Teori Keynes Kebutuhan dana

40

g. Reputasi perusahaan

Bonfiditas suatu perusahaan yang akan memperoleh kredit sangat menentukan tingkat suku bunga yang akan dibebankan nantinya, karena biasanya perusahaan yang bonafit kemungkinan risiko kredit macet relatif kecil dan sebaliknya.

h. Produk yang kompetitif

Maksudnya adalah produk yang dibiayai tersebut laku dipasaran. Untuk produk yang kompetitif, bunga kredit yang diberikan relatif rendah jika dibandingkan dengan produk yang kurang kompetitif.

i. Hubungan baik

Biasanya bank menggolongkan nasabahnya antara nasabah utama primer dan nasabah biasa sekunder. Penggolongan ini didasarkan kepada keaktifan serta loyalitas nasabah yang bersangkutan terhadap bank.

j. Jaminan pihak ketiga

Dalam hal ini pihak yang membarikan jaminan kepada penerima kredit. Biasanya pihak yang memberikan jaminan bonafit, baik dari segi kemampuan membayar, nama baik maupun loyalitasnya tehadap bank, maka bunga yang dibeban pun juga berbeda. Sementara itu dalam situs resminya Bank Indonesia mendefinisikan Tingkat Suku Bunga Bank Indonesia sebagai suku bunga kebijakan yang 41 mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan diumumkan kepada publik. BI Rate diumumkan oleh Dewan Gubernur Bank Indonesia setiap Rapat Dewan Gubernur bulanan dan diimplementasikan pada operasi moneter yang dilakukan Bank Indonesia melalui pengelolaan likuiditas liquidity management di pasar uang untuk mencapai sasaran operasional kebijakan moneter. Sasaran operasional kebijakan moneter dicerminkan pada perkembangan suku bunga Pasar Uang Antar Bank Overnight PUAB ON. Pergerakan di suku bunga PUAB ini diharapkan akan diikuti oleh perkembangan di suku bunga deposito, dan pada gilirannya suku bunga kredit perbankan. Dengan mempertimbangkan pula faktor-faktor lain dalam perekonomian, Bank Indonesia pada umumnya akan menaikkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan melampaui sasaran yang telah ditetapkan, sebaliknya Bank Indonesia akan menurunkan BI Rate apabila inflasi ke depan diperkirakan berada di bawah sasaran yang telah ditetapkan.

3. Hubungan BI Rate terhadap Pembiayaan Bermasalah

Dalam penelitiannya yang dilakukan oleh Haron dan Shanmugam 1997:5 menemukan bahwa suku bunga berpengaruh bagi perbankan syariah baik pada sisi pengumpulan dana maupun pembiayaan. Meskipun Perbankan syariah tidak menetapkan tingkat bunga baik pada sisi 42 pembiayaan maupun pendanaan, tetapi dalam dual banking system, bank syariah tidak bisa lepas dari risiko tingkat bunga. Pasar yang dijangkau oleh perbankan syariah bukan hanya yang loyal terhadap syariah, melainkan menjangkau pula pihak yang mengharap keuntungan dari bank syariah. Karim 2007: 272 menjelaskan apabila terjadi bagi hasil pendanaan syariah lebih kecil dari tingkat bunga maka nasabah akan berpindah ke bank konvensional, sebaliknya pada sisi pembiayaan, apabila margin yang dikenakan lebih besar dari tingkat bunga maka nasabah akan beralih ke bank konvensional. Oleh sebab itu agar bank syariah lebih kompetitif, maka suku bunga acuan atau BI Rate biasa digunakan sebagai benchmark dalam penentuan tingkat pengembalian dan yang utama adalah margin keuntungan murabahah. Apabila tingkat pengembalian tinggi maka kemungkinan terjadi default juga akan meningkat.

F. Pertumbuhan Pembiayaan

1. Konsep Pembiayaan

Sebagaimana bank pada umumnya, bank syariah juga mempunyai fungsi utama menyalurkan dana yang dihimpunnya dalam bentuk pemberian kredit atau dalam terminologi perbankan syariah disebut pembiayaan, sebagaimana yang disebutkan dalam undang-undang perbankan syariah no. 21 tahun 2008 pasal 19 ayat 1. Pembiayaan yang dilakukan oleh Bank umum syariah harus berdasarkan akad kontrak

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), nilai tukar (kurs) dan inflasi terhadap pembiayaan bermasalah perbankan syariah di Indonesia periode Juli 2010-Desember 2013

9 73 133

Dampak surat edaran Bank Indonesia Nomor 15/40/DKMP Tahun 2013 terhadap pembiayaan kendaraan bermotor pada PT. Bank Syariah Mandiri

1 6 110

Pengaruh Tingkat Inflasi Dan Sbi Terhadap Kinerja Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Periode Tahun 2009-2011

0 6 98

Pengaruh variabel makro ekonomi terhadap pembiayaan bermasalah sektor industri manufaktur pada perbankan syariah periode

11 101 114

Analisis Pengaruh Inflasi, BI RATE, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Februari 2011–Maret 201

0 14 180

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Bermasalah Sektor Konstruksi pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2012-2015

0 3 99

Analisis pengaruh profitabilitas perbankan syariah, suku bunga bank indonesia dan deposito mudharabah terhadap pembiayaan murabahah pada perbankan syariah di Indonesia periode 2009-2013

0 6 151

ANALISIS PENGARUH DPK, ROA, NPF, BOPO, SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATIO) , DAN INFLASI TERHADAP PEMBIAYAAN UMKM PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH (PERIODE 2009-2012)

0 3 129

ANALISIS PENGARUH FDR, NPF, DPK, SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE), DAN INFLASI TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH (PERIODE 2009-2012)

0 3 117

PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, EFISIENSI OPERASIONAL, DAN UKURAN BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2011-2013.

0 2 45