Ibrâhîm al-Hârits al-Taymi, Muhammad AbîHarmalah, Hilâl bin „Ali, Abû
Salamah bin „Abdurrahman bin „Auf dan Abû„Abdullah maula Ismâîl bin
„Ubaid. PendapatUlama:
Abû H âtim: Lam yusma‟ minhu
Ishâq bin Mansûr: Tsiqah Menurut para kritikus hadis bahwa
„Atâ bin Yasâr al-Hilâli adalah orang yang tsiqah dan jika ditinjau dari sanad guru dan muridnya ada
keterkaitan dengan Abu Hurairah jadi dapat disimpulkan periwayatan hadis dari seorang
„Atâ bin Yasâr al-Hilâli adalah bersambung muttasil.
7. Abu Hurairah w.57 H
Nama lengkapnya adalah ad-Dausi al-Yamani
32
, salah satu sahabat Rasulullah, seorang sahabat yang hafidz, ada beberapa perbedaan tentang
namanya, ada yang menyebutnya Ibn Ghanam,‟Abdullah Ibn „Amir, Ibn Shakhir. Guru-
gurunya adalah: Rasulullah, Abu Bakar, Umar, Fadhl bin Abbas, Sa‟id bin Musayyab, Usamah bin Zaid, Abu Rafi‟. Dan murid-muridnya diantaranya: Abu
Qais Ziyad bin Rabbah, Salim bin Abdullah, Abu Sa‟id al-Maqburi, Abu Sannan, Amir bin Sa‟ad, Mujahid, Ikrimah, Abu al-Walid, Sa‟id bin Sam‟an.
Penilaian para ulama hadis terhadapnya, Ibnu Mas‟ud berkata bahwa Abu Hurairah adalah sahabat yang banyak meriwayatkan hadis dan ia shalih. Jabir bin
Abdullah berkata ia adalah Hafidz.
32
Syihabuddin Ahmad bin Faharis Ibn Hajar al- „Atsqalani Al –Ishabah fi Tamyiz as-
Shahabah Juz 1 , Daar Kutub al-ilmiyyah, Beirut:1852 .
Kesimpulan pribadi penilaian Abu Hurairah adalah berdasarkan penelusuran melalui kitab rijal hadis bahwa ia adalah salah satu sahabat Nabi
yang banyak meriwayatkan hadis dan ia shalih, sedangkan kullu shahabah ‘udul
semua sahabat adalah „udul. c.
Kritik Matan Kandungan matan hadis di atas adalah tentang balasan bagi orang
yang sengaja mengatakan sesuatu yang bertujuan agar menjadi bahan tertawaan orang di sekelilingnya, adapun balasannya yaitu ia akan masuk
neraka. Pendekatan melalui bahasa
Bahasa yang dipakai oleh Nabi Muhammad Saw adalah bahasa yang sopan, tidak bertele-tele dalam pemakaian bahasa Arab, serta focus
dalam satu masalah yang dibahas dalam hadis tersebut. Memperhatikan matan hadis diatas bahwa matan hadis di atas menjelaskan tentang balasan
bagi orang yang sengaja mengatakan sesuatu yang bertujuan agar menjadi bahan tertawaan orang di sekelilingnya, adapun balasannya yaitu ia akan
masuk neraka. Matan hadis tersebut juga sesuai dengan kaidah bahasa Arab, salah
satu contohnya adalah lafadz dibaca nasab karena kemasukan