kebutuhan primer seseorang, misalnya dukungan sosial akibat bencana alam melalui berbagai sumbangan sosial Kuntjoro, 2002.
Kuntjoro 2002 menyatakan sumber dukungan sosial natural bersifat apa adanya tanpa dibuat-buat sehingga mudah diperoleh dan bersifat spontan,
memiliki kesesuaian dengan norma yang berlaku tentang kapan sesuatu harus diberikan, berakar dari hubungan yang telah lama, memiliki keragaman dalam
penyampaian dukungan sosial, mulai dari pemberian barang-barang nyata hingga sekedar menemui seseorang dengan menyampaikan salam dan dukungan sosial
yang natural itu juga terbebas dari beban dan label psikologis.
2.5 Kerangka Berpikir
Setiap manusia pasti pernah mengalami kejadian-kejadian yang bersifat traumatik yang kemudian mengubah kehidupannya. Kejadian traumatik ini dapat
memberikan perubahan baik perubahan yang bersifat negatif ataupun positif. Salah satu contoh kejadian traumatik terjadi pada recovering addict atau pecandu
yang menjalani pemulihan. Hewit 2002; 2007 menyatakan bahwa adiksi dapat dilihat sebagai sebuah trauma dan dapat memberikan efek positif dan negatif
sebagai hasil dari pengalaman yang dihadapi. Trauma ini dapat secara langsung berhubungan dengan pengalaman adiksi yang tidak dapat terkontrol atau secara
tidak langsung berhubungan dengan masalah yang diakibatkan penggunaan NAPZA lain seperti peningkatan resiko akan tindakan kekerasan, masalah
kesehatan mental dan masalah lain yang berhubungan dengan pengalaman yang menekan stressful Hewit, 2007.
Pengalaman yang dapat memberikan perubahan positif yang terjadi sebagai hasil dari perjuangan seseorang dalam menghadapi tantangan krisis
kehidupan yang tinggi ini disebut dengan Posttraumatic Growth PTG. Data menyebutkan bahwa orang yang mengalami kejadian traumatik melaporkan
beberapa perubahan positif setelah mereka menghadapi kejadian traumatik meskipun berat atau kerasnya penderitaan mungkin seimbang dengan pengalaman
akan perubahan positif yang mungkin terjadi Calhoun Tedeschi, 2004. Perubahan positif yang terjadi pasca kejadian traumatik atau Posttraumatic
Growth ini dipengaruhi oleh banyak faktor. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ho dkk 2010 harapan hope menjadi indikator penting pada PTG pasien kanker
rongga mulut. Orang yang memiliki harapan yang tinggi akan memiliki keyakinan bahwa mereka memiliki keyakinan untuk menghadapi kesulitan yang dihadapi.
Mereka fokus pada keberhasilan bukan pada kegagalan yang telah mereka lakukan. Orang dengan harapan tinggi memiliki willpower komitmen seseorang
untuk mencapai tujuan dan waypower bagaimana seseorang menemukan cara untuk mencapai tujuan yang diinginkannya yang baik. Seseorang cenderung
memiliki mental yang sangat memadai dan memiliki ide tentang cara meraih tujuan yang juga sangat memadai Snyder, 1994. Hal ini tentu dapat
meningkatkan PTG pada pengguna NAPZA dimana pengguna NAPZA dapat menghadapi kondisi stressful dan memiliki keyakinan untuk melewatinya.
Coping religius juga membantu pengguna NAPZA dalam meningkatkan PTG. Dengan menggunakan agama sebagai pendekatan coping akan masalah
yang dihadapi, individu juga mampu mengembangkan perubahan positif dalam