7. Mendokumentasikan
semua data
yang diperoleh
setiap pembelajaran selama siklus II
Tahap Observasi
Tahap ini pada dasarnya sama dengan observasi Siklus I, hanya ada beberapa tanbahan instrumen pengamatan sebagai upaya perbaikan
tindakan
Tahap Refleksi
Menganalisa data yang telah terkumpul selama tindakan pada siklus II dan menetukan hasil tindakan siklus II, yang akan dijadikan dasar
tindakan selanjutnya, apakah akan melanjutjan tindakan pada siklus III. Jika target hasil belajar belum tercapai, atau tindakan dihentikan, jika
target telah tercapai.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil dari pelaksanaan tindakan yang diharapkan adalah tercapainya indikator-indikator keberhasilan , yaitu siswa dapat melakukan 1. Mampu
menentukan pokok-pokok cerita. 2. Mampu merangkai pokok pokok cerita menjadi urutan cerita yang menarik, dengan target diakhir siklus 80 siswa
atau lebih memperoleh nilai sesuai KKM yang telah ditetapkan KKM. KKM yang telah ditetapkan sekolah untuk materi Penyampaian cerita dengan alat
peraga ini adalah 65. Penetapan kriteria keberhasilan sebesar 80 ini berdasarkan pada hasil observasi awal terhadap data nilai ulangan harian
yang selama ini dilakukan serta hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia yang dalam hal ini bertindak sebagai kolabolator, rerata ulangan
harian siswa kelas VII MTS. Yanusa tiap akhir pertemuan dan akhir bab tidak pernah lebih dari 50 siswa yang mencapai target nilai ketuntasan
minimal. Dan sebagian besar selalu remedial. Jadi penelitian tindakan kelas ini dikatakan telah berhasil apabila mencapai nilai rata-rata 70.
G. Data dan Sumber Data
Data dalam penelitian ini ada dua macam, yaitu data kualitatif dan
data kuantitatif.
Data kualitatif berupa hasil observasi proses pembelajaran, hasil observasi tentang penggunaan alat peraga dalam pembelajaran, lembar
jurnal harian siswa, lembar observasi terhadap guru dan dokumentasi lainnya berupa foto kegiatan pembelajaran Data kuantitatif berupa nilai
tes hasil belajar siswa terhadap materi Penyampaian cerita dengan alat peraga pada setiap akhir pembelajaran dan akhir siklus.
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa, guru bahasa Indonesia kolabolator, kepala sekolah, dokumen KTSP sekolah dan peneliti
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis, yaitu : Instrumen Non Tes
Instrumen non tes yang digunakan dalam penelitian ini berupa : a.
Lembar pedoman pengamatan Lembar pedoman pengamatan proses pembelajaran keterampilan
bercerita dalam menggunakan alat peraga bahasa Indonesia, menyampaikan materi pelajaran, membimbing dan mengarahkan siswa, membangkitkan
motivasi siswa, mengelola kelas dan berbagi kompetensi lain yang harus dimiliki oleh seorang guru.
Tabel : 3.4 Pedoman Penilaian Keterampilan Bercerita
No Aspek
Rata-Rata Pratindakan
Rata- Rata
Siklus I Rata-
Rata Siklus II
Peningkatan
1 Volume Suara
2 Pelafalan
3 Keterampilan
Mengembangkan Ide
4 Sikap Penghayatan
Cerita 5
Pilihan Kata Jumlah
Presentase
1. Volume Suara
a. Sangat baik:
Volume sudah terdengar olehh seluruh pendengar secara jelas dan lantang 100
b. Baik: Volume sudah terdengar oleh seluruh pendengar 80
c. Cukup: Volume terdengar tapi belum terdengar oleh seluruh pendengar
60 d.
Kurang: Volume tidak terlalu terdengar dan tidak jelas 40 e. Sangat kurang: Volume sama sekali tidak terdengar 20
2. Pelafalan a. Sangat baik: Pelafalan fonem sangat jelas, tidak terpengaruh dialek,
intonasi sangat jelas 100 b. Baik: Pelafalan fonem jelas, tidak terpengaruh dialek, intonasi jelas 80
c. Cukup: Pelafalan fonem cukup jelas, sedikit terpengaruh dialek, intonasi cukup jelas 60
d. Kurang: Pelafalan fonem kurang jelas, terpengaruh dialek, intonasi kurang jelas 40
e. Sangat kurang: Pelafalan fonem tidak jelas, sangat terpengaruh dialek intonasitidak jelas 20
3. Keterampilan Mengembangkan Ide a.
Sangat baik: Cerita dikembangkansecara kreatif tanpa keluar dari tema.Alur, tokoh, dan setting terkonsepdengan jelas dan menarik.
Amanat ceritasesuai dengan tema. 100
b. Baik: Cerita dikembangkan secara kreatif tidak keluar dari tema. Alur,
tokoh, dan setting terkonsep dengan jelas namun kurang menarik. Amanat cerita sesuai dengan tema. 80
c. Cukup: Cerita dikembangkan dengan cukup kreatif, tidak keluar dari
tema. Setting dan tokoh terkonsep jelas, namun alur kurang terkonsep dengan jelas. Amanat cerita cukup sesuai dengan tema. 60
d. Kurang: Cerita dikembangkan dengan kurang kreatif dan tidak keluar
dari tema. Alur, setting, tokoh tidak terkonsep dengan jelas. Amanat cerita kurang sesuai dengan tema. 40
e. Sangat kurang: Cerita tidak dikembangkan dengan baik. Alur, setting,
dan tokoh tidak terkonsep dengan jelas. Amanat cerita tidak sesuai dengan tema. 20
4. Sikap Penghayatan Cerita a. Sangat baik: Mimik, gerak, dan suarasesuai dengan karakter tokoh
yangdiperankan, ada improvisasi terhadapmimik, gerak dan suara, dan improvisasiyang dilakukan sangat tepat dan tidakberlebihan 100
b. Baik: Mimik, gerak dan suara sesuaidengan karakter tokoh yang diperankan,ada improvisasi trhadap mimik, gerak,dan suara 80
c. Cukup: Mimik, gerak dan suara cukupsesuai dengan karakter tokoh, tidak adaimprovisasi terhadap mimik, gerak dansuara 60
d. Kurang: Mimik, gerak dan suara tidak sesuai dengan karakter tokoh dan tidak punya improvisasi 40
e. Sangat kurang: mimik, gerak-gerik dansuara tidak sesuai dengan karakter tokoh dalam cerita 20