Ukuran Bank Anaslisis dan Pembahasan

95 hingga beberapa tahun ke depan seiring dengan semakin bertambahnya jumlah bank syariah di Indonesia. Pada tahun 2011 volume usaha perbankan syariah dalam kurun waktu satu tahun terakhir, khususnya Bank Umum Syariah BUS dan Unit Usaha Syariah UUS, mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Total aset per Desember 2011 yoy telah mencapai Rp 132.462.000.000.000 atau meningkat tajam sebesar 48,10 yang merupakan pertumbuhan tertinggi sepanjang 3 tahun terakhir. Pertumbuhan aset yang tinggi tersebut terkait erat dengan ekspansi perbankan syariah terutama pasca disahkannya Undang-undang No.21 tahun 2008 tentang Perbankan Syariah. Selain itu, upaya pengembangan perbankan syariah yang dilakukan secara sinergis antara Bank Indonesia dan pelaku industri yang tergabung dalam iB campaign baik untuk funding maupun lending berpengaruh positif terhadap pertumbuhan aset perbankan syariah. Di tahun 2012 yang merupakan akhir periode pengamatan, total aset perbankan syariah terus melonjak, meski sempat terkena dampak dari pemindahan dana haji oleh pemeritah. Pertumbuhan aset perbankan syariah tidak setinggi pertumbuhan pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Hingga bulan Desember 2012 pertumbuhan aset perbankan syariah mencapai ± 37 yoy dan total asetnya menjadi ± Rp179 triliun. 96

e. NPF UKM

Kredit tak lancar adalah kredit yang masih dilakukan pembayarannya, tetapi lebih lambat dari jadwal yang seharusnya. Kredit tak lancar dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu: kredit kurang lancar, diragukan, dan macet. Data NPF yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat NPF bulanan pada sektor ukm perbankan syariah Indonesia periode Januari 2009 hingga Desember 2012. NPF tersebut diperoleh dari total pembiayaan non lancar sektor UKM dibagi dengan total pembiayaan yang disalurkan yang tercatat dalam Statistik Perbankan Syariah yang dipublikasi dalam situs www.bi.go.id. Tabel 4.5 Non Performing Financing NPF sektor UKM Perbankan Syariah Indonesia Periode 2009-2012 Bulan Rasio Pembiayaan Bermasalah 2009 2010 2011 2012 Januari 2.754 3.693 2.719 2.236 Februari 3.416 3.845 2.990 2.322 Maret 3.442 3.225 2.970 2.184 April 3.557 3.638 3.107 2.230 Mei 3.173 3.872 3.097 2.293 Juni 2.782 3.082 2.895 2.228 Juli 3.509 3.455 3.078 2.189 Agustus 3.559 3.477 2.935 2.119 September 3.735 3.346 3.039 1.894 Oktober 3.609 3.330 2.805 1.774 November 3.595 3.459 2.277 1.703 Desember 3.436 2.675 2.084 1.397 Sumber: Statistik Perbankan Syariah data diolah Kredit atau pembiayaan yang disalurkan dikatakan bermasalah menurut Manurung dan Rahardja 2004:196 jika pengembaliannya terlambat dibanding jadwal yang direncanakan, bahkan tidak 97 dikembalikan sama sekali. Dalam konteks Indonesia, kredit atau pembiayaan bermasalah dapat dikelompokan menjadi kredit tak lancar dan macet. Dari tabel 4.5. dapat dilihat bahwa rasio pembiayaan bermasalah atau NPF pada tahun 2009 hingga tahun 2012 mengalami fluktuasi. Hingga akhir tahun 2012 yang merupakan batas tahun pengamatan, Rasio pembiayaan bermasalah sektor UKM pada perbankan syariah Indonesia cenderung stabil yakni dengan rata-rata NPF sebesar 2,06 dengan jumlah pembiayaan yang bermasalah sebesar Rp 2.060.000.000.000. Agar lebih mudah dipahami dan komunikatif data tersebut dapat dilihat dari grafik berikut: Gambar 4.5. Perkembangan Pembiayaan Bermasalah Sektor UKM periode Tahun 2009-2012 dalam Sumber: Statistik Perbankan Syariah data diolah Pada tahun 2010 terjadi peningkatan kinerja perbankan syariah yang tercermin pada menurunnya pembiayaan bermasalah. Dengan 0,01 0,015 0,02 0,025 0,03 0,035 0,04 0,045 Ja n u a ri M a re t M e i Ju li S e p te … N o v e m … Ja n u a ri M a re t M e i Ju li S e p te … N o v e m … Ja n u a ri M a re t M e i Ju li S e p te … N o v e m … Ja n u a ri M a re t M e i Ju li S e p te … N o v e m … Rasio NPF UKM 98 mengacu perkembangan pada rasio non performing financing NPF yang menurun menjadi sebesar 3,595. Kondisi ini memperlihatkan bahwa bank syariah semakin berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaannya dan kemampuan pengelolaan risiko perbankan syariah semakin membaik. Sementara itu pada tahun 2012 yang merupakan akhir periode pengamatan, telah terjadi penurunan tingkat pembiayaan bermasalah pada sektor UKM. Pada bulan Desember tahun 2012, tingkat pembiayaan bermasalah pada sektor UKM adalah sebesar 1,7 atau sebesar RP 2.060.000.000.000.

2. Analisis Pengujian Statistik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas dan variabel terikat mempunyai distribusi normal. Maksud dari distribusi normal adalah data akan mengikuti garis diagonal dan menyebar disekitar garis diagonal. Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji normalitas dengan analisis grafik dan uji Kolmogorov-Smirnov. 99 1 Analisis Grafik Histogram Gambar 4.6. Histogram Sumber: Data diolah Berdasarkan grafik histogram pada gambar 4.6. tampak bahwa residual terdistribusi secara normal dan berbentuk simetri tidak menceng ke kanan atau ke kiri atau dapat dikatakan histogramnya menunjukan pola distribusi normal. 2 Analisis Grafik dengan Normal Probability Plot Gambar 4.7. Grafik P-Plot

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), nilai tukar (kurs) dan inflasi terhadap pembiayaan bermasalah perbankan syariah di Indonesia periode Juli 2010-Desember 2013

9 73 133

Dampak surat edaran Bank Indonesia Nomor 15/40/DKMP Tahun 2013 terhadap pembiayaan kendaraan bermotor pada PT. Bank Syariah Mandiri

1 6 110

Pengaruh Tingkat Inflasi Dan Sbi Terhadap Kinerja Pembiayaan Bank Syariah Mandiri Periode Tahun 2009-2011

0 6 98

Pengaruh variabel makro ekonomi terhadap pembiayaan bermasalah sektor industri manufaktur pada perbankan syariah periode

11 101 114

Analisis Pengaruh Inflasi, BI RATE, Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS), Non Perfoming Financing (NPF) dan Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Pembiayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) pada Perbankan Syariah di Indonesia (Periode Februari 2011–Maret 201

0 14 180

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembiayaan Bermasalah Sektor Konstruksi pada Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah di Indonesia Periode 2012-2015

0 3 99

Analisis pengaruh profitabilitas perbankan syariah, suku bunga bank indonesia dan deposito mudharabah terhadap pembiayaan murabahah pada perbankan syariah di Indonesia periode 2009-2013

0 6 151

ANALISIS PENGARUH DPK, ROA, NPF, BOPO, SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATIO) , DAN INFLASI TERHADAP PEMBIAYAAN UMKM PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH (PERIODE 2009-2012)

0 3 129

ANALISIS PENGARUH FDR, NPF, DPK, SUKU BUNGA BANK INDONESIA (BI RATE), DAN INFLASI TERHADAP PROFITABILITAS (ROA) PADA BANK UMUM SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH (PERIODE 2009-2012)

0 3 117

PENGARUH PEMBIAYAAN BERMASALAH, EFISIENSI OPERASIONAL, DAN UKURAN BANK TERHADAP PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA TAHUN 2011-2013.

0 2 45