Kuntjoro 2002 menyatakan sumber dukungan sosial natural bersifat apa adanya tanpa dibuat-buat sehingga mudah diperoleh dan bersifat spontan,
memiliki kesesuaian dengan norma yang berlaku tentang kapan sesuatu harus diberikan, berakar dari hubungan yang telah lama, memiliki keragaman dalam
penyampaian dukungan sosial, mulai dari pemberian barang-barang nyata hingga sekedar menemui seseorang dengan menyampaikan salam dan dukungan sosial
yang natural itu juga terbebas dari beban dan label psikologis.
2.5 Kerangka Berpikir
Setiap manusia pasti pernah mengalami kejadian-kejadian yang bersifat traumatik yang kemudian mengubah kehidupannya. Kejadian traumatik ini dapat
memberikan perubahan baik perubahan yang bersifat negatif ataupun positif. Salah satu contoh kejadian traumatik terjadi pada recovering addict atau pecandu
yang menjalani pemulihan. Hewit 2002; 2007 menyatakan bahwa adiksi dapat dilihat sebagai sebuah trauma dan dapat memberikan efek positif dan negatif
sebagai hasil dari pengalaman yang dihadapi. Trauma ini dapat secara langsung berhubungan dengan pengalaman adiksi yang tidak dapat terkontrol atau secara
tidak langsung berhubungan dengan masalah yang diakibatkan penggunaan NAPZA lain seperti peningkatan resiko akan tindakan kekerasan, masalah
kesehatan mental dan masalah lain yang berhubungan dengan pengalaman yang menekan stressful Hewit, 2007.