Sejarah dan Asal Usul Komik

3. Sejarah dan Asal Usul Komik

Sejarah komik bermula pada masa pra-sejarah di Gua Lascaux, Prancis Selatan. Banyak ditemukan gambar-gambar bison jenis banteng atau kerbau Amerika yang dilukis pada dinding gua. 15 Sementara itu, pada tahun 3000 sebelum Masehi, seniman dari Mesir menjadikan papirus sebagai media untuk menggambar kartun binatang. Begitu juga dengan bangsa Romawi yang sudah biasa mengambar kartun satire pada tabula . 16 Di Indonesia, cikal bakal komik banyak dipengaruhi oleh agama Budha, Hindu, dan Islam. Hal ini terlihat pada relief Candi Borobudur yang bercerita mengenai riwayat Sang Budha, relief Candi Prambanan yang berkisah tentang Ramayana, juga pada candi-candi sekitar abad ke-18 yang terdapat gambar kuno di atas kertas dengan tinta berwarna dengan keterangan teks beraksara Arab dalam bahasa Jawa. 17 Perkembangan komik menurut Wall dan Walker, seperti yang dikutip oleh Dina Listiorini, dimulai dari komik strip yang diperkenalkan melalui surat kabar akhir abad 19 untuk menarik minat pembaca Wall, Peter and Walker, 1997: 153. Komik strip pertama di Amerika Serikat muncul pada surat kabar edisi Minggu sebagai sisipan. 18 Komik strip pertama adalah karya James Swinnerton berjudul The Little Bear and Tigers pada tahun 1892. Serial komik strip yang pertama kali 15 Guntur Angkat, “Selintas Sejarah Komik Indonesia,” artikel diakses pada 15 Februari 2008 dari http:re-searchengines.comart05-72.html . Penulis adalah dosen di Universitas Tarumanagara Jakarta, bergelar SS.n 16 David Manning White, “Comics,” dalam Encyclopedia Americana, vol. 7 New York: Americana Corp., 1975, h. 370. 17 Angkat, “Selintas Sejarah Komik Indonesia.” 18 Dina Listiorini, “Diskursus Angkasa Luar, UFO, dan Alien pada Komik Disney,” Tesis S2 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi Program Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia Depok, 2000, h. 58. sukses secara besar-besaran adalah komik berjudul Down in Hogan’s Alley karya Richard Outcault yang diterbitkan pertama kali di surat kabar New York World milik Joseph Pulitzer pada tahun 1895. 19 Pada tahun 1896 penerbit Wiliam Randolph Hearst, menerbitkan komik strip Yellow Kids dalam surat kabar Morning Journal yang merupakan surat kabar pertama yang menampilkan sisipan komik strip berwarna. Dalam surat kabar inilah pertama kalinya digunakan balon kata untuk menunjukkan suatu percakapan. Cerita Yellow Kids merupakan lanjutan dari komik strip Hogan’s Alley . 20 19 E. M. Plunket, “Comic Strip,” dalam Grolier Academic Encyclopedia, vol. 5 United States of America: Grolier International, 1983, h. 135. 20 “Caricature, Cartoon, and Comic Strip,” dalam The New Encyclopaedia Britannica, vol. 15 Chicago: Encyclopaedia Britannica Inc., 2002, h. 549. Gambar 7 Komik Yellow Kids Sumber gambar: http:loc.govrrprintswannartwoodaw-comics.html diakses pada 25 November 2008 Komik pertama Indonesia yang diterbitkan melalui surat kabar adalah adalah Put On karya Kho Wang Gie tahun 1930 di harian Sin Po. Komik panjang pertama dibuat oleh Nasroen A.S. berjudul Mentjari Poetri Hidjaoe, yang dimuat berseri pada majalah Ratoe Timoer yang terbit di Yogyakarta. 21 Sekitar akhir tahun 1940-an komik-komik sisipan surat kabar Amerika Serikat seperti Tarzan, Rip Kirby, Phantom, dan Johnny Hazard, oleh penerbit Gapura dan Keng po dari Jakarta serta Perfects dari Malang menerbitkannya dalam bentuk buku. Membanjirnya komik-komik bertema superhero membuat para komikus Indonesia mengadaptasi karakter tokoh komik Amerika ke dalam tampilan lokal. Komikus yang melakukan hal tersebut di antaranya adalah R. A. Kosasih yang menciptakan karakter Sri Asih yang merupakan imitasi dari karakter Wonder Woman. Karakter superhero lain yang diciptakan oleh komikus lain adalah Siti Gahara, Puteri Bintang, Garuda Putih dan Kapten Comet. Penciptaan karakter Garuda Putih dan Kapten Comet merupakan inspirasi dari karakter Superman dan Flash Gordon. 22 Pada akhir tahun 1960-an dan selama tahun 1970-an, eksistensi komik semakin mendapat perhatian seperti ditunjukkan oleh pembuatan tiga film berdasarkan karya-karya Ganes Th. Si Buta dari Goa Hantu adalah komik pertama yang difilmkan di Indonesia pada tahun 1970, disusul dengan dua komik lainnya, yaitu Tuan Tanah Kedawung 1972 dan Sorga yagng Hilang 1977. Komikus lainnya yang sukes pula pada masa itu antara lain Jan Mintaraga, Teguh Santosa, dan S. H. Mintardjo. 23 21 Atmakusumah, “Komik,” h. 55 22 “Komik Indonesia,” artikel diakses pada 15 Februari 2008 dari http:id.wikipedia.orgwikiKomik_Indonesia 23 Atmakusumah, “Komik,” h. 56. Tahun 1970-an hingga tahun 1980-an merupakan masa subur bagi pemasaran komik-komik terjemahan yang berasal dari luar negeri. Komik-komik yang pada umumnya berasal dari Amerika Serikat dan beberapa Negara Eropa dan dicetak berwarna itu menyingkirkan banyak komik hitam-putih Indonesia dari pasaran. 24 Sejak tahun 1990 hingga sekarang, dunia perkomikan lokal mulai eksis kembali. Komik-komik independen komikus muda Indonesia mengawali perlawanan mereka terhadap eksistensi komik-komik impor Amerika Serikat dan Jepang. Banyak komikus indie yang melakukan penggandaan karya mereka dengan menggunakan mesin foto copy untuk disebarluaskan melalui pameran- pameran komik, baik untuk dibeli ataupun dibarter. Beberapa studio komik indie, antara lain adalah Badjak Laoet, RED Army, Daging Tumbuh, Bengkel Qomik, Akademi Samali, dan Mubal Komike. Komik-komik karya komikus muda Indonesia juga mulai banyak diterbitkan. 25 Namun sayang, kebangkitan komik lokal tidak diikuti dengan kerorisinalan gaya dalam penggambaran karakter tokohnya. Pada saat ini ada dua aliran gaya yang cenderung masih dijadikan kiblat para komikus muda Indonesia dalam penggambaran karakternya, yaitu gaya gambar Amerika dan gaya gambar manga komik Jepang. Komikus dengan gaya gambar Amerika mereferensikan karya mereka pada gaya gambar komik dari Amerika. Sebagian dari mereka bahkan ada yang bekerja untuk produksi komik Amerka. Komikus yang dapat dikatakan memiliki ciri gaya gambar dari komik Amerika antara lain adalah Admiranto Wijayadi, Ahmad Thoriq, Alfi Zachkyelle, Donny Kurniawan, Pe’ong, 24 Ibid., h. 57. 25 “Komik Indonesia,” artikel diakses pada 15 Februari 2008 dari http:id.wikipedia.orgwikiKomik_Indonesia. Tony Masdiono, dan Wisnoe Lee. Sedangkan komikus Indonesia yang gaya gambarnya condong ke arah gaya gambar komik Jepang, seperti halnya komikus dengan aliran Amerika, mereferensikan gaya gambarnya pada komik Jepang dengan ciri khas menonjol yaitu penggambaran bentuk mata yang besar. Para komikus dengan gaya ini banyak yang menggunakan nama samaran pada karya- karyanya. Komikus aliran ini yang banyak menghasilkan karya antara lain Sentimental Amethyst atau Hisako Ikeda Anthony Ann, Calista, Anzu Hizawa, Lily, dan Shinju Arisa, dan studio PETSHOP. 26

4. Fungsi Komik