Peran dan Tugas Pendidik

pegang teguh dan mampu berperilaku sesuai dengan nilai-nilai yang menjadi pegangannya. Tugas utama guru sebagai pengajar adalah membantu perkembangamn intelektual, afektif, psikomotor melalui penyampaian pengetahuan, pemecahan masalah, latihan-latihan afektif dan keterampilan. Pada waktu guru menyampaian pengetahuan, tidak mungkin terlepas dari upaya mendewasakan anak, dan upaya mendewasakan tidak mungkin dilepaskan dari mengajar. Guru sebagai pendidik terutama berperan dalam menanamkan nilai-nilai ideal yang merupakan standar dalam masyarakat. Sebagai pendidik guru bukan hanya penanam dan pembina nilai-nilai, tetapi ia juga berperan sebagai model, dan sebagai suri tauladan bagi anak. 27 2. Guru sebagai Pembimbing Selain sebagai pendidik dan pengajar, guru juga mempunyai peran sebagai pembimbing. Perkembangan anak tidak selalu mulus dan lancar, adakalanya lambat dan mungkin berhenti sama sekali, dalam situasi seperti itu mereka perlu mendapatkan bantuan dan bimbingan dalam upaya membantu anak mengatasi kesulitan atau hambatan yang dihadapi dalam perkembangannya, guru berperan sebagai pembimbing. 28 Sebagaimana yang dijelaskan Ahmad D. Marimba bahwa upaya melakukan bimbingan kepada peserta didik merupakan tugas seorang pendidik, termasuk juga mengenali segala sesuatu yang berkenaan dengan peserta didik, baik menyangkut kebutuhan maupun kesanggupannya. Jabatan pendidik atau guru memiliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun di luar dinas dalam bentuk pengabdian. Tugas pendidik tidak hanya sebagai suatu profesi, tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan. Tugas pendidik sebagai suatu profesi menuntut kepada pendidik untuk mengembangkan profesionalitas diri sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Mendidik, mengajar, dan melatih anak didik adalah tugas 27 Nana Saodih Sukmadinata, Landasan Psikologis Proses Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, Cet. I, h. 253. 28 Nana Saodih Sukmadinata, Landasan Psikologis…, Cet. I, h. 254. pendidik sebagai suatu profesi. Pekerjaan yang bersifat profesi adalah pekerjaan yang hanya dapat dilakukan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu, bukan sembarang orang yang mengemban pekerjaan itu sebatas coba-coba karena tidak ada lapangan pekerjaan lain. Selanjutnya, mengingat tugas dan tanggung jawab pendidik yang begitu kompleknya, maka profesi ini memerlukan persyaratan khusus antara lain: a. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu pengetahuan yang mendalam b. Menekankan adanya tingkat pendidikan dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya c. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai d. Adanya kepekaan terhadap dampak kemasyarakatan dari pekerjaan yang dilaksanakannya e. Memungkinkan perkembangan sejalan dinamika dari pekerjaan. 29 Tugas guru sebagai pendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup kepada anak didik. Tugas pendidik sebagai pengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada anak didik. Tugas pendidik sebagai pelatih berarti mengembangkan keterampilan dan menerapkannya dalam kehidupan demi masa depan anak didik. 30 Tugas kemanusiaan adalah salah satu segi dari tugas pendidik atau guru. Sisi ini tidak bisa pendidik abaikan, karena pendidik harus terlibat dengan kehidupan di masyarakat dengan interaksi sosial. pendidik harus menanamkan nilai-nilai kemanusiaan kepada anak didik. Dengan begitu anak didik dididik agar mempunyai sifat kesetiakawanan sosial. Pendidik harus dapat menempatkan diri sebagai orang tua kedua, dengan mengemban tugas yang dipercayakan orang tua kandung anak didik 29 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, Cet ke-17, h. 15. 30 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…, h. 7. أ ﻰ ه ﺮ ﺮ ة ﷲا ﻰ ﺻ ﷲا لﻮ ر لﺎ لﺎ ﷲا ر و : ﻜ ا ﺪ اﻮ ا ﺔ ﺰ ﻜ ﺎ ا ﺎ إ 31 … Dari Abi Hurairah ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: aku bagi kalian seperti orang tua yang akan mengajarkan kalian… Dari Hadis di atas dijelaskan Nabi sebagai seorang Rasul ia juga berperan sebagai pendidik untuk ummatnya dan memposisikan dirinya sebagai orang tua ke dua yang penuh rasa kasih dan sayang dalam mendidik anak- anaknya, memahami kondisi dan watak peserta didiknya. Dengan begitu, proses pendidikan akan berjalan dengan baik. Di bidang kemasyarakatan merupakan tugas pendidik yang juga tidak kalah pentingnya. Pada bidang ini pendidik mempunyai tugas mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia yang bermoral pancasila. Memang tidak dapat dipungkiri bila pendidik mendidik anak didik sama halnya ia mencerdaskan bangsa Indonesia. Bila dipahami, maka tugas pendidik tidak hanya sebatas dinding sekolah, tetapi juga sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat. 32 Mengenai tugas pendidik atau guru, para ahli pendidik Islam dan ahli pendidikan Barat telah sepakat bahwa tugas pendidik ialah mendidik. Yaitu mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi psikomotorik, kognitif, maupun potensi afektif. Semua potensi ini harus dikembangkan secara simbang sampai ke tingkat setinggi mungkin. 33 31 Abî at- Ŧayyib, Muhammad Syams al-Haq al-Adzîm Abâdî, Aun al-Ma’bũd, Kitâb at- Tahârah , Beirut: Dar al-Kutub al-Alamiyyah, Jilid I, t.t. 32 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik . . ., h. 37. 33 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001, Cet. Ke-4, h. 74. Ramayulis dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam, menjelaskan tugas pendidik atau guru dalam pendidikan Islam di bagi kepada dua: 1. Tugas Secara Umum Guru, sebagai “warasat al-anbiya” pewaris para Nabi yang pada hakikatnya mengemban misi rahmatan lil-‘âlamin, yakni suatu misi yang mengajak manusia untuk tunduk dan patuh pada hukum-hukum Allah, guna memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Kemudian misi ini dikembangkan kepada pembentukan kepribadian yang berjiwa tauhid, kreatif, beramal saleh dan bermoral tinggi. Selain itu tugas pendidik yang utama adalah menyempurnakan, membersihkan, menyucikan hati manusi untuk bertaqarrub kepada Allah. Sejalan dengan ini Abd al-Rahman al-Nahlawi menyebutkan tugas pendidik yang pertama: fungsi penyucian yakni berfungsi sebagai pembersih, pemelihara, dan pengemban fitrah manusia. Kedua: fungsi pengajaran yakni menginternalisasikan dan mentransformasikan pengetahuan dan nilai-nilai agama kepada manusia. 2. Tugas Secara Khusus adalah: a. Sebagai pengajar intruksional yang bertugas merencanakan program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun, dan penilaian setelah program itu dilaksanakan. b. Sebagai pendidik edukator yang mengarahkan peserta didik pada tingkat kedewasaan yang berkepribadian insan kamil, seiring dengan tujuan Allah menciptakan manusia. c. Sebagai pemimpin managerial, yang memimpin dan mengendalikan diri sendiri, peserta didik dan masyarakat yang terkait. Menyangkut upaya pengarahan, pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, partisipasi atas program yang dilakukan itu. 34 Secara singkat penulis dapat menyimpulkan, bahwa guru memiliki peran yang begitu urgen, terutama dalam proses kegiatan belajar mengajar. Ia 34 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam . . ., h. 63 tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik dan pembimbing. Kemudian pendidik juga mempunyai tugas yang begitu berat. Oleh karena itu, kegiatan mendidik ini harus dilakukan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan dari segi kognitif saja, tetapi juga semua aspek kepribadiaannya.

D. Tanggung Jawab Pendidik

Sebagai pendidik, guru bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak didik. Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap anak didik. Tidak ada seorang guru pun yang mengharapkan anak didiknya menjadi sampah masyarakat. Untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar di masa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. 35 Memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik adalah suatu perbuatan yang mudah, tetapi untuk membentuk jiwa dan watak anak didik itulah yang sukar, sebab anak didik yang dihadapi adalah makhluk hidup yang memiliki otak dan potensi yang perlu dipengaruhi dengan sejumlah norma hidup sesuai ideologi, falsafah dan bahkan agama. Menjadi tanggung jawab pendidik untuk memberikan sejumlah norma itu kepada anak didik agar tahu mana perbuatan yang susila dan asusila, mana perbuatan yang bermoral dan amoral. Semua norma itu tidak mesti pendidik berikan ketika di kelas, di luar kelas pun sebaiknya pendidik contohkan melalui sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Pendidikan dilakukan tidak semata-mata dengan perkataan, tetapi dengan sikap, tingkah laku, dan perbuatan. Anak didik lebih banyak menilai apa yang pendidik tampilkan dalam pergaulan di sekolah dan di masyarakat daripada apa yang guru katakan, tetapi baik perkataan maupun apa yang pendidik tampilkan, keduanya menjadi penilaian anak didik. Jadi apa yang pendidik katakan harus pendidik paraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. 35 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta:PT. Rineka Cipta, 2000, Cet. Ke-1 h . 34. Pendidik atau guru yang bertanggung jawab memiliki beberapa sifat, Sebagaimana yang dikutip oleh Syaiful Bahri Djamarah menurut Wens Tanlain ialah: 1. Menerima dan mematuhi norma, nilai-nilai kemanusiaan 2. Memikul tugas mendidik dengan bebas, berani, gembira tugas bukan menjadi beban baginya 3. Sadar akan nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatannya serta akibat-akibat yang timbul 4. Menghargai orang lain, termasuk anak didik 5. Bijaksana dan hati-hati, dan 6. Takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 36 Jadi pendidik harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak anak didik. Dengan demikian, tanggung jawab pendidik adalah untuk membentuk anak didik agar menjadi orang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, dan bangsa di masa yang akan datang. Adapun tanggung jawab pendidik dalam perspektif Islam menurut pendapat Abd al-Rahman al-Nahlawi yang dikutip oleh Ramayulis adalah: “Tanggung jawab pendidik dalam perspektif Islam adalah mendidik individu supaya beriman kepada Allah dan melaksanakan syariat-Nya, mendidik diri supaya beramal saleh, dan mendidik masyarakat untuk saling menasehati dalam melaksanakan kebenaran, saling menasehati agar tabah dalam menghadapi kesusahan beribadah kepada Allah serta menegakkan kebenaran”. 37 Tanggung jawab itu bukan hanya tanggung jawab moral seorang pendidik terhadap peserta didik, akan tetapi lebih jauh dari itu pendidik akan mempertanggung jawabkan atas segala tugas yang dilaksanakannya kepada Allah. Sebagaimana hadis Rasul: ﷲا لﻮ ر لﺎ لﺎ ﷲا ر ﺮ ا و ﷲا ﻰ ﺻ : عار ﺟﺮ او عار ﺮ ﺄ او ر لﺆ ﻜ آو عار ﻜ آ هأ ﻰ و ﺎﻬﺟوز ﻰ ﺔ ار ةأﺮ او و ﺪ ﻩ ﻜ ﻜ ر عا و آ ﻜ ﺆ ل ر . ر و ﻩا ا ﺮ ﺬ ي 36 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam…,h. 36. 37 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 63