Syarat dan Sifat Pendidik dalam Perspektif Pendidikan Islam

menular. Dari segi rohani, orang gila berbahaya juga bila ia mendidik karena ia tidak akan mampu bertanggung jawab. 3. Ahli dalam Mengajar Ini penting sekali bagi pendidik, termasuk guru, orang tua di rumah sebenarnya perlu sekali mempelajari teori-teori ilmu pendidikan. Dengan pengetahuannya itu diharapkan ia akan lebih berkemampuan menyelenggarakan pendidikan bagi anak-anaknya di rumah. Sering kali terjadi kelainan pada anak didik disebabkan oleh kesalahan pendidikan di dalam rumah tangga. 4. Berkesusilaan dan Berdedikasi Tinggi. Syarat ini amat penting dimiliki untuk melaksanakan tugas-tugas mendidik selain mengajar. Bagaimana guru akan memberikan contoh- contoh kebaikan bila ia sendiri tidak baik perangainya? Dedikasi tinggi tidak hanya diperlukan dalam mendidik. Selain mengajar, dedikasi tinggi juga diperlukan dalam meningkatkan mutu mengajar. 39 Mereka yang dianggap layak untuk mendidik sebagai pengajar di lembaga-lembaga pendidikan formal sekolah-sekolah atau perguruan tinggi tentu saja tidak cukup bila hanya mereka yang telah memenuhi syarat-syarat formal empiris belaka, atau hanya mereka yang memenuhi formalitas saja. Hal ini disebabkan karena untuk mengisi pekerjaan atau jabatan sebagai pengajar yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mendidik murid dengan sebaik-baiknya, diperlukan orang-orang yang sungguh berjiwa asli sebagai pengajar. Dalam perspektif ilmu pendidikan Islam, maka secara umum untuk menjadi pendidik atau guru yang baik dan diperkirakan dapat memenuhi tanggung jawab yang dibebankan kepadanya, menurut Prof. Dr. Zakiah Daradjat tidak sembarangan, tetapi harus memenuhi beberapa persyaratan seperti di bawah ini: 1. Takwa Kepada Allah SWT Guru, sesuai dengan tujuan ilmu pendidikan Islam, tidak mungkin mendidik anak didik agar bertakwa kepada Allah, jika ia sendiri tidak bertakwa kepada-Nya. Sebab ia adalah teladan bagi anak didiknya 39 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan…, h. 80-81. sebagaimana Rasulullah saw menjadi teladan bagi umatnya. Sejauhmana seorang guru mampu memberi teladan yang baik kepada semua anak didiknya. Sejauh itu pulalah ia akan diperkirakan berhasil mendidik mereka agar menjadi generasi penerus bangsa yang baik dan mulia. 2. Berilmu Ijazah bukan semata-mata secarik kertas, tetapi suatu bukti, bahwa pemiliknya telah mempunyai ilmu pengetahuan dan kesanggupan tertentu yang diperlukannya untuk suatu jabatan. Guru pun harus mempunyai ijazah agar ia diperbolehkan mengajar. Kecuali dalam keadaan darurat, misalnya jumlah anak didik sangat meningkat, sedang jumlah guru jauh dari mencukupi. Tetapi dalam keadaan normal ada patokan bahwa makin tinggi pendidikan guru makin baik pendidikan dan pada gilirannya makin tinggi pula derajat masyarakat. 3. Berkelakuan Baik Budi pekerti guru penting dalam pendidikan watak anak didik. Guru harus menjadi teladan, karena anak-anak bersifat suka meniru. Di antara tujuan pendidikan yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri pribadi anak didik dan ini hanya mungkin bisa dilakukan jika pribadi guru berakhlak mulia pula. 40 Guru yang tidak berakhlak baik tidak mungkin dipercaya untuk mendidik. Di antara akhlak mulia guru tersebut adalah mencintai jabatannya sebagai guru, bersikap adil terhadap semua anak didiknya, berlaku sabar dan tenang, berwibawa, gembira, bersifat manusiawi, bekerjasama dengan guru-guru lain, bekerjasama dengan masyarakat. Di Indonesia untuk menjadi guru diatur dengan beberapa persyaratan, yakni berijazah, profesional, sehat jasmani dan rohani, takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berkepribadian luhur, bertanggung jawab, dan berjiwa nasional. 41 40 Zakiah Dradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004, Cet ke-4, h. 41-42 41 Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam …, h. 34. Adapun syarat-syarat pendidik dalam perspektif Islam menurut an- Nahlawi yang dikutip oleh Samsu Nizar adalah: 1. Mempunyai watak dan sifat rubbaniyah yang terwujud dalam tujuan, tingkah laku, dan pola pikirnya. 1. Bersifat ikhlas; melaksanakan tugasnya sebagai pendidik semata-mata untuk mencari keridhaan Allah dan menegakkan kebenaran. 3. Bersifat sabar dalam mengajarkan berbagai pengetahuan kepada peserta didik. 4. Jujur dalam menyampaikan apa yang diketahuinya. 5. Senantiasa membekali diri dengan dengan ilmu, kesediaan diri untuk terus mendalami dan mengkajinya lebih lanjut. 6. Mampu menggunakan metode mengajar secara bervariasi. 7. Mampu mengelola kelas dan peserta didik, tegas dalam bertindak dan proporsional. 8. Mengetahui kehidupan psikis peserta didik. 9. Tanggap terhadap berbagai kondisi dan perkembangan dunia yang dapat mempengaruhi jiwa, keyakinan atau pola berpikir peserta didik. 10. Berlaku adil terhadap peserta didiknya. 42 Adapun sifat yang harus dimiliki pendidik dalam perspektif pendidikan Islam menurut para ahli pendidikan Islam , diantaranya: 1. Menurut al-Abrasyi, seperti yang dikutip oleh Ahmad Tafsir dalam buku “Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam” menyatakan sifat yang harus dimiliki oleh pendidik adalah: a. Zuhud b. Tidak ria c. Tidak memendam rasa dengki dan iri hati d. Ikhlas dalam melaksanakan tugas e. Konsisten f. Bijaksana g. Lemah lembut. 43 2. Menurut al-Ghazali, seperti yang dikutip oleh Ramayulis dan Samsul Nizar dalam buku “Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam” menyebutkan sifat yang harus dimiliki seorang pendidik, adalah: a. Pendidik hendaknya memandang serta menyanyangi anak didiknya seperti anak sendiri b. Dalam melaksanakan tugasnya, tidak mengharapkan imbalan 42 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam …, h. 45-46. 43 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam…, h. 82. c. Mengamalkan ilmunnya d. Kepada peserta didik yang berakhlak buruk, sebaiknya pendidik menegurnya sebisa mungkin dengan penuh kasih sayang. 3. Menurut Ibnu Khaldun a. Pendidik hendaknya menjadi uswatun hasanah bagi peserta didik b. Pendidik hendaknya memperhatikan kondisi peserta didik dalam memberikan setiap pelajaran c. Pendidik hendaknya memiliki kemampuan intelektual yang luas, yang paham betul dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. 44 Dari persyaratan-persyaratan di atas, terlihat jelas bahwa menjadi seorang pendidik tidak mudah. Ia menghendaki sifat dan persyaratan tertentu yang perlu dipenuhi sebelum profesi tersebut ditekuninya. Oleh karena itu, tak heran jika Islam meletakkannya pada posisi sangat mulia dan terhormat. E . Hak Pendidik Pendidik merupakan orang yang begitu berjasa dalam mencerdaskan anak bangsa. Di tangan merekalah tercipta generasi-generasi yang menjadi kebanggaan bangsa dan negara, oleh karena itu, pendidik berhak untuk mendapatkan: 1. Gaji. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pada bab XI Pasal 40, dijelaskan bahwa tenaga pendidik dan kependidikan berhak untuk memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan memadai. 45 Karena pekerjaan mendidik sudah menjadi lapangan profesi, maka ia berhak untuk untuk mendapatkan kesejahteraan dalam kehidupan ekonomi berupa gaji atau honorarium. Seperti di negara Indonesia ini, pendidik merupakan bagian aparat negara yang mengabdi untuk kepentingan negara melalui sektor pendidikan. Namun jika dibandingkan dengan negara maju, penghasilan untuk pendidik belum 44 Ramayulis dan Samsul Nizar, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan di Dunia dan Indonesia, Ciputat, PT. Ciputat Press Group, 2005 h. 12. 45 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Fokus Media, 2009, h. 21. memadai. akan tetapi, karena dedikasi dan loyalitas yang tinggi tidak menjadi halangan bagi para pendidik untuk mendidik para siswanya. 2. Penghargaan. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga dijelaskan bahwa pendidik berhak untuk mendapatkan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja 46 .

F. Kedudukan Pendidik

Pendidikan merupakan cultural transition yang bersifat dinamis ke arah suatu perubahan yang kontinu sebagai sarana vital bagi membangun kebudayaaan dan peradaban umat manusia. Dalam hal ini pendidik bertanggung jawab memenuhi kebutuhan peserta didik baik spiritual, intelektual, moral, estetika maupun kebutuhan fisik peserta didik. Dalam kegiatan belajar mengajar, pendidik memegang peranan penting dan kunci bagi berlangsungnya kegiatan pendidikan. Tanpa kelas, gedung dan peralatan-peralatan lainnya proses pendidikan masih dapat berjalan walaupun dalam keadaan darurat. Tetapi tanpa guru, proses pendidikan hampir tidak mungkin dapat berjalan. Pendidik dalam kegiatan pendidikan bagaikan ruh bagi jasad. 47 Persyaratan yang cukup banyak untuk dipenuhi oleh guru menunjukkan bahwa tanggung jawab dan tugas guru memang berat. Namun, justru karena itulah dia mendapatkan kedudukan yang amat tinggi. Guru mendapat kedudukan dan penghormatan yang tinggi, karena amat besar jasa dalam membimbing, mengarahkan, memberi pengetahuan, membentuk akhlak, dan menyiapkan diri agar siap menghadapi hari depan. Dalam Islam pendidik sangatlah dihargai kedudukannya. Hal ini dijelaskan oleh Rasul, dalam sebuah hadis yang berbunyi: … و إ ن ا ﺎ ﻐ ﺮ ا وﺎ تا و ا ﻷ ر ض ﻰ ا نﺎ ا ءﺎ و ا ﺎ ا ﻰ ﺎ ﺪ آ ا ﺮ ﻰ ﺎﺋ ﺮ 46 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional…, h. 22. 47 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan Guru dan Murid, Jakarta: Raja Grafindo Persada 2001, h. 206. Dan sesungguhnya para penuntut ilmu akan dimohonkan ampunan oleh semua yang ada di langit dan bumi hingga ikan-ikan di lautan. Dan keutamaan seorang yang berilmu pendidik atas orang yang ahli ibadah seperti halnya bulan dan bintang bintang, sesungguhnya ulama adalah pewaris para Nabi. Sesungguhnya Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, sesungguhnya para Nabi hanya mewarisi ilmu pengetahuan, maka barangsiapa mengambilnya maka ambillah dengan bagian yang besar. H.R. Abu Daud. 48 Sabda Rasul tersebut menggambarkan tingginya kedudukan orang yang mempunyai ilmu pengetahuan pendidik dengan diberikan kedudukan yang begitu istimewa oleh Allah, yakni dimintakan ampunan oleh seluruh makhluk yang ada di langit dan dibumi, mempunyai derajat yang lebih mulia dari pada seorang yang ahli ibadah, serta menjadi seseorang yang dipercaya untuk meneruskan tugas yang sangat mulia, yaitu sebagai pewaris para Nabi. Hal ini beralasan karena dengan pengetahuan dapat mengantarkan manusia untuk selalu berpikir dan menganalisa hakikat semua fenomena yang ada di alam, sehingga mampu membawa manusia semakin dekat dengan Allah. Dengan kemampuan yang ada pada manusia terlahir teori-teori untuk kemaslahatan manusia. Namun perlu diingat bahwa pendidik yang mendapat keistimewaan tersebut adalah para pendidik yang mengamalkan ilmu yang dimilikinya. ilmunya tidak hanya ia manfaatkan untuk dirinya, tapi juga untuk orang-orang di sekitarnya. Pendidikan Islam sarat dengan konsepsi ketuhanan yang memiliki berbagai keutamaan. Abd al-Rahman al-Nahlawi menggambarkan orang yang berilmu diberi kekuasaan menundukkan alam semesta demi kemaslahatan manusia. Oleh karena itu dalam kehidupan sosial masyarakat, para ilmuwan pendidik dipandang memiliki harkat dan martabat yang tinggi. Dan itu pulalah sebabnya al-Ghazali meletakkan posisi pendidik pada posisi yang penting, dengan 48 Sunân abî Dâud, Bab. Al-Hatsu ‘Ala Ŧalab al-Ilmi, tt.p: Dar al-Fikr, t.t., Jilid Ke-3, h. 313.