Uji F Uji t

109 sebesar 0,096 lebih besar dari taraf signifikasi α 5 0,05 sig α. Dengan demikian, secara parsial hipotesis H0 diterima dan H1 ditolak. Artinya, BI Rate tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rasio pembiayaan bermasalah sektor UKM. Dan koefisien regresi sebesar 0,269 menunjukan hubungan yang positif. Variabel pertumbuhan pembiayaan menunjukan bahwa t hitung t tabel -3,128 2,024 dan tingkat signifikasinya sebesar 0,003 lebih kecil dari taraf signifikasi α 5 0,05 sig α. Dengan demikian, secara parsial hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, Pertumbuhan pembiayaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rasio pembiayaan bermasalah sektor UKM. Dan koefisien regresi sebesar -3,174 menunjukan hubungan yang negatif. Artinya jika terjadi kenaikan pertumbuhan pembiayaan sebesar 1 maka rasio pembiayaan bermasalah sektor UKM akan mengalami penurunan sebesar 3,174. Sementara itu pada tabel 4.11. di atas menjelaskan bahwa variabel bank size menunjukan t hitung t tabel -5,616 2,024 dan tingkat signifikasinya sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikasi α 5 0,05 sig α. Dengan demikian, secara parsial hipotesis H0 ditolak dan H1 diterima. Artinya, ukuran bank mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap rasio pembiayaan bermasalah sektor UKM. Dan koefisien regresi sebesar -1,041 menunjukan hubungan yang negatif. Artinya jika terjadi kenaikan aset bank sebesar 1 triliun 110 rupiah, maka rasio pembiayaan bermasalah sektor UKM akan mengalami penurunan sebesar 1,041. Konstanta sebesar 6,029 menyatakan bahwa jika variabel independen yaitu: inflasi, BI Rate, pertumbuhan pembiayaan, dan bank size bernilai tetap atau konstan, maka nilai variabel dependen yaitu rasio pembiayaan bermasalah sektor UKM adalah sebesar 6,029 .

c. Uji Adjusted R Square R

2 adj Koefisien determinasi atau R Square R 2 merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap terikatnya. Semakin tinggi koefisien determinasi, semakin tinggi kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel terikatnya. Koefisien determinasi memiliki kelemahan, yaitu bias terhadap jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi di mana setiap penambahan satu variabel bebas dan jumlah pengamatan dalam model akan meningkatkan nilai R 2 meskipun variabel yang dimasukkan tersebut tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikatnya. Untuk mengurangi kelemahaan tersebut maka digunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan, Adjusted R Square R 2 adj . Koefisien determinasi yang telah disesuaikan berarti bahwa koefisien tersebut telah dikoreksi dengan memasukkan jumlah 111 variabel dan ukuran sampel yang digunakan. Dengan menggunakan koefisien determinasi yang disesuaikan maka nilai koefisien determinasi yang disesuaikan itu dapat naik atau turun oleh adanya penambahan variabel baru dalam model. Selengkapnya mengenai hasil uji Adj R 2 dapat dilihat pada tabel 4.12 di bawah ini. Tabel 4.12 Uji Adjusted R Square R 2 adj Model Summary Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .863 a .745 .721 .338435 a. Predictors: Constant, LNX4, INFLASI, G FIN, BI RATE Besarnya angka Adjusted R Square adalah 0,721 atau sebesar 72,1. Dapat disimpulkan bahwa pengaruh inflasi, BI Rate, pertumbuhan pembiayaan dan bank size terhadap pembiayaan bermasalah sektor UKM perbankan syariah Indonesia adalah 72,1 , sedangkan sisanya sebesar 27,9 dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam penelitian ini. Adapun angka koefisien korelasi R menunjukan nilai sebesar 0,836 yang menandakan bahwa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah kuat karena memiliki nilai lebih dari 0,5 R0,5 atau 0,863 0,5. 112

C. Interpretasi

Berdasarkan tabel 4.11. di atas, maka dapat disusun persamaan regresi untuk penelitan ini adalah sebagai berikut. Dimana: Y = Rasio Pembiayaan Bermasalah sektor UKM dalam persentase X3 = Pertumbuhan Pembiayaan dalam persentase X4 = Ukuran Bank dalam miliar rupiah Dari hasil pengujian hipotesis, maka dapat diinterpretasikan bahwa dari 4 variabel yang digunakan, ada 2 variabel yang memeliki pengaruh signifikan terhadap variabel dependen pembiayaan bermasalah sektor UKM, yaitu pertumbuhan pembiayaan dan ukuran bank. Sementara variabel inflasi dan BI Rate tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen pembiayaan bermasalah sektor UKM. Adapun interpretasi penulis terhadap hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 6,029 – 3,174 X 3 – 1,041X 4 113

1. Pengaruh Inflasi terhadap pembiayaan bermasalah sektor UKM

Berdasarkan pada tabel 4.11. di atas, variabel inflasi mempunyai nilai signifikasi 0,526 0,05. Hal ini berarti menerima H sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap pembiayaan bermasalah sektor UKM. Penulis menduga terdapat beberapa faktor yang menyebabkan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap pembiayaan bermasalah sektor UKM salah satunya adalah respon lambat dari pihak perbankan syariah terhadap perubahan kebijakan bank sentral. Respon lambat perbankan syariah disebabkan oleh kondisi perekonomian yang masih belum pasti pasca krisis global pada tahun 2008 dan krisis Yunani di 2010 sehingga pihak perbankan harus menjaga kehati-hatian dalam memberikan pembiayaan. Hal lain yang menjadi penyebab inflasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pembiayaan bermasalah sektor UKM adalah kuatnya pangsa pasar konsumen di Indonesia. Jadi, meskipun terjadi kenaikan harga bahan baku produksi dan naiknya gaji pegawai perusahaan, masih bisa ditopang dengan lancarnya kegiatan usaha pengusaha UKM. Hal tersebut berdampak lancarnya pembayaran hutang pengusaha UKM pada bank. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Hogart et al 2005:26, Khemraj dan Pasha 2006:22, Cahyo 2011:102 dan Swamy 2012:27 yang menyimpulkan bahwa pembiayaan bermasalah sektor UKM tidak bergantung pada tingkat inflasi.

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), nilai tukar (kurs) dan inflasi terhadap pembiayaan bermasalah perbankan syariah di Indonesia periode Juli 2010-Desember 2013

9 73 133

Dampak surat edaran Bank Indonesia Nomor 15/40/DKMP Tahun 2013 terhadap pembiayaan kendaraan bermotor pada PT. Bank Syariah Mandiri

1 6 110

Pengaruh Tingkat Inflasi Dan Sbi Terhadap Kinerja Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Periode Tahun 2009-2011

0 6 98

Pengaruh variabel makro ekonomi terhadap pembiayaan bermasalah sektor industri manufaktur pada perbankan syariah periode

11 101 114

Analisis Pengaruh Inflasi, BI RATE, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Februari 2011–Maret 201

0 14 180

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Bermasalah Sektor Konstruksi pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2012-2015

0 3 99

Analisis pengaruh profitabilitas perbankan syariah, suku bunga bank indonesia dan deposito mudharabah terhadap pembiayaan murabahah pada perbankan syariah di Indonesia periode 2009-2013

0 6 151

ANALISIS PENGARUH DPK, ROA, NPF, BOPO, SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATIO) , DAN INFLASI TERHADAP PEMBIAYAAN UMKM PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH (PERIODE 2009-2012)

0 3 129

ANALISIS PENGARUH FDR, NPF, DPK, SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE), DAN INFLASI TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH (PERIODE 2009-2012)

0 3 117

PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, EFISIENSI OPERASIONAL, DAN UKURAN BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2011-2013.

0 2 45