hadis dari „Abdullah bin Mubârak secara langsung, dengan demikian sanadnya bersambung muttasil.
3. ‘Abdullah bin Mubârak w.181 H
Nama lengkap beliau adalah „Abdullah bin Mubârak bin Wâdih al- Handzalî al-Tamîmî. Guru-gurunya diantaranya adalah: Abân bin Taghlîb,
Abân bin „Abdullah, Abân bin Yazîd, Ibrâhîm bin Sa‟d, Ibrâhîm bin T
ahmân, Ibrâhîm bin Abî „Ablah, Ibrâhîm bin „Uqbah, Ibrâhîm bin Nâfi‟, Ibrâhîm bin Nasyît, Usâmah bin Zaid al-
Laitsî, Ismâ‟îl bin Muslim al- „Abd, Aswad bin Syaibân, Basyîr bin Muhâjir, Basyîr Abî Ismâ‟îl, Habîb
bin Sulaim, Harmalah bin „Imrân, Hazm bin Mihrân, Hasan bin „Amr, Zubair bin Sa‟îd, Zubair bin „Abdullah, Zuhair bin Mu‟âwiyah, Sa‟îd bin
Ayyûb, Sa‟îd bin Iyyas, dan Abî Sinân Sa‟îd bin Sinân. Adapun murid-muridnya adalah: Abû Ishâq Ibrâhîm bin Ishâq, Ibrâhîm bin
Syammâs, „Abdullah al-Khalâl, Ibrâhîm bin Musyajjar, Ahmad bin Jamîl, Ahmad bin al-Hajjâj, Bisyr bin al-Sariyy, Bisyr bin Muhammad, Hasan
bin Rabî‟, Hasan bin „Arafah, Hasan bin „Îsâ, Husain bin Hasan, „Alî bin Ishâq,
Sa‟îd bin Rahmah, Sa‟îd bin Sulaimân, Salamah bin Sulaimân, Komentar ulama hadis terhadapnya:
Ahmad bin Hanbal : ia adalah seorang yang hafidz Abû Hâtim : ia adalah faqih, „alim, ahli ibadah, zuhud, pemberani, dan
penyair
Ahmad bin Muharraz : ia adalah seorang yang pemberani.
30
Berdasarkan penilaian para ulama terhadap „Abdullah bin Mubârak bisa
dikategorikan sebagai periwayat yang dinilai ta’dil positif, dan melalui
kitab rijal hadis dapat diketahui bahwa „Abdullah bin Mubârak benar
menerima riwayat sebuah hadis dan bersangkutan dari seorang gurunya yang bernama Zubair bin Sa‟îd bin Sulaimân dan sanad mereka
bersambung muttasil.
4. Zubair bin Sa’îd w.152 H
Nama lengkapnya adalah Zubair bin Sa‟îd bin Sulaimân. Guru- gurunya adalah: Safwân bin Sulaim
, „Abdullah bin „Alî bin Yazîd, ;Abd al-H
amîd bin Salîm, „Abd al-Rahmân bin Qâsim, Muhammad bin al- Munkadir, Abî
Suhail Nâfi‟ bin Mâlik, Ilyasa‟ bin al-Mughîrah.
Adapun murid- muridnya adalah: Ismâ‟îl bin „Ayyâsy, Jarîr bin Hâzim,
Sa‟îd bin Zakariyyâ, Abû „Âsim al-Dahhâk bin Makhlad, „Abdullah bin Hârits,
„Abdullah bin Mubârak, „Abdullah bin Maimûn al-Qaddâh, „Abd al-Hamîd bin Zakariyyâ, Mut
arraf bin „Abdullah. Komentar ulama terhadapnya:
Abû „Ubaid: da‟îf Abû Zur‟ah: Syaikh
Al-Nasâ`î: d a‟îf
Sâlih bin Muhammad: majhûl
30
Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl f
ȋ
Asmâ` al-Rijâl ,
Beirut: Mu`assasah Risalah, 1992, h. 5-18
Muh ammad bin Sa‟d: qalîl al-hadîts.
Menurut para kritikus hadis, Zubair dinilai sebagai sanad yang daif, namun demikian sanad Zubair dapat dikatakan bahwa riwayat hadis yang
disampikan adalah muttasil, karena ada ketergantungan dan bertemu langsung antara murid dan gurunya yang bernama Safwân bin Sulaim al-
Madani.
5. Safwân bin Sulaim w.132 H
Nama lengkapnya ialah Safwân bin Sulaim al-Madani. Guru- gurunya adalah: Anas bin Mâlik, Tsa‟labah bin Abi Mâlik, Jâbir bin
„Abdullah, Hamzah bin „Abdullah bin „Umar, Humaid bin „Abd al- Rahmân, Dzakwân Abî Sâlih
, Sâlim bin „Abdullah bin „Umar, Sa‟îd bin Salamah, Sa‟îd bin Musayyab, Sulaimân bin Yasâr, „Urwah bin Zubair,
„Atâ` bin Yasâr, „Ikrimah maula Ibn „Abbâs, „Umar bin Tsâbit. Adapun murid-
muridnya adalah: Ibrâhîm bin Sa‟d, Usâmah bin Zaid, Zubair,
Ziyâd bin Sa‟d, Zaid bin Aslam, Sufyân al-Tsauri, Sufyân bin „Uyainah, Umayyah bin Sa‟îd, Mâlik bin Anas, Abû „Alqamah, dan „Abd
al-Malik bin Juraij, Komentar ulama terhadapnya adalah:
Muh ammad bin Sa‟d: tsiqah
Abû Hâtim: tsiqah Al-Nasâ`î: tsiqah
Ya‟qûb bin Syaibah: tsabat