Tujuan dan Manfaat Penelitian

Pada bab kedua, penulis menguraikan secara rinci dari berbagai literatur tentang riwayat hidup al-Ghazali dan karya-karya beliau. Pada bab ketiga, penulis membahas gambaran umum tentang lisan dan mengkhususkan tentang senda gurau yang meliputi: pengertian senda gurau, etika bersenda gurau, dan pendapat ulama tentang senda gurau. Bab ini menjelaskan tentang lisan secara umum dan lebih khusus kepada senda gurau baik ditinjau dari segi kebahasaan. Output yang diharapkan pada bab ini adalah dapat memahami pengertian lisan atau senda gurau serta hikmahnya secara baik dan benar. Pada bab keempat, penulis akan meneliti kualitas keempat hadis yang terdapat dalam kitab Ih yâ` ‘Ulûm al-Dîn pada poin senda gurau dengan cara mengkritik sanad dan matan hadis. Adapun output yang diharapkan adalah dapat memahami senda gurau dengan berbagai bentuk dan dampaknya berdasrkan hadis yang ada sehingga dapat memberi dorongan kepada pembaca untuk menghindarinya, serta pembaca dapat mengetahui kualitas hadis Nabi yang berhubungan dengan senda gurau. Pada bab kelima merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan yang didasarkan pada keseluruhan uraian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab- bab sebelumnya, dan juga memuat saran-saran yang diperlukan. Bab ini berusaha menjawab pertanyaan yang dibuat pada perumusan masalah sehingga dapat mengetahui jawaban dari masalah tersebut. Selain itu juga, bab ini memberikan saran agar memotivasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pembahasan ini. 12

BAB II AL-GHAZALI DAN

IHYÂ` ‘ ULÛM AL-DÎN

A. Biografi

Nama lengkap beliau adalah Abû Hamîd Muhammad bin Muhammad bin Muhammad al-Ghazali, beliau lahir di Thus pada tahun 405 H. Beliau dijuluki Abû Hamîd karena mempunyai putra bernama Hamîd yang meninggal sewaktu kecil. Hidup dari keluarga yang sederhana, sebelum ayahnya wafat ia berpesan kepada sahabatnya agar mendidik anaknya. Al-Ghazali menuntut ilmu bersama beberapa Imam lainnya di Naisabur, dan sempat menjadi sahabat baik. Mereka adalah al-Kayya al-Haras, Abû al- Muzhfar al-Khawwafi serta Abâ al- Ma‟âlî al-Juwainî dari al-Juwainî juga al-Ghazali memperoleh ilmu ushul fiqh, ilmu mantiq, dan ilmu kalam. Mereka bertiga sempat menjuluki al-Ghazali sebagai “lautan yang tak bertepi” dan beliau juga terkenal dengan sebutan “al-Ghazzala”. Al-Ghazali wafat pada hari Senin, 14 Jumadil Akhir 50518 Desember 1111, di makamkan di Taban, Thus dan makamnya banyak sekali orang yang datang untuk menziarahi. Menurut laporan adiknya, al-Ghazali wafat sesudah berwudhu, sholat subuh kemudian minta diambilkan kain kafan lalu ia mengambil dan menciumnya serta menutupkannya kepada kedua matanya seraya berkata, tâ ’atan li al-dukhûl ‘alâ al-malak, yang artinya aku rela dan patuh, silahkan masuk wahai malaikat ku. Kemudian beliau menelentangkan kakinya dan menghadap kiblat, sehingga wafat sebelum matahari terbit. Pendidikan dan Karir Intelektual Imam al-Ghazali Pendidikan al-Ghazali di masa anak-anak berlangsung di kampung halamannya. Setelah ayahnya meninggal dunia ia dan saudaranya dididik oleh Ahmad bin Muhammad