31
c. Faktor Eksternal
1 Perkembangan kondisi ekonomi atau bidang usaha yang
merugikan. 2
Bencana alam 3
Regulasi pemerintah
3. Dampak Pembiayaan Bermasalah
Adanya pembiayaan bermasalah ini akan memberikan dampak negatif kepada beberapa pihak, Sutojo 2008:25 menjelaskan bahwa
terdapat beberapa dampak yang ditimbulkan dari pembiayaan bermasalah diantaranya adalah:
a. Bank yang bersangkutan akan mengalami gangguan profitablitias
untuk menutupi cadangan pembiayaan bermasalah. b.
Jumlah modal bank akan terkikis dan menurunkan rasio kecukupan modal bank.
c. Nasabah sendiri akan kehilangan kepercayaan pihak luar dan relasi
bisnis, serta citra dan nama baik yang rusak. Sementara nasabah lainnya akan kesulitan mendapatkan pembiayaan dari bank yang
bersangkutan. d.
Perputaran dana bank di masyarakat akan terhenti. e.
Pengusaha di dalam negeri akan kehilangan kesempatan untuk mendapatkan pembiayaan untuk ekspansi usahanya.
32
D. Inflasi
1. Pengertian Inflasi
Inflasi dapat diartikan sebagai suatu proses meningkatnya harga- harga secara umum dan terus-menerus atau inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara kontinu Manurung, 2008:359. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat
harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kenaikan harga
berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruh-mempengaruhi. Manurung lebih lanjut menggambarkan inflasi sebagai salah satu
dari persoalan politik yang sering diangkat menjadi komoditas politik. Sebuah pemerintahan dianggap gagal bila tidak bisa mengatasi masalah
inflasi. Setidaknya terdapat dua efek utama yang disebabkan oleh inflasi, yaitu redistribusi dan distorsi. Inflasi mengakibatkan efek distribusi
pendapatan dan kemakmuran karena terjadinya perbedaan pada aset dan utang yang dipegang masyarakat. Inflasi mengakibatkan efek distorsi
karena perekonomian mengalami masalah efisiensi dan masalah penilaian total output. Masalah efisiensi ekonomi terjadi karena adanya
distorsi pada harga dan penggunaan uang, sedangkan masalah penilaian total output terjadi karena adanya inflasi mendorong pelaku ekonomi
menyesuaikan penilaian terhadap harga-harga dan adanya penyesuaian itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
33
2. Jenis-jenis Inflasi
Dalam teori ekonomi, inflasi dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:
a. Penggolongan inflasi didasarkan sifatnya, inflasi dibagi menjadi tiga
kategori utama yaitu Putong, 2002:260 1
Inflasi Merayap creeping Inflation Biasanya ditandai dengan laju inflasi yang rendah, yaitu
kurang dari 10 per tahun. 2
Inflasi Menengah galloping inflation Ditandai dengan meningkatnya harga yang cukup besar dan
kondisi tersebut berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi, yang artinya harga pada
bulanminggu berikutnya selalu lebih tinggi dari waktu sebelumnya.
3 Inflasi Tinggi hyper inflation
Inflasi jenis ini sangat mengkhawatirkan, karena harga-harga barang meningkat sampai dengan lima atau enam kali,
sehingga nilai uang turun secara tajam. Inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang panas over
heated, artinya permintaan atas produk melebihi kapasitas penawaran produknya.
b. Penggolongan inflasi berdasarkan penyebabnya, dibedakan menjadi
dua, yaitu: Sukirno, 2006:333.
34
1 Demand pull inflation, yaitu inflasi yang disebabkan terlalu
kuatnya peningkatan agregat permintaan terhadap komoditi- komoditi di pasar barang.
2 Cost low inflation, yaitu inflasi yang dissebabkan bergesernya
kurva agregat penawaran ke arah kiri atas. Penyebabnya adalah meningkatnya harga-harga faktor produksi sehingga menaikan
harga komoditi di pasar.
3. Efek Buruk Inflasi
Ledakan inflasi telah membuat rumit perekonomian dan meningkatkan angka kemiskinan. Inflasi dua digit yang dipicu oleh
melambungnya harga minyak dunia telah terbukti menjadi peristiwa yang banyak mengacaukan perekonomian dunia selama beberapa dekade
terakhir sehingga banyak menimbulkan persoalan. Bahkan dampak inflasi yang dirasakan oleh masyarakat miskin jauh lebih besar
dibandingkan dengan angka inflasi itu sendiri. Inflasi telah mendepresiasi nilai kekayaan dan pendapatan riil masyarakat sehingga terjadi
penurunan daya beli. Dalam kondisi demikian perusahaan dililit oleh biaya – biaya produksi dan pemasaran yang makin naik. Sehingga
pendapatan perusahaan makin menurun. Manurung 2008:371 mengungkapkan setidaknya ada tiga biaya
sosial yang harus ditanggung dari tingginya angka inflasi. Dampak sosial tersebut ialah menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat, memburuknya
distribusi pendapatan, dan terganggunnya stabilitas ekonomi.
35
Inflasi dapat menimbulkan beberapa efek buruk terhadap kegiatan ekonomi dan kemakmuran individu dan masyarakat Sukirno 2006:338.