10
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kajian Teoretis
Kajian teori merupakan penjelasan teori-teori yang relevan dengan penelitian. Kajian teori yang akan dipaparkan dalam penelitian ini, yaitu
keterampilan berbicara, keterampilan bercerita sebagai salah satu ragam kegiatan berbicara, dan media boneka.
1. Keterampilan berbicara
Berbicara merupakan kemampuan yang sangat penting dan harus dikuasai oleh seseorang karena dengan berbicara memudahkan untuk berkomunikasi
dengan orang lain. Penyatakan secara lengkap, bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan
1
. Mulgrave, sebagaimana menyatakan bahwa berbicara itu lebih dari pada sekedar mengucapkan bunyi atau kata-kata
2
. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan
yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar atau penyimak. Berdasarkan beberapa pendapat, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
berbicara adalah suatu perbuatan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau kata-kata dengan alat bicara untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan dalam kegiatan berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Tarigan bahwa tujuan utama dari berbicara adalah untuk
berkomunikasi, agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, seyogianyalah pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasi. Pembicara
harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap pendengarnya dan
1
Henry Guntur T arigan “ Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa “ cetakan edisi
revisi 2008. h. 16
2
Henry Guntur Tarigan, ibid
pembicara harus mengetahui prinsip-prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan.
3
Och dan winker dalam Tarigan, 2008: 16-17 berpendapat bahwa pada dasarnya berbicara mempumyai tiga maksud umum, yaitu: 1 memberikan dan
melaporkan to inform; 2 menjamu dan meng hibur to entertain; 3 membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan to persuade. Gabungan atau
campuran dari maksud-maksud itu pun mungkin saja terjadi. Suatu pembicaraan misalnya mungkin saja merupakan gabungan dari melaporkan dan menjamu
begitu pula mungkin sekaligus menghibur dan meyakinkan.
4
Pakar lain, keraf 1984: 320 mengungkapkan bahwa tujuan berbicara adalah sebagai berikut: 1 mendorong, maksudnya adalah pembicara berusaha
memberi semangat, membangkitkan gairah, serta maenunjukan rasa hormat dan pengabdian; 2 menyakinkan, maksudnya pembicaraan akan meyakinka sikap,
mental, intelektual, kepada para pendengarnya; 3 bertindak, berbuat, menggerakan, maksudnya pembicara menghendaki adanya tindakan atau reaksi
fisik daripada pendengar, satelah mereka bankit emosi serta kemauannya; dan 4 menyenangkan atau menghibur pembicara menyenangkan pendengar. Dapat
ditarik kesimpulan bahwa tujuan umum dari berbicara adalah untuk berkomunikasi, yaitu agar dapat menyampaikan pesan pembicaraan secara efektif.
Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara itu lebih dari pada sekedar mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata saja, melainkan suatu alat untuk
mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar atau penyimak.
5
, siswa harus dihadapkan pada
kegiatan-kegiatan nyata yang menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi.
2. Pengertian Keterampilan Bercerita Pembelajaran keterampilan bercerita adalah pembelajaran yang mampu
mengembangkan keterampilan siswa dalam berbicara. Keterampilan berbicara bukanlah sesuatu yang dapat diajarkan melalui uraian dan penjelasan guru saja.
3
Henry guntur tarigan, ibid
4
Henry guntur tarigan, ibid
5
Isah cahyani “ bahasa Indonesia “ program peningkatan kualifikasi guru madrasah dan guru agama islam pada sekolah cetakan pertama 2009 h. 172