Tony Masdiono, dan Wisnoe Lee. Sedangkan komikus Indonesia yang gaya gambarnya condong ke arah gaya gambar komik Jepang, seperti halnya komikus
dengan aliran Amerika, mereferensikan gaya gambarnya pada komik Jepang dengan ciri khas menonjol yaitu penggambaran bentuk mata yang besar. Para
komikus dengan gaya ini banyak yang menggunakan nama samaran pada karya- karyanya. Komikus aliran ini yang banyak menghasilkan karya antara lain
Sentimental Amethyst atau Hisako Ikeda Anthony Ann, Calista, Anzu Hizawa, Lily, dan Shinju Arisa, dan studio PETSHOP.
26
4. Fungsi Komik
Suatu kelompok di Kirl, Jerman, bekerjasama dengan Malte Dahrendorf menyusun daftar fungsi komik.
“Fungsi itu tidak perlu dianggap sebagai tujuan. Di sini soalnya berkenaan dengan pernyataan-pernyataan umum dan kebanyakan hipotesis yang dapat
diubah menurut jenis komik dan kelompok penerimanya. Pada penyajian fungsi komik harus diperhatikan pula persyaratan perekonomian masyarakat pasaran,
laba, taktik promosi, konflik masyarakat, cara sosialisasi dalam masyarakat. Berikut adalah fungsi komik, seperti yang dikutip oleh Franz dan Meier:
a. Memenuhi keperluan yang dipersyaratkan orang tua, sosial, dan masyarakat 1 Penjauhan-aku:
a Dengan membuat otoritas sebagai tertawaan, b Melalui identifikasi penyamaan diri dengan ‘pahlawannya’, yang atas
nama pembaca ‘dapat melakukan semuanya’ keinginan serba mampu yang regresif.
26
Ibid.
2 Penyediaan benda agresi, memperbolehkan penyaluran dan pelepasan agresivitas rasa ingin menyerang dan membebaskan diri dari frustasi;
suatu pemroyeksikan konflik pada benda pengganti. Benda agresi: yang asing sebagai jenis ras bangsa; yang berkuasa juga orang dewasa; orang
luar dalam masyarakatnya seperti yang intelektual, kriminal. 3 Penyederhanaan masalah, model yang meringankan kehidupan dan
memberikan rasa terjamin. 4 Pelarian dari kebosanan monotani dan kehidupan sehari-hari
eskapisme. 5 Kesenangan, kesantaian, kebebasan dari beban, pengisian waktu tanpa
bersusah payah. b. Strategi taktik pemuasan
Pemuasan keperluan dan keinginan terjadi dalam dua tahap: 1 Imbauan terhadap keinginan tak sadar, suatu sikap yang cara berbuatnya
tabu tak diperbolehkan dalam masyarakat, dan karenanya menimbulkan ketegangan, ketakutan, harapan.
2 Dan itu semuanya diatasi dengan kegiatan pahlawannya rasa puas. c. Kemungkinan pengaruh
1 Pemecahan konflik dan ketakutan, pembebasan dari beban menertawakan otoritas, seperti membayarnya kembali dengan tunai, suatu kesempatan
untuk membebaskan diri dari serangan. 2 Fungsi terapi bagi kesulitan dan keperluan yang terdapat dalam
perkembangan petualangan, perjuangan, agresivitas. 3 Pembongkaran otoritas dan rasa rendah diri.
4 Tetapi juga pembongkaran fungsi kritis, karena kebutuhan yang diinginkan secara tak sadar masih tetap ada pengaruh gambaran dan demikian saja
‘dialami’ menurut fantasi. 5 Pemantapan dan karenanya pengesahan sosialisasi yang palsu paksaan
penyesuaian, penekanan hasrat. 6 Penetapan struktur kemasyarakatan yang mendasari sosialisasi.
7 Penetralan energi yang mengubah masyarakat. 8 Membawa serta penerimaan yang ada dan diketahui, perhatian terhadap
otoritas, mempercayakan diri pada ‘penyelamat’. 9 Kesangsian terhadap yang ‘nonkonformis’ tak sesuai dengan dirinya,
pemantapan praduga, permusuhan terhadap yang asing etnosentrisme. 10 Kebergantungan pada sarana, kemantapan pada budaya-pengganti,
kebiasaan konsumtif alih-alih berbuat secara giat: kegiatan pahlawan yang mengganti mewakilinya, pada pahlawan itu berganti menjadi kegiatan
dalam menerima, membeli, atau memakai kegiatan konsumtif.”
27
5. Manfaat Komik