Muhammad w.148 H Kritik Hadis tentang Senda Gurau

Ali bin al-Madini: Tsiqah Abu Hatim: Saduq

6. Abu Hurairah w.57 H

Nama lengkapnya adalah al-Dausi al-Yamani 39 , salah satu sahabat Rasulullah, seorang sahabat yang hafidz, ada beberapa perbedaan tentang namanya, ada yang menyebutnya Ibn Ghanam,‟Abdullah Ibn „Amir, Ibn Shakhir, beliau wafat pada tahun 57 H. 40 Guru-gurunya adalah: Rasulullah, Abu Bakar, Umar, Fadhl bin Abbas, Sa‟id bin Musayyab, Usamah bin Zaid, Abu Rafi‟. Adapun murid-murid beliau diantaranya: Abu Qais Ziyad bin Rabbah, Salim bin Abdullah, Abu Sa‟id al-Maqburi, Abu Sannan, Amir bin Sa‟ad, Mujahid, Ikrimah, Abu al- Walid, Sa‟id bin Sam‟an. Penilaian para ulama hadis terhadapnya, Ibnu Mas‟ud berkata bahwa Abu Hurairah adalah sahabat yang banyak meriwayatkan hadis dan ia shalih. Jabir bin Abdullah berkata ia adalah Hafidz. Kesimpulan pribadi penilaian Abu Hurairah adalah berdasarkan penelusuran melalui kitab rijal hadis bahwa ia adalah salah satu sahabat Nabi yang banyak meriwayatkan hadis dan ia shalih, sedangkan kullu shahabah ‘udul semua sahabat adalah „udul. 39 Syihabuddin Ahmad bin Faharis Ibn Hajar al- „Atsqalani Al –Ishabah fi Tamyiz as- Shahabah Juz 1 , Daar Kutub al-Ilmiyyah, Beirut:1852 . 40 Jamaluddin Abi al-Hajjaj Yusuf al-Mizyi, Tahdzib al-Kamal Juz 12, Muassasah Risalah:Beirut 1988, h. 290 c. Kritik Matan Kandungan hadis di atas adalah tentang pernyataan Nabi bahwa Nabi tidak pernah mengatakan apa-apa kecuali kebenaran. Dalam kritik matan ini penulis akan menjabarkan dengan berbagai pendekatan, yaitu: Pendekatan melalui bahasa Bahasa yang digunakan oleh Nabi Muhammad saw adalah bahasa yang sopan, tidak bertele-tele dalam pemakaian bahasa Arab, serta focus dalam satu masalah yang dibahas dalam hadis tersebut. Memperhatikan matan hadis diatas bahwa matan hadis di atas menjelaskan tentang pernyataan bahwa Nabi tidak pernah mengatakan apa-apa kecuali kebenaran. Teks matan hadis di atas juga sesuai dengan kaidah bahasa Arab, seperti contoh lafadz kemasukan huruf nida` yaitu dan dibaca nasab karena ia merupakan susunan idafah, jadi mudafnya harus dibaca nasab. d. Kesimpulan Kualitas Hadis Kriteria kesahihan hadis terdapat beberapa syarat yaitu: bersambungnya sanad, diriwayatkan oleh perawi yang dhabit, tidak ada kejanggalan Syadz maupun cacat ‘illat 41 . Sesuai dengan penjelasan kritik hadis diatas dapat disimpulkan bahwa semua sanad mempunyai 41 Dr.Bustamin M.SI. Metode Kritik Hadis, diterbitkan oleh Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2010