banyak makna. Pada Abad Pertengahan, humor menunjuk kepada suatu energi yang berpikir  untuk  berhubungan  dengan  suatu  keadaan  emosional.  Energi  ini  telah
dipercaya  untuk  menentukan  kesehatan  dan  karakter.  Menurut  Freud,  tujuan  dari lelucon  atau  humor  adalah  untuk  memberikan  kesenangan,  memunculkan  hal  yang
sebelumnya tersembunyi atau tidak diakui. Sedang  Dalam  literatur  Islam  masa  lalu,  cukup  banyak  tokoh-tokoh  muslim
yang telah menghasilkan karya-karya humor. Namun humor dan canda mereka selalu mengandung  unsur  akidah,  muamalah  dan  akhlak.  Di  antaranya  Nasruddin  Hoja,
Hani  al  Arabiy. Para tokoh  humor ini, digambarkan sebagai  manusia-manusia unik.
Dari ucapan dan perbuatan mereka, semuanya mengandung pengajaran dan dakwah. Jadi, di dalam Islam sama sekali tidak ada larangan humor dan cara bersenda gurau.
Tentu saja selama masih berada dalam koridor yang benar. Kita tidak diperbolehkan bersenda gurau yang berlebihan hingga akhirnya jatuh pada ghibah atau olok-olok.
7
B. Etika Senda Gurau
Yusuf Qardhawi telah mengariskan lima etika dalam bersenda gurau :
1 Tidak menggunakan perkara yang bohong sebagai alat untuk manusia tertawa.
Nabi SAW bersabda,
Artinya: Celaka orang yang bercakap kemudian berbohong supaya manusia ketawa. Celakalah dia dan celakalah dia
7
http:wiki.blogspot.comsenda-gurau-dalam-islam di akses pada tanggal 20 Agustus 2014
2  Gurauan  tidak  mengandung  penghinaan  terhadap  orang  lain  melainkan  diizinkan oleh orang tersebut.
Allah telah berfiman dalam surat al-Hujurat, ayat 11, 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Wahai orang-orang yang beriman. Janganlah satu kaum itu menghina kaum yang  lain,  kemungkinan  orang  yang  dihina  lebih  baik  daripada  orang  yang
menghina. Janganlah wanita menghina wanita lain, kemungkinan wanita yang dihina lebih baik daripada wanita yang menghina..
Nabi juga ada bersabda,
Cukuplah  seorang  itu  melakukan  kejahatan  apabila  dia  menghina  saudaranya semuslim.
Penghinaan itu juga termasuk cara seseorang itu meniru perbuatan orang lain. sabah :
mengolok-ngolok. Saidatina Aisyah RA berkata, Aku telah meniru perbuatan seorang manusia. Lalu,
Baginda bersabda,
Aku tidak suka meniru perbuatan orang lain.
8
Muslim ibn Hajjaj Abu al-Husain al-Qusyairi al-Naisaburi, Shahih Muslim, Beirut: Daar al- Fikr.
9
Ahmad bin Hanbal, Musnad li al-imam Ahmad ibn Hanbal, Beirut: Dar al-Fikri, 1991 .
3 Bergurau yang tidak menakutkan orang lain. Nukman  bin  Basyir  RA  berkata,  Sesungguhnya,  kami  bersama  Rasulullah
SAW  dalam  satu  perjalanan.  Seorang  lelaki  mengantuk  di  atas  tunggangannya. Seorang  lelaki  yang  lain  mengambil  anak  panah  dari  busurnya,  dan  mengejutkan
lelaki yang mengantuk itu, menyebabkan dia terperanjat. Rasulullah SAW bersabda,
Tidak boleh bagi seorang muslim untuk menakutkan sesama saudara muslim. Nabi juga bersabda,
“Janganlah  kamu  mengambil  barang  kepunyaan  saudara  seIslamnya  dengan  niat bergurau atau betul-betul.
” 4  Janganlah  bergurau  di  tempat  yang  serius  dan  janganlah  serius  di  tempat  yang
bergurau. Dalam  Islam,  ada  tiga  perkara  yang  dianggap  diambil  hukumnya  walaupun  dalam
keadaan bergurau. Nabi SAW bersabda,
“Tiga  perkara  yang  mana  diambil  hukumnya  sama  dalam  keadaan  bergurau  atau serius yaitu nikah, cerai dan membebaskan hamba.
”
10
Sulaiman bin al- „Asy‟asy Abu Dawud al-Sijistani al-Azdi, Sunan Abu Dawud, Beirut: Dar
al-Fikr.
11
Sulaiman bin al- „Asy‟asy Abu Dawud al-Sijistani al-Azdi, Sunan Abu Dawud, Beirut: Dar
al-Fikr.
12
Abî  Hisyâm  Muh ammad  bin  „Isâ  bin  Tsaurah,  Sunan  Tirmîdzî,  Beirut:Dâr  al-Ma‟rifah,
2002.