Sa’id al-Maqburi w.123 H Abu Hurairah w.57 H
c. Kritik Matan
Kandungan hadis di atas adalah tentang pernyataan Nabi bahwa Nabi tidak pernah mengatakan apa-apa kecuali kebenaran. Dalam kritik matan ini penulis
akan menjabarkan dengan berbagai pendekatan, yaitu: Pendekatan melalui bahasa
Bahasa yang digunakan oleh Nabi Muhammad saw adalah bahasa yang sopan, tidak bertele-tele dalam pemakaian bahasa Arab, serta focus dalam satu
masalah yang dibahas dalam hadis tersebut. Memperhatikan matan hadis diatas bahwa matan hadis di atas menjelaskan tentang pernyataan bahwa Nabi
tidak pernah mengatakan apa-apa kecuali kebenaran. Teks matan hadis di atas juga sesuai dengan kaidah bahasa Arab, seperti
contoh lafadz kemasukan huruf nida` yaitu
dan dibaca nasab
karena ia merupakan susunan idafah, jadi mudafnya harus dibaca
nasab. d.
Kesimpulan Kualitas Hadis Kriteria kesahihan hadis terdapat beberapa syarat yaitu:
bersambungnya sanad, diriwayatkan oleh perawi yang dhabit, tidak ada kejanggalan Syadz maupun cacat
‘illat
41
. Sesuai dengan penjelasan kritik hadis diatas dapat disimpulkan bahwa semua sanad mempunyai
41
Dr.Bustamin M.SI. Metode Kritik Hadis, diterbitkan oleh Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010
hubungan antara guru dan murid sehingga bisa dipastikan bahwa semuanya adalah bersambung sanadnya ittishal al-sanad, dan semua
sanad dari hadis tersebut adalah dipandang positif ta’dil, jadi kualitas
hadis tersebut adalah sahih.
Hadis Keempat
a. Teks hadis
Setelah ditelusuri melalui lafaz ,
, ,
kemudian
ditemukanlah sebagai berikut: ّبط هج
مح ,
, Berdasarkan hasil penelusuran di atas bahwa hadis ini terdapat pada:
Sunan Ibnu Majah, Kitab Thib, halaman 3 Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 2, halaman 114 dan 240
Berikut hadis yang mukharijnya Ibnu Majah
Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Abdul Wahab dia berkata; telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail telah
menceritakan kepada kami Ibnu Al Mubarak dari Abdul Hamid bin Shaifi salah seorang anaknya shuhaib, dari Ayahnya dari kakeknya Shuhaib dia
berkata, Aku datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam sedangkan di hadapan beliau terdapat roti dan kurma, lalu beliau bersabda:
Mendekat dan makanlah. Maka aku mengambil kurma dan memakannnya, lantas Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Kamu memakan kurma sedang kamu lagi sakit mata? Shuhaib berkata, Aku menjawab, Aku mengunyah dari sisi yang lain. Maka Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam pun tersenyum mendengarnya. Adapun hadis yang mukharijnya Ahmad bin Hanbal sebagai berikut
Ahmad bin Hanbal radliyallahuanhu berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Nadlr berkata; telah menceritakan kepada kami
Abdullah bin Al Mubarak dari Abdul Hamid bin Shaifi dari Bapaknya dari kakeknya
berkata; sesungguhnya
Shuhaib mendatangi
Nabi Shallallahualaihiwasallam dan di hadapannya ada kurma dan roti. Lalu
beliau bersabda: Dekatkanlah dan makanlah Shuhaib bin Sinan radliyallahuanhu berkata; lalu dia memakan kurmanya. Lalu Nabi
Shallallahualaihiwasallam bersabda kepadanya, Di matamu ada sebuah penyakit, lalu dia berkata; Wahai Rasulullah, saya akan makan dari arah
yang lain. Shuhaib bin Sinan radliyallahuanhu berkata; lalu Nabi Shallallahualaihiwasallam tersenyum
.
Selanjutnya di halaman berikut penulis akan menampilkan skema sanad hadis ini agar lebih dipahami urutan sanadnya.
42
Muhammad Nasiruddin Albani, Sunan Ibnu Mâjah, penerjemah Iqbal Mukhlis, Pustaka Azzam: Jakarta, 2007.
b. Kritik sanad
Susunan jalur sanad yang mukharrijnya Ibnu Majah, sebagai berikut: