Uji Adjusted R Square R

113

1. Pengaruh Inflasi terhadap pembiayaan bermasalah sektor UKM

Berdasarkan pada tabel 4.11. di atas, variabel inflasi mempunyai nilai signifikasi 0,526 0,05. Hal ini berarti menerima H sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap pembiayaan bermasalah sektor UKM. Penulis menduga terdapat beberapa faktor yang menyebabkan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bermasalah sektor UKM salah satunya adalah respon lambat dari pihak perbankan syariah terhadap perubahan kebijakan bank sentral. Respon lambat perbankan syariah disebabkan oleh kondisi perekonomian yang masih belum pasti pasca krisis global pada tahun 2008 dan krisis Yunani di 2010 sehingga pihak perbankan harus menjaga kehati-hatian dalam memberikan pembiayaan. Hal lain yang menjadi penyebab inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan bermasalah sektor UKM adalah kuatnya pangsa pasar konsumen di Indonesia. Jadi, meskipun terjadi kenaikan harga bahan baku produksi dan naiknya gaji pegawai perusahaan, masih bisa ditopang dengan lancarnya kegiatan usaha pengusaha UKM. Hal tersebut berdampak lancarnya pembayaran hutang pengusaha UKM pada bank. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hogart et al 2005:26, Khemraj dan Pasha 2006:22, Cahyo 2011:102 dan Swamy 2012:27 yang menyimpulkan bahwa pembiayaan bermasalah sektor UKM tidak bergantung pada tingkat inflasi. 114

2. Pengaruh BI Rate terhadap pembiayaan bermasalah sektor UKM

Berdasarkan pada tabel 4.11. di atas, variabel BI Rate mempunyai nilai signifikasi 0,096 0,05. Hal ini berarti menerima H sehingga dapat disimpulkan bahwa BI Rate tidak berpengaruh terhadap pembiayaan bermasalah sektor UKM. Penulis menduga terdapat beberapa hal yang menyebabkan perubahan suku bunga BI Rate tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bermasalah sektor UKM perbankan syariah diantaranya adalah debitur pada sektor UKM dapat menikmati keuntungan memilih bank syariah sebagai instrumen pembiayaan mereka, karena angsuran yang harus dibayar tidak terpengaruh tingkat suku bunga di pasar. Artinya dana angsuran yang harus dibayarkan setiap bulannya adalah tetap sesuai dengan perjanjian pembiayaan di awal akad. Maka perubahan tingkat suku bunga tidak lantas menyebabkan perubahan tingkat pembiayaan bermasalah sektor UKM pada perbankan syariah, dibandingkan dengan apabila melakukan pinjaman di perbankan konvensional. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Imaduddin 2006:17 dan Saba et al 2012:131 menyimpulkan bahwa pembiayaan bermasalah sektor UKM tidak bergantung pada Interest Rate atau BI Rate. 115

3. Pengaruh pertumbuhan pembiayaan terhadap pembiayaan bermasalah

sektor UKM Berdasarkan pada tabel 4.11. di atas, variabel pertumbuhan pembiayaan mempunyai nilai signifikasi 0,0030,05. Hal ini berarti menerima H 1 sehingga dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bermasalah sektor UKM. Hubungan antara pertumbuhan pembiayaan dan pembiayaan permasalah sektor UKM bersifat negatif. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Imaduddin 2006:17, Khemraj 2004:26 dan Swamy 2012:27 menyimpulkan bahwa pertumbuhan pembiayaan mempunyai pengaruh negatif terhadap pembiayaan bermasalah sektor UKM. Sikap kehati-hatian pihak perbankan syariah pasca krisis global tahun 2008 menyebabkan meningkatnya kualitas pembiayaan yang diberikan pada sektor UKM. Meskipun pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah untuk sektor UKM meningkat, namun tingkat pembiayaan bermasalah justru mengalami penurunan yang signifikan. Jenis-jenis pembiayaan pada perbankan syariah yang bersifat kemitraan menyebabkan debitur menjadi loyal dan berusaha sekuat tenaga untuk menyukseskan usahanya dan membayar angsuran pinjaman atau pembiayaan yang diberikan sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan. Di samping itu, risiko pembiayaan yang diberikan pada sektor UKM dinilai lebih

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), nilai tukar (kurs) dan inflasi terhadap pembiayaan bermasalah perbankan syariah di Indonesia periode Juli 2010-Desember 2013

9 73 133

Dampak surat edaran Bank Indonesia Nomor 15/40/DKMP Tahun 2013 terhadap pembiayaan kendaraan bermotor pada PT. Bank Syariah Mandiri

1 6 110

Pengaruh Tingkat Inflasi Dan Sbi Terhadap Kinerja Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Periode Tahun 2009-2011

0 6 98

Pengaruh variabel makro ekonomi terhadap pembiayaan bermasalah sektor industri manufaktur pada perbankan syariah periode

11 101 114

Analisis Pengaruh Inflasi, BI RATE, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Februari 2011–Maret 201

0 14 180

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Bermasalah Sektor Konstruksi pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2012-2015

0 3 99

Analisis pengaruh profitabilitas perbankan syariah, suku bunga bank indonesia dan deposito mudharabah terhadap pembiayaan murabahah pada perbankan syariah di Indonesia periode 2009-2013

0 6 151

ANALISIS PENGARUH DPK, ROA, NPF, BOPO, SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATIO) , DAN INFLASI TERHADAP PEMBIAYAAN UMKM PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH (PERIODE 2009-2012)

0 3 129

ANALISIS PENGARUH FDR, NPF, DPK, SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE), DAN INFLASI TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH (PERIODE 2009-2012)

0 3 117

PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, EFISIENSI OPERASIONAL, DAN UKURAN BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2011-2013.

0 2 45