Abu Hurairah w.57 H

salah satu amil nawasikh, yaitu adapun tanda nasabnya yaitu dengan fathah karena ia termasuk isim mufrad. d. Kesimpulan Kualitas Hadis Kriteria kesahihan hadis terdapat beberapa syarat yaitu: bersambungnya sanad, diriwayatkan oleh perawi yang dhabit, tidak ada kejanggalan Syadz maupun cacat ‘illat 33 . Sesuai dengan penjelasan kritik hadis diatas dapat disimpulkan bahwa semua sanad mempunyai hubungan antara guru dan murid sehingga bisa dipastikan bahwa semuanya adalah bersambung sanadnya ittishal al-sanad, dan mayoritas sanad dari hadis tersebut adalah dipandang positif ta’dil, namun sanad Zubair bin Sa’îd bin Sulaimân dinilai daif oleh kritikus hadis, jadi kualitas hadis tersebut adalah hasan. Hadis Ketiga a. Teks hadis Langkah awal dalam menelusuri hadis adalah takhrij hadis, melalui penggalan lafadz matan yaitu بعاد, kemudian ditemukanlah sebagai berikut: ّرب ,ت ١ ,مح , , 33 Dr.Bustamin M.SI. Metode Kritik Hadis, diterbitkan oleh Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010 Setelah ditelusuri semua lafaz namun penulis tidak menemukan hasilnya, dan berdasarkan penelusuran yang telah dilakukan bahwa hadis ini terdapat pada: Sunan Tirmidzi, Kitab al-Birr, bab 57 Musnad ahmad bin Hanbal, jilid 2, halaman 340 dan 360 Berikut ini Hadis yang mukharijnya al-Tirmidzi Telah menceritakan kepada kami Abbas bin Muhammad Ad Duri Al Baghdadi, telah menceritakan kepada kami Ali bin Al Hasan, telah mengabarkan kepada kami Abdullah bin Mubarak dari Usamah bin Zaid dari Said Al Maqburi dari Abu Hurairah ia berkata; Mereka para sahabat berkata, Sesungguhnya Anda …. Beliau bersabda: Sesungguhnya aku tidaklah mengatakan sesuatu kecuali yang benar. Adapun hadis yang mukharijnya Ahmad bin Hanbal Telah menceritakan kepada kami Yunus telah menceritakan kepada kami Laits dari Muhammad dari Said bin Abi Said dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, beliau bersabda: Aku tidak berkata kecuali kebenaran, sebagian sahabatnya berkata; Sesungguhnya engkau bercanda dengan kami wahai Rasulullah, maka beliau bersabda: Aku tidak berkata kecuali kebenaran. Setelah ini penulis akan menampilkan skema sanad di halaman berikutnya agar dapat memahami urutan sanad dalam hadis ini. b. Kritik Sanad Dalam kritik sanad hadis ini, penulis menelusuri sanad yang dari jalur al- Tirmidzi, adapun rincian sanadnya adalah sebagai berikut:

1. Al-Tirmidzi w.279 H

Nama lengkapnya adalah Imam al- Hafidz Abu „Isa Muhammad bin „Isa bin Saurah bin Musa bin ad-Dahhak As-Sulami at-Tirmidzi, salah seorang ahli hadits kenamaan, dan pengarang berbagai kitab yang masyur lahir pada 279 H di kota Tirmiz. Guru-gurunya: ia belajar dan meriwayatkan hadits dari ulama-ulama kenamaan. Di antaranya adalah Imam Bukhari, kepadanya ia mempelajari hadits dan fiqh. Juga ia belajar kepada Imam Muslim dan Abu Dawud. Bahkan Tirmidzi belajar pula hadits dari sebagian guru mereka. Guru lainnya ialah Qutaibah bin Saudi Arabi a‟id, Ishaq bin Musa, Mahmud bin Gailan. Said bin „Abdur Rahman, Muhammad bin Basysyar, „Ali bin Hajar, Ahmad bin Muni‟, Muhammad bin al- Musanna dan lain-lain. Murid-murid beliau di antaranya ialah Makhul ibnul-Fadl, Muhammad binMahmud „Anbar, Hammad bin Syakir, „Ai-bd bin Muhammad an-Nasfiyyun, al-Haisam bin Kulaib asy-Syasyi, Ahmad bin Yusuf an-Nasafi, Abul- „Abbas Muhammad bin Mahbud al-Mahbubi, yang meriwayatkan kitab Al- Jami‟ dari padanya, dan lain-lain. Kekuatan hafalannya Abu „Isa at-Tirmidzi diakui oleh para ulama, keahliannya dalam menghafal hadis.

2. ‘Abbâs bin Muhammad w.271 H

Nama lengkapnya: Abbas bin Muhammad bin Hatim bin Waqid al-Dauri, Abu al- Fadhli al-Baghdadi, maula Bani Hasyim, asli Khawarizimi. Guru-gurnya: Ahmad bin Hanbal, Ishaq bin Mashur al- Sululi, Abi Ma‟mar Ismail bin Ibrahim al-Hudzali, Hasan bin Musa al-Asyyab, Husain bin Ali al- Ju‟fi, Husain bin Muhammad al-Marwazi, Khalid bin Makhlad, Khalaf bin Tamim Sa‟di bin Amir a-Dhuba‟i, Sulaiman bin Daud al-Hasyimi, Ali bin al-Hasan bin Syaqiq al-Marwazi, Muhammad bin Qosim al-Asadi, Abi Salamah Musa bin Ismail dan Yahya bin Ishaq al-Sailahini. Murid-muridnya: al- „Arba‟ah, Abu Husai Ahmad bin Ja‟far bin Muhammad bin Ubaidillah ibn Munadi, Abu Abbas Ahmad bin Umar bin Suroj al-Qodhi, Abu Husain Ahmad bin Yahya bin Utsman al-Adami dan Ismail bin Muhammad al- Shoffari. Pendapat Ulama: Abdurrahman bin Abi Hatim al-Rozi: Shoduq Al-Nasai: Tsiqah. 34

3. ‘Ali bin al-Hasan w.215 H

Nama lengkapnya adalah Ali bin al-Hasan bin Syaqiq bin Dinar bin Misy‟ab al- „Abdi, Abu Abdurrahman maula Abdul Qais. 34 Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl f ȋ Asmâ` al-Rijâl , jilid 14, Beirut: Mu`assasah Risalah, 1992, h. 245-249 Guru-gurunya: Ib rahim bin Sa‟id, Ibrahim bin Tahman, Israil bin Yunus, Ja‟far bin Sulaiman al- Dhuba‟i, Husain bin Waqid, Hamad bin Zaid, Kharijah bin Mush‟ab, Sufyan bin Uyaynah, Syarik bin Abdullah, Abdullah bin Mubarok, Abdul Warats bin Sa‟id, „Awan bin Musa, Qois bin Rabi‟, Abi Bakr bin „Ayyasy, Abi Hamzah al-Sukkari, Abi Munib al- „Ataki. Murid-muridnya: al- Bukhori, Ibrahim bin Ya‟qub al-Juzajani, Ahmad bin Hanbal al-Marwazi, Ahmad bin Hanbal, Ahmad bin Yassar al-Marwazi, Hisyam bin Abi Daaroh, Abu Khoisyamah Zuhair bin Harb, Abbas bin Muhammad ad-Dauri, Abu Bakar Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah, Muhammad bin Hatim bin Yazi‟, Ali bin Hasan bin Syaqiq dan Muhammad bin Musa bin Hatim. Pendapat Ulama: Abu Daud: Syaqiq Abu Hatim: Dia lebih dicintai dari Ali bin Husain.

4. ‘Abdullah bin Mubârak w.181 H

Guru- guru „Abdullah bin Mubârak bin Wâdih al-Handzalî al-Tamîmî, diantaranya adalah: Abân bin Taghlîb, Abân bin „Abdullah, Abân bin Yazîd, Ibrâhîm bin Sa‟d, Ibrâhîm bin Tahmân, Ibrâhîm bin Abî „Ablah, Ibrâhîm bin „Uqbah, Ibrâhîm bin Nâfi‟, Ibrâhîm bin Nasyît, Usâmah bin Zaid al-Laitsî, Ismâ‟îl bin Muslim al- „Abd, Aswad bin Syaibân, Basyîr bin Muhâjir, Basyîr Abî Ismâ‟îl, Habîb bin Sulaim, Harmalah bin „Imrân, Hazm bin Mihrân, Hasan bin „Amr,