6. ‘Ikrîmah w.104 H
Nama lengkapnya: „Ikrîmah al-Qurasyiy al-Hasyimi, Abu Abdullah al-Madani.
Guru-gurunya: Jabi ‟r bin Abdullah, Hajjaj bin „Amr bin Ghaziyyah al-Ansari,
Hasan bin Ali bin Abi Talib, Safwan bin Umayyah, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin „Amr bin „Ash dan „Uqbah bin Amir al-Juhaniy.
Murid-muridnya: Aban bin Sa m‟ah, Ibrahim al-Nakha‟i, Artah bin Abi Artah,
Ishaq bin Abdullah bin Jabir al-Adaniy, Ismail bin Abi Kha lid, Ja‟far bin Rabi‟ah,
Abdul Malik bin Abi Basyir al-Bashriy al-Madaani, Utsman bih Hakim al-Anshari dan Isham bin Qudamah.
Pendapat ulama: Sufyan bin „Uyainah : a‟lamunnas
„Amru bin Dinar: „alim
7. Ibnu ‘Abbâs w.68 H
Nama Lengkap : „Abd Allâh bin „Abbâs bin Abd al-Muṯ ṯ alib bin Hâsyim.
26
Ia lahir di Makkah tiga tahun sebelum hijrah. Dia adalah putra „Abbâs
bin Abd al-Mu ṯ ṯ alib bin Hâsyim, paman Rasulullah dan ibunya adalah Ummu
Fa ḏ l Labâbah binti hârits, Ia wafat di Ṯ aif pada tahun 68 H.
25
Jamâl al-Dîn Abû al-Hajjâj Yûsuf al-Mizyi, Tahdzîb al-Kamâl f
ȋ
Asmâ` al-Rijâl ,
Beirut: Mu`assasah Risalah, 1992, h. 287-288
26
Syihâb al-Dîn Ahmad bin Fahâris Ibn Hajar al- „Atsqalanî, al-Isâbah f
ȋ
Tamy
ȋ
z al- Sahâbah, jilid 2,
Beirut: Dâr al-Kitâb al- „Arabȋ , h.326
Pendapat ulama mengenai beliau adalah: Ibnu Hajar al-Atsqalan
ȋ : Sahâbat Al-Dzahab
ȋ : Sahâbat Mengingat posisinya sebagai Sahâbat Nabi Saw, para ulama jarh
wa ta’dȋ l tidak mempersoalkan
’adâlah-nya, semua ulama sepakat bahwa al-sahâbȋ kulluhum ‘udûl.
c. Kritik Matan
Setelah menelusuri sanad hadis, langkah selanjutnya adalah kritik matan hadis. Hadis ini menjelaskan tentang larangan Nabi untuk melakukan perdebatan
dan bersenda gurau. Dalam penelusuran matan ini, penulis menggunakan beberapa pendekatan dalam kritik matan, yaitu:
Pendekatan melalui bahasa Bahasa yang dipakai oleh Nabi Muhammad Saw adalah bahasa
yang sopan, tidak bertele-tele dalam pemakaian bahasa Arab, serta fokus dalam satu masalah yang dibahas dalam hadis tersebut. Memperhatikan
matan hadis diatas bahwa matan hadis di atas menjelaskan tentang larangan berdebat dan bersenda gurau.
Struktur kalimat yang terdapat dalam matan tersebut juga sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Arab, sebagai contoh: