Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Abdul Wahab dia berkata; telah menceritakan kepada kami Musa bin Ismail telah
menceritakan kepada kami Ibnu Al Mubarak dari Abdul Hamid bin Shaifi salah seorang anaknya shuhaib, dari Ayahnya dari kakeknya Shuhaib dia
berkata, Aku datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasallam sedangkan di hadapan beliau terdapat roti dan kurma, lalu beliau bersabda:
Mendekat dan makanlah. Maka aku mengambil kurma dan memakannnya, lantas Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
Kamu memakan kurma sedang kamu lagi sakit mata? Shuhaib berkata, Aku menjawab, Aku mengunyah dari sisi yang lain. Maka Rasulullah
shallallahu alaihi wasallam pun tersenyum mendengarnya.
Pendekatan melalui bahasa Bahasa yang dipakai oleh Nabi Muhammad Saw adalah bahasa yang
sopan, tidak bertele-tele dalam pemakaian bahasa Arab, serta focus dalam satu masalah yang dibahas dalam hadis tersebut. Memperhatikan matan hadis diatas
bahwa matan hadis di atas menjelaskan tentang salah satu contoh gurauan Nabi bersama sahabat dan Nabi hanya tersenyum.
Matan yang terdapat dalam hadis tersebut juga sesuai dengan kaidah bahasa Arab, salah satu contohnya adalah lafadz
lafadz dibaca nasab
karena kedudukannya sebagai maf‟ul bin, tanda nasabnya dengan fathah karena ia termasuk isim mufrad.
d. Kesimpulan Kualitas Hadis
Kriteria kesahihan hadis terdapat beberapa syarat yaitu: bersambungnya sanad, diriwayatkan oleh perawi yang dhabit, tidak ada kejanggalan Syadz
maupun cacat ‘illat
51
. Sesuai dengan penjelasan kritik hadis diatas dapat disimpulkan bahwa semua sanad mempunyai hubungan antara guru dan murid
sehingga bisa dipastikan bahwa semuanya adalah bersambung sanadnya ittishal al-sanad
, dan semua sanad dari hadis tersebut adalah dipandang positif ta’dil,
jadi kualitas hadis tersebut adalah sahih.
51
Dr.Bustamin M.SI. Metode Kritik Hadis, diterbitkan oleh Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010
89
BABV PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah dikaji dan diteliti, penulis berkesimpulan bahwa keempat hadis yang diteliti dalam kitab Ih
yâ` ‘Ulûm al-Dîn tidak semuanya berkualitas sahih. Berikut uraian keempat hadis dengan kualitasnya:
a. Hadis Pertama: Hadis ini menjelaskan larangan beranda gurau dan kualitas
hadis yang diriwayatkan dari al-Tirmidzi tersebut adalah hasan.
b. Hadis Kedua: Hadis ini menerangkan bagaimana akibat bila seseorang
beranda gurau dan kualitas hadis yang mukharrijnya Ahmad bin Hanbal
tersebut adalah hasan.
c. Hadis Ketiga: Hadis ketiga ini menjelaskan bahwa Nabi juga melakukan
senda gurau akan tetapi Nabi berkata tentang kebenaran dan kualitas hadis
yang mukharijnya Ahmad bin Hanbal dan al-Tirmidzi tersebut adalah sahih.
d. Hadis Keempat: Hadis ini menerangkan bagaimana cara Nabi tertawa dan
kualitas hadis yang mukharijnya Ibnu Majah dan Ahmad bin Hanbal tersebut
adalah sahih.
B. Saran-saran
Dari hasil uraian tentang hadis senda gurau yang menjadi tema dalam skripsi ini, penulis akan memberikan saran kepada para pembaca:
a. Hendaknya lebih hati-hati dalam menjaga lisan ketika berucap
b. Tidak terlalu berlebihan dalam senda gurau, karena senda gurau bisa
menyebabkan sakit hati jika sampai terjadi saling mengolok-olok. Penulis sepenuhnya sadar masih banyak terjadi kesalahan di dalam skripsi ini,
untuk itu diharapkan untuk para pembaca meneliti lebih lanjut mengenai judul atau tema skripsi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Abû Hamîd, Ihyâ`‘Ulûm al-Dîn, Beirut: Daar al-Fikr, 2002
-------, Ihyâ`‘Ulûm al-Dîn, tahqiq: Badawi Thibanah, Juz I Semarang: Karya Thaha
Putra, tt ------- Ih
yâ` ‘Ulûm al-Dîn, terjemahan Isma‟il Ya‟kub Medan: Penerbit Imbalo, 1964
-------, Ihyâ`‘Ulûm al-Dîn, terj. Ibnu Ibrahim Ba‟adillah Jakarta: Republika Penerbit,
2011 Amin, Kamaruddin, Menguji Kembali Keakuratan Metode Kritik Hadis, Jakarta:
PT Mizan Publika, 2009 Ansyari, Ending Syaifuddin, Wawasan Islam: Pokok-pokok Pemikiran Islam dan
Umatnya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1993
Anwar, Saeful, Filsafat Ilmu al-Ghazali, Bandung: Pustaka Setia, 2007
al- A‟sham,„Abd al-Amir, al-Fallasuf al-Ghazali, Beirut: Dar al-Andalus, tt
al- „Atsqalanî, Syihâb al-Dîn Ahmad bin Fahâris Ibn Hajar, al-Isâbah fȋ Tamyȋ z
al-Sahâbah, jilid 2, Beirut: Dâr al-Kitâb al-
„Arabȋ Azami, M.M, Hadis Nabawi dan Sejarah Kodifikasinya
, terj.‟Ali Mustafa Ya‟qub Jakarta: Pustaka Firdaus, 1994
Al-Bani, Muhammad Nasiruddin, Sunan Ibnu Mâjah, penerjemah Iqbal Mukhlis, Pustaka Azzam: Jakarta, 2007.
Bustamin, Metode Kritik Hadis, diterbitkan oleh Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010
------- dan Hasanuddin, Membahas Kitab Hadis, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010
ad-Dihami, Ali, Menjaga Hati, Jakarta: Gema Insani, 2005. al-Ghazali, Bahaya Lidah, Jakarta: Bumi Aksara, 1994
------- Wasiat Imam Ghazali Minhajul Abidin Jakarta: Darul Ulum Press, 1986 Hafsa, Abu, Pintu Masuk Buku Ini, dalam Abû Hamîd al-Ghazali, Ih
yâ` ‘Ulûm al- Dîn
, Jakarta:Republika Penerbit, 2011 Hamid, Ali Hasan Ali Abdul, Ihya Ulumuddin Pandangan Ulama, terj. Yoga Jakarta:
Darul Qolam, tt