BAB II KAJIAN TEORI
A. Pengertian Pendidik
Pendidik guru, adalah salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya
manusia yang potensial di bidang pembangunan. Oleh karena itu guru yang merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan harus berperan serta secara
aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.
1
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidik berasal dari kata “didik”
yang mendapat awalan “pen” yang berarti “orang yang mendidik”. Mendidik pada hakikatnya adalah memelihara dan memberi latihan ajaran, tuntunan, pimpinan
mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
2
Dalam konteks pendidikan Islam, pendidik disebut dengan murabbi, mu’allim, dan muaddib . Kata murabbi berasal dari kata rabba, yarubbu, rabban,
mengasuh, memimpin
3
, kata mu’allim merupakan bentuk isim fa’il dari kata ‘allama yu’allimu ta’lîman melatih
4
, sedangkan muaddib berasal dari kata
1
Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000, Cet. Ke-7, h. 125.
2
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002, Edisi Ke-2, h. 263.
3
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: PT. Hidakarya Agung, 2005, h. 136.
4
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia…, h. 277.
8
addaba yuaddibu ta’dîban mendidik
5
. Ketiga istilah itu mengandung makna yang amat dalam menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang
dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain. Istilah-istilah itu pula sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam, baik informal,
formal, dan non formal
6
. Kata
atau istilah
murabbi, sering dijumpai pada kalimat yang orientasinya lebih mengarah pada pemeliharaan, yang meliputi pemeliharaan jasmani dan
rohani. Pemeliharaan seperti ini terlihat dalam proses orang tua membesarkan anaknya. Orang tua tentunya berusaha memberikan pelayanan secara maksimal
dengan harapan anaknya akan tumbuh dengan fisik yang sehat, serta memiliki kepribadian yang terpuji.
7
Adapun istilah
mu’allim, umumnya digunakan untuk membicarakan aktifitas yang lebih terfokus pada pemberian atau pemindahan ilmu pengetahuan, dari
orang yang tahu kepada orang yang belum tahu. Sedangkan menurut Sayed Naquib al-Attas sebagaimana dikutip oleh Jalaluddin istilah muaddib merujuk
makna pendidikan dari konsep Ta’dib, yang mengacu pada kata “adab” dan variatifnya. Berangkat dari pemikiran tersebut ia merumuskan definisi mendidik
adalah membentuk manusia dalam menempatkan posisinya sesuai dengan susunan masyarakat, bertingkah laku secara proporsional dan cocok dengan ilmu serta
teknologi yang dikuasainya.
8
Dalam literatur pendidikan Islam penggunaan istilah untuk pendidik begitu beragam, namun demikian, tampaknya istilah mu’allim lebih sering dijumpai
dalam berbagai literatur pendidikan Islam dibandingkan dengan yang lainnya.
5
Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia… h. 37.
6
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam, Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu, 1999 Cet. Ke-I, h. 35.
7
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2008, Cet. Ke-6, h. 56.
8
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafndo Persada, 2001 Cet. Ke-I, h. 60.