Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

kehidupan di sekolah merupakan jembatan bagi anak, yang menghubungkan kehidupan keluarga dengan kehidupan dalam masyarakat kelak. 4 Pendidikan diharapkan dapat mentransfer ilmu pengetahuan terhadap anak didiknya secara tepat, sehingga anak didik dapat bertanggung jawab, mandiri, berperilaku baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungannya. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan pendidik atau guru sebagai pemegang peranan utama. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan pendidik dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara pendidik dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekedar hubungan antara pendidik dengan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. 5 Pendidikan akan menghasilkan mutu yang baik jika semua komponen pendidikan itu dapat berjalan dengan baik. Pada dasarnya komponen-komponen pendidikan itu dituntut saling menunjang satu sama lain sehingga dapat tercapai suatu hasil pendidikan yang optimal. Adapun komponen itu antara lain seperti faktor guru sebagai tenaga professional, sarana dan prasarana, kurikulum dan sebagainya. Guru sebagai tenaga pendidik merupakan figur sentral dalam dunia pendidikan khususnya saat terjalinnya proses interaksi belajar mengajar. Oleh karenanya pendidik harus memiliki karakteristik kepribadian yang ideal sesuai dengan persyaratan yang bersifat psikologis-pedagogis. 6 Seseorang dikatakan sebagai pendidik atau guru, tidak cukup “tahu” sesuatu materi yang akan 4 Abudin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1997, Cet. Ke-1 h. 119. 5 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005. Cet. Ke-17 h. 4. 6 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional. …, h. ii. diajarkan, tetapi pertama kali ia harus merupakan seseorang yang memang memiliki “kepribadian guru” dengan segala ciri tingkat kedewasaannya. 7 Pendidik juga merupakan faktor yang paling dominan dalam membantu mewujudkan hasil pendidikan yang baik, karena merekalah yang bersentuhan langsung dengan peserta didik dalam mentransfer ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalaman serta membina kepribadian peserta didik ke arah yang lebih baik. Seorang pendidik harus mempunyai sifat dan akhlak yang baik agar anak yang ada dalam didikannya menjadi anak yang baik pula. Betapa penting dan beratnya peranan para guru serta tanggung jawabnya, terutama tanggung jawab moral untuk digugu dan ditiru, yaitu digugu kata-katanya dan ditiru perbuatan dan kelakuannya. Pendidik yang memiliki kepribadian yang baik akan selalu dihormati, dikagumi dan disayang oleh peserta didik. Adapun kepribadian tersebut dapat tercermin dari sikap dan tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Seorang guru harus memiliki sifat dan tingkah laku yang terpuji karena mereka adalah teladan bagi siswa dan masyarakat. Sifat-sifat itu seperti kasih sayang pada peserta didiknya, adil, demokratis dan senantiasa memberikan motivasi, serta transparan dalam menyebarkan ilmunya. Profesi atau jabatan guru sebagai pendidik formal di sekolah memanglah tidak dapat dipandang ringan karena menyangkut berbagai aspek kehidupan. Persyaratan yang cukup banyak untuk dipenuhi oleh guru menunjukkan bahwa tanggung jawab dan tugas guru memang berat. Namun, justru karena itu dia mendapatkan kedudukan yang tinggi. Orang yang berpendidikan akan berguna di lingkungan di mana ia hidup. Orang yang memiliki ilmu pengetahuan akan hidup mulia dan memiliki derajat yang tinggi di antara manusia-manusia yang lain.ini semua sesuai dengan firman Allah: 7 Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000, cet. Ke-7. h. 135. ...Allah akan meninggikan mengangkat derajat orang-orang yang beriman di antara kamu sekalian dan orang-orang yang berilmu pengetahuan. Q.S. al-Mujadalah: 11. Ayat ini menunjukkan betapa Allah SWT memuliakan dan mengangkat derajat hamba-hambanya yang beriman atau percaya kepada-Nya, di samping itu juga mempunyai ilmu pengetahuan. Islam sangat menghargai orang-orang yang berilmu pengetahuan, sehingga hanya mereka sajalah yang pantas mencapai taraf ketinggian dan keutuhan hidup. 8 Semua sanjungan, kehormatan dan derajat kemuliaan yang Allah jelaskan dalam ayat di atas adalah untuk para pendidik guru yang memiliki ilmu dan menghiasi diri mereka dengan sifat terpuji. Namun kenyataannya pada masa sekarang masih banyak guru yang belum menghayati peran dan tugas mereka sebagai pendidik, terbukti dalam dunia pendidikan sekarang ini banyak media massa baik cetak maupun elektronik yang memuat kasus tindakan asusila yang dilakukan oknum guru, seperti tindak kekerasan, penganiayaan dan sebagainya. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas dikaitkan dengan kenyataan yang ada, penulis merasa tertarik untuk melakukan suatu penelitian dan menuliskannya dalam bentuk karya ilmiah berupa skripsi dengan judul: “Sifat Pendidik Dalam Perspektif Hadis”. Disamping itu, penelitian tentang sifat pendidik dalam perspektif hadis perlu dikaji karena dalam Islam hadis memiliki peran yang sangat penting, hadis yang berfungsi sebagai penjelas bayan terhadap al-Qur’an, memiliki kandungan makna yang luas dan lebih rinci. Hadis disamping sebagai sumber hukum Islam yang dijadikan pedoman umat Islam dalam beragama kedua setelah al-Qur’an, penjelasannya meliputi berbagai aspek yaitu aspek aqidah, aspek syari’ah, dan aspek akhlak. Lebih dari itu hadis sebagaimana al-Qur’an juga sebagai sumber peradaban dan ilmu pengetahuan. 8 Zakiah Daradjat, et. al. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004, h. 17

B. Permasalahan

1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: a. Apa pengertian pendidik? b. Siapa saja pendidik menurut pandangan Hadis? c. Apa saja tugas dan tanggung jawab seorang pendidik? d. Bagaimana kedudukan pendidik dalam Hadis? e. Bagaimana sifat-sifat pendidik dalam Hadis? 2 . Pembatasan Masalah Untuk lebih memperjelas dan memberi arah yang tepat dalam pembahasan skripsi ini, maka penulis batasi pembahasannya pada sifat terpuji yang harus dimiliki guru dalam perspektif hadis. Kata pendidik dalam skripsi ini adalah guru, termasuk di dalamnya guru bidang agama maupun umum. Baik dalam pendidikan formal, non formal, maupun informal. Kemudian maksud kata hadis dalam skripsi ini adalah hadis-hadis yang membahas tentang sifat pendidik. Penelitian ini juga dibatasi pada hadis-hadis yang secara eksplisit menyebutkan akar kata ’allama yu’allimu yang berarti mengajar atau mendidik, dan kata ’alima ya’lamu ’ilman, yang berarti mengetahui ilmu. Kemudian dilengkapi dengan hadis- hadis lain yang sangat erat kaitannya dengan topik yang dibahas, sekalipun secara eksplisit tidak menyebutkannya. Tetapi konteknya mempunyai hubungan antara pendidik dan peserta didik. Adapun hadis yang akan dijadikan rujukan dalam pembahasan skripsi ini adalah: a. Kitab Sahih al-Bukhari No. 628 dan No. 2586 b. Kitab Sunan at-Tirmidzi No. 2649 c. Kitab Sunan an-Nasai No. 936.

3. Perumusan Masalah

Selanjutnya sesuai dengan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan diteliti adalah: a. Bagaimana sifat-sifat pendidik dalam perspektif hadis? b. Bagaimana relevansi makna hadis dengan sifat pendidik dalam dunia pendidikan modern?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui sifat pendidik dalam perspektif hadis b. Untuk mengetahui relevansi makna hadis dengan sifat pendidik dalam pendidikan modern.

2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah: a. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Islam S.Pd.I pada fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. b. Dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang sifat yang harus dimiliki seorang pendidik, sehingga dengan demikian, dapat memberikan masukan dan pembekalan sebagai calon pendidik.

D. Metodologi Penelitian

Sebelum membahas metode-metode yang akan dibahas pada skripsi ini, ada baiknya terlebih dahulu diketahui makna penelitian itu sendiri. Menurut Winarno Surakhmad, “Penyelidikan penelitian adalah kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru dari sumber-sumber primer, dengan tekanan pada tujuan penemuan prinsip-prinsip umum, serta mengadakan ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidiki. 9 Pada skripsi ini, metode yang digunakan penulis adalah library research atau studi kepustakaan. Yaitu dengan mengumpulkan data-data dari sumber- sumber kepustakaan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang dikaji, yaitu 9 Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Metode Teknik, Bandung: Tarsito, 1990.h. 28.