BI Rate Anaslisis dan Pembahasan

87 Pada tahun 2009 Bank Indonesia menurunkan BI Rate dengan besaran yang berbeda dalam tiga episode, dengan mempertimbangkan secara menyeluruh berbagai kondisi terkini dan prospek perekonomian ke depan. Pada episode pertama, yaitu Januari-Maret 2009 penurunan BI Rate dilakukan cukup agresif sebesar 50 bps setiap bulan sehingga pada Maret 2009 tercatat pada level 7,75. Respon penurunan BI Rate yang agresif itu ditempuh dengan mempertimbangkan tekanan pada sistem keuangan yang masih tinggi dan tren perlambatan pertumbuhan ekonomi yang masih berlanjut, sedangkan tekanan inflasi ke depan diperkirakan masih belum kuat. Pada episode kedua, yaitu April-Agustus 2009 penurunan BI Rate ditetapkan lebih kecil menjadi 25 bps per bulan hingga mencapai 6,50 pada Agustus 2009. Pada episode ketiga, yaitu September-Desember 2009 BI Rate dipertahankan di level 6,50. Dengan perkembangan tersebut, BI Rate pada tahun 2009 telah menurun sebesar 275 bps dibandingkan Desember 2008 sebesar 9,25. Sepanjang tahun 2010, Bank Indonesia mempertahankan BI Rate sebesar 6,5 yang lebih didasari oleh pertimbangan bahwa sumber tekanan inflasi terutama pada sisi suplai perekonomian akibat terganggunya pasokan dan permasalahan distribusi bahan pangan. Di sisi permintaan domestik, berbagai indikator menunjukkan indikasi awal pemulihan ekonomi dengan struktur yang lebih kuat dimana kenaikan konsumsi diikuti oleh perbaikan investasi. Bank Indonesia memandang pentingnya menjaga momentum pemulihan ekonomi yang terjadi. 88 Kebijakan moneter pada awal tahun 2011 ditandai dengan dipertahankannya level BI Rate pada 6,5. Kebijakan moneter tersebut merupakan kelanjutan dari stance kebijakan moneter selama tahun 2010. Level BI Rate sebesar 6,5 dipandang masih konsisten dengan pencapaian sasaran inflasi ke depan dan tetap kondusif untuk menjaga stabilitas sistem keuangan serta mendorong intermediasi perbankan. Pada bulan Februari 2011, BI Rate dinaikkan 25 bps menjadi 6,75 sebagai langkah antisipatif untuk mengendalikan ekspektasi inflasi yang pada saat itu terindikasi mulai meningkat. Di tengah ketidakpastian perekonomian global, pada tahun 2012 langkah-langkah yang terukur dan terintegrasi diperlukan guna memastikan penyesuaian defisit transaksi berjalan berlangsung secara gradual menuju level yang sustainable. Langkah kebijakan tersebut ditempuh sekaligus untuk memberikan ruang bagi kondisi sektor riil yang tetap solid, didukung oleh inflasi yang tetap terkendali. Dengan arah kebijakan tersebut, Bank Indonesia tetap mempertahankan BI Rate sepanjang triwulan III-2012 pada level 5,75. Bank Indonesia memandang bahwa tingkat suku bunga tersebut masih konsisten dengan tekanan inflasi yang rendah dan terkendali sesuai dengan sasaran inflasi tahun 2012 dan 2013, yaitu 4,5 ± 1. Untuk memperkuat sinyal kebijakan moneter, Bank Indonesia memperkuat operasi moneter untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah dan pengendalian likuiditas. Sejalan dengan itu, sementara suku bunga BI Rate dipertahankan tetap 89 pada tingkat 5,75, koridor bawah operasi moneter dipersempit dengan menaikkan suku bunga Deposit Facility. Laporan Perekonomian Indonesia Tahunan

c. Pertumbuhan Pembiayaan

Menurut Undang-undang perbankan No 10 Tahun 1998 pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Menurut Arifin 2006:200 disebut pembiayaan karena bank syariah menyediakan dana guna membiayai kebutuhan nasabah yang memerlukan dan layak memperolehnya. Kegiatan pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan unit defisit. Data pertumbuhan pembiayaan yang digunakan adalah perkembangan pembiayaan per bulan periode Januari 2009 hingga Desember 2012. Data tersebut diperoleh dari total pembiayaan disalurkan oleh perbankan syariah yang dipublikasikan dalam situs www.bi.go.id. diakses pada tanggal 1 April 2013 pukul 20:45 wib. Untuk memperoleh data pertumbuhan setiap bulan maka dilakukan perhitungan sebagai berikut: 90 Tabel 4.3. Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah di Indonesia Periode 2009-2012 Bulan Pertumbuhan Pembiayaan Miliyar Rupiah 2009 2010 2011 2012 Januari 38.201 47.140 69.724 101.689 Februari 38.843 48.479 71.449 103.713 Maret 39.308. 50.206 74.253 109.116 April 39.726. 51.651 75.726 108.767 Mei 40.714 53.223 78.619 112.844 Juni 42.195 55.801 82.616 117.592 Juli 42.828 57.633 84.556 120.910 Agustus 43.890 60.275 90.540 124.946 September 44.523 60.970 92.839 130.357 Oktober 45.242 62.995 96.805 135.581 November 45.726 65.942 99.427 140.318 Desember 46.886 68.181 102.665 147.505 Sumber: Statistik Perbankan Syariah data diolah Dari tabel 4.3. dapat dilihat bahwa pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah di Indonesia pada tahun 2009 hingga tahun 2012 mengalami fluktuasi dan cenderung terus meningkat. Hingga akhir tahun 2012 yang merupakan batas tahun pengamatan, jumlah pembiayaan perbankan syariah yang telah disalurkan mencapai Rp 135.581.000.000.000. Berdasarkan data di atas rasio FDR perbankan syariah di Indonesia dalam beberapa tahun selalu menembus angka lebih dari 100 Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif data tersebut dapat dilihat dari grafik berikut: 91 Gambar 4.3. Perkembangan Pembiayaan yang Disalurkan Perbankan Syariah Periode Tahun 2009-2012 dalam Miliyar Rupiah Sumber: Data diolah Pada tahun 2009 dana yang telah disalurkan oleh perbankan syariah kepada masyarakat berjumlah Rp 45.762.000.000.000 tumbuh sebesar 0,41 dari tahun sebelumnya. Pada tahun 2010 kegiatan penyaluran dana perbankan syariah dalam bentuk pembiayaan meningkat signifikan menjadi Rp62.995.000.000 dengan laju pertumbuhan 34,85 yoy lebih tinggi dari periode yang sama di tahun 2009 sebesar 18,16 yoy. Peningkatan pembiayaan ini mengindikasikan peningkatan kinerja sektor riil mengingat bahwa pembiayaan perbankan syariah sebagian besar disalurkan ke sektor riil. Membaiknya kinerja sektor riil terutama didukung oleh semakin kondusifnya perekonomian nasional pasca krisis. Tahun 2011 pembiayaan yang disalurkan oleh perbankan syariah juga mengalami Ja n u a ri M a re t M e i Ju li S e p te m b e r N o v e m b e r Ja n u a ri M a re t M e i Ju li S e p te m b e r N o v e m b e r Ja n u a ri M a re t M e i Ju li S e p te m b e r N o v e m b e r Ja n u a ri M a re t M e i Ju li S e p te m b e r N o v e m b e r 160.000 140.000 120.000 100.000 80.000 60.000 40.000 20.000 92 pertumbuhan. Dana yang disalurkan masyarakat hingga akhir tahun 2011 mencapai Rp 102.665.000.000.000 atau tumbuh sebesar 46 yoy. Penambahan jumlah unit operasional bank dan penambahan produk-produk pembiayaan merupakan salah satu sebab pesatnya pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Sementara itu pada tahun 2012 seperti pencapaian pada tahun sebelumnya, perbankan syariah tetap berkomitmen untuk menggerakkan sektor riil dan mengoptimalkan pencapaian tersebut. Penyaluran dana yang disalurkan ke masyarakat juga terus meningkat. Pembiayaan sebagai upaya lembaga finansial dalam menggerakkan sektor riil telah mendapat perhatian tinggi dari perbankan syariah. Dana sebesar RP 147.505.000.000.000 disalurkan ke berbagai sektor melalui skim-skim pembiayaannya atau tumbuh sebesar ±40. Outlook Perbankan Syariah Indonesia Tahunan

d. Ukuran Bank

Variabel ukuran perusahaan SIZE diukur dengan logaritma natural Ln dari total assets. Hal ini dikarenakan besarnya total assets masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut maka data total assets perlu di Ln kan. Data total aset perbankan syariah yang digunakan adalah total aset per bulan periode Januari 2009 hingga Desember 2012.

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), nilai tukar (kurs) dan inflasi terhadap pembiayaan bermasalah perbankan syariah di Indonesia periode Juli 2010-Desember 2013

9 73 133

Dampak surat edaran Bank Indonesia Nomor 15/40/DKMP Tahun 2013 terhadap pembiayaan kendaraan bermotor pada PT. Bank Syariah Mandiri

1 6 110

Pengaruh Tingkat Inflasi Dan Sbi Terhadap Kinerja Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Periode Tahun 2009-2011

0 6 98

Pengaruh variabel makro ekonomi terhadap pembiayaan bermasalah sektor industri manufaktur pada perbankan syariah periode

11 101 114

Analisis Pengaruh Inflasi, BI RATE, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Februari 2011–Maret 201

0 14 180

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Bermasalah Sektor Konstruksi pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2012-2015

0 3 99

Analisis pengaruh profitabilitas perbankan syariah, suku bunga bank indonesia dan deposito mudharabah terhadap pembiayaan murabahah pada perbankan syariah di Indonesia periode 2009-2013

0 6 151

ANALISIS PENGARUH DPK, ROA, NPF, BOPO, SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATIO) , DAN INFLASI TERHADAP PEMBIAYAAN UMKM PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH (PERIODE 2009-2012)

0 3 129

ANALISIS PENGARUH FDR, NPF, DPK, SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE), DAN INFLASI TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH (PERIODE 2009-2012)

0 3 117

PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, EFISIENSI OPERASIONAL, DAN UKURAN BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2011-2013.

0 2 45