Kajian Teoretis KAJIAN TEORI
                                                                                b Dunia  benda  mati  yaitu  cerita  tentang  benda-benda  mati  yang
digambarkan seolah-olah seperti benda hidup. c
Dunia manusia yaitu tentang berbagai kisah manusia, baik fiktif maupun non fiktif, dalam cerita ini tokohnya semua manusia dan bercerita tentang
interaksi antar sesama. d
Kombinasi  dari  ketiga  jenis  cerita  diatas  yaitu  cerita  yang menggabungkan  tokoh  hewan,  tumbuhan  dan  manusia  yang  saling
berinteraksi. 5.
Teknik Penyajian Cerita Menurut  Musfiroh  dalam  Aprianti  Yofita  Rahayu  menyatakan  bahwa
manfaat  kegiatan  bercerita  adalah  mengasah  imajinasi  anak,  mengembangkan kemampuan  berbahasa,  aspek  sosial,  aspek  moral,  kesadaran  beragama,  aspek
emosi,  semangat  berprestasi,  dam  melatih  konsentrasi  anak.
7
Reeta  dan  Jasmune menyatakan bahwa sasaran kegiatan bercerita adalah perkembangan bahasa pada
anak,  yaitu  meningkatkan  kosakata,  belajar  menghubungkan  kata  dengan tindakan,  mengingat  urutan  ide  atau  kejadian,  mengebangkan  minat  baca  serta
menumbuhkan  kepercayaan  diri  anak.
8
Seorang  pencerita  perlu  menguasai keterampilan dalam bercerita, baik dalam olah vokal, olah gerak, berekspersi dan
sebagainya.Seorang  pencerita  harus  pandai-pandai  menggembangkan  berbagai unsur  penyajian  cerita  sehingga  terjadi  harmonisasi  yang  tepat.  Unsur-unsur
penyajian  cerita  yang  harus  dikombinasikankan  secara  proporsional  adalah  1 narasi atau pemaparan cerita, 2 dialog atau percakapan para tokoh, 3 ekspresi
atau  mimik  muka,  4  visualisasi  gerak  atau  peragaan  akting,  5  ilustrasi  suara atau suara yang asli atau yang dibuat tinggi rendah, lantang dan pelan, keras dan
lembut,  suara  hewan,  suara  kendaraan,  6  media  atau  alat  peraga,  7  teknik ilustrasi yang lain atau permainan, musik, lagu.
6. Media pembelajaran
Media  Pembelajaran  Media  berasal  dari  bahasa  latin  dan  merupakan bentuk  jamak  dari  kata  „medium‟  yang  secara  harfiah  berarti  perantara  atau
7
Aprianti Yofita Rahayu, Menumbuhkan Kepercayaan Diri Melalui Kegiatan Bercerita  Jakarta, PT. Indeks 2013  cetatakan I, hal. 82.
8
ibid
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Gagne dalam Arief S,Sadiman menyatakan  bahwa
“  media  adalah  berbagai  jenis  komponen  dalam  lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar”.
9
Menurut Yudi Munadi bahwa, media  adalah  segala  sesuatu  yang  dapat  menyampaikan  dan  menyalurkan  pesan
dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar  yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
10
Banyak  batasan  yang  diberikan  orang  tentang  media.  Asosiasi  Teknologi dan  Komunikasi  Assosiation  of  Education  and  CommunicationTechnology  di
Amerika,  membatasi  media  sebagai  segala  bentuk  dan  saluran  yang  digunakan orang-orang  untuk  menyampaikan  pesan  atau  informasi.  Sedangkan  NEA
National  Education  Assosiation  memiliki  pengertian  yang  berbeda.  Media adalah  bentuk-bentuk  komunikasi  baik  tercetak  maupun  audiovisual  serta
peralatannya. Dari  definisi-definisi  tersebut  dapat  ditarik  kesimpulan  bahwa  media
adalah  segala  sesuatu  yang  dapat  digunakan  untuk  menyalurkan  pesan  dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan
minat seseorang. Sementara Winkel mengatakan bahwa media pengajaran adalah suatu  saran  nonpersonal  bukan  manusia  yang  digunakan  atau  disediakan  oleh
tenaga  pengajar  yang  memegang  peranan  dalam  proses  belajar  untuk  mencapai tujuan instruksional.
11
Ada  beberapa  faktor  yang  menjadi  penghambat  proses  komunikasi pertama adalah hambatan psikologis seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan,
intelegensi,  pengetahuan  dan  hambatan  fisik  seperti  misalnya  kelelahan,  sakit, keterbatasan daya indera dan cacat tubuh. Kedua adalah hambatan cultural seperti
misalnya  perbedaan  adat  istiadat,  norma-norma  sosial  kepercayaan  nilai-nilai panutan  dan  hambatan  lingkungan  yaitu  hambatan  yang  ditimbulkan  dari  situasi
dan kondisi keadaan sekitar. Karena berbagai jenis hambatan tersebut baik dalam
9
Arief. S.
Sadirman, dkk.
Media Pendidikan
Pengertian Pengembangan
dan Pemanfaatannya...h.6
10
Yudi Munadi, Media  Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru Jakarta. Gaung Persada  Press, 2010 cetakan   ke-3 h.8
11
W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran... h.318-319
diri pengajar maupun pembelajar, proses komunikasi  belajar mengajar seringkali berlangsung  tidak  efektif  dan  efisien.  Media  pembelajaran  sebagai  salah  satu
sumber  belajar  dapat  membantu  mengatasi  hambatan-hambatan  yang  terjadi dalam  proses  belajar  mengajar  sehingga  diperoleh  hasil  belajar  yang  maksimal
karena media belajar dapat menjadi perantara komunikasi guru dan siswa. Dalam
menentukan pemilihan
media, seorang
pendidik harus
menyesuaikan  dengan  materi  yang  akan  diajarkan.  Terdapat  berbagai  media diantaranya :
12
a. Media  Grafis,  media  grafis  termasuk  media  visual.  Sebagaimana  halnya
media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan pesan ke sumber penerima  pesan.  Saluran  yang  dipakai  menyangkut  indera  penglihatan.
Pesan ini akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.  Banyak  jenis  media  grafis,  beberapa  diantaranya  adalah  sebagai
berikut  :  Gambar  atau  foto,  Sketsa,  Diagram,  Bagan  atau  chart,  Grafik, Kartun, Poster, Peta atau Globe, Papan Flanel, dan Papan Buletin.
b. Media  Audio,  media  audio  berkaitan  dengan  indera  pendengaran.  Pesan
yang  disampaikan  dituangkan  ke  dalam  lambang-lambang  auditif,  baik verbal maupun non verbal. Ada beberapa jenis media dapat kita kelompokan
dalam  media  audio  anatar  lain  radio,  alat  perekam  pita  magnetik,  piringan hitam dan laboratorium bahasa.
c. Media Proyeksi Diam, media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan
media  grafik  dalam  arti  menyajikan  rangsangan-rangsangan  visual.  Selain itu,  bahan-bahan  grafis  banyak  sekali  dipakai  dalam  media  proyeksi  diam.
Perbedaan  yang  jelas  diantara  keduanya    adalah  pada  media  grafis  dapat secara  langsung  berinteraksi  dengan  pesan  media  yang  bersangkutan  pada
proyeksi,  pesan  tersebut  harus  diproyeksikan  dengan  proyektor  agar  dapat dilihat  oleh  sasaran  terlebih  dahulu.  Adakalanya  media  jenis  ini  disertai
rekaman jenis audio, tapi ada pula visual saja. Secara  umum  media  pembelajaran  mempunyai  kegunaan  untuk  mengatasi
berbagai hambatan antara lain
13
:
12
Ibid, h.28-77
a. Memperjelas  penyajian  pesan  agar  tidak  terlalu  bersifat  verbalitas  dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan b.
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya : 1
Objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film atau model
2 Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film
atau gambar 3
Gerak  yang  terlalu  lambat  atau  terlalu  cepat  dapat  dibantu  dengan timelapse atau high-speed photography
4 Kejadian  atau  peristiwa  yang  terjadi  di  masa  lalu  bisa  ditampilkan
lagi  lewat  rekaman  film,  video,  film  bingkai,  foto  maupun  secara verbal
5 Objek yang terlalu kompleks dapat disajikan dengan model, diagram
dan lain-lain. 6
Konsep yang terlalu luas dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain.
c. Penggunaan media pendidikan secara  tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk : 1
Menimbulkan kegairahan belajar 2
Memungkinkan  interaksi  yang  lebih  langsung  antara  anak  didik dengan lingkungan dan kenyataan
3 Memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan
minatnya d.
Dengan  sifat  yang  unik  pada  tiap  siswa  ditambah  lagi  dengan  lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan
ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan jika  semuanya  itu  harus  diatasi  sendiri.  Hal  ini  akan  lebih  sulit  bila  latar
belakang  lingkungan  guru  dengan  siswa  juga  berbeda.  Masalah  ini  bisa diatasi dengan media pendidikan yaitu dengan kemampuannya dalam :
13
Sridadi  Pudjo  Suparto,Peran  Media  Dalam    Pembelajaran  Jakarta,    BKKBN,  2007  cetakan ke-1 , h.74
1 Memberikan perangsang yang sama
2 Mempersamakan pengalaman
3 Menimbulkan persepsi yang sama
Kata  media  berasal  dari  bahasa  latin  medius  yang  secara  harfiah  berarti „tengah‟ „perantara‟. Gerlach  Ely dalam Arsyad mengatakan apabila dipahami
secara  garis  besar,  maka  media  adalah  manusia,  materi,  atau  kejadian  yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan
ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media
14
. Arsyad menyimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat yang dapat
membantu  proses  belajar  mengajar  dan  funsi  untuk  memperjelas  makna  pesan yang  disampaikan,  sehingga  dapat  mencapai  tujuan  pembelajaran
15
.  Media pembelajaran  adalah  sarana  untuk  meningkatkan  kegiatan  proses  belajar
mengajar. Berbeda
dengan Arsyad,
Wena menjelaskan
mengenai media
pembelajaran  adalah  satu  komponen  penting  dari  strategi  penyampaian pembelajaran.  Hal  ini  senada  Wena  mengungkapkan  media  pembelajaran  adalah
komponen  strategi  penyampaian  yang  dapat  dimuati  pesan  yang  akan disampaikan kepada siswa, baik berupa orang, alat, ataupun bahan
16
. Suryaman  menjelaskan pengertian media secara bahasa dan terminologis.
Secara  bahasa,  media  diartikan  sebagai  perantara  atau  pengantar.  Secara terminologis,  media  pembelajaran  dapat  diartikan  sebagai  seluruh  perantara
dalam  hal  ini  bahan  atau  alat  yang  dapat  dipakai  untuk  mencapai  tujuan pembalajaran
17
. Harjanto  menjelaskan  pengertian  dalam  arti  sempit  dan  luas.  Dalam  arti
sempit,  media  pengajaran  hanya  meliputi  media  yang  dapat  digunakan  sacara efektif dalam proses pengajaran yang terancana. Pengertian media dalam arti luas,
media  tidak  hanya  meliputi  media  komunikasi  elektronik  yang  komplek  akan
14
Arsyad, Media Pembelajaran Jakarta: PT. Rajagrafindo, 2011 h. 3
15
Ibid, h. 9
16
Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan Konseptual Operasional Jakarta: Bumi Aksara, 2009 h. 9
17
Maman  Suryaman, Panduan Pendidik dalam Pembelajaran SMPMTs Jakarta, Depdiknas h. 103
tetapi  juga  mencakup  alat-alat  sederhana.  Dapat  disimpulkan  bahwa  media pembelajaran yaitu media yang digunakan sebagai alat dan bahan dalam kegiatan
pembelajaran  yang  berfungsi  sebagai  perantara  dari  pengirim  guru  kepada penerima  siswa  dalam  proses  belajar  mengajar  dalam  mencapai  tujuan
pendidikan  tertentu
18
.  Peran  media  dalam  pembelajaran  sangatlah  penting terutama  bagi  siswa.  Minat  dan  motivasi  belajar  siswa  dapat  ditumbuhkan
menggunakan  media  pembelajaran  yang  menarik,  proses  belajar  adalah  proses mental  dan  emosional  atau  bisa  disebut  juga  sebagai  proses  berfikir  dan
merasakan.  Seseorang  dikatakan  belajar  bila  fikiran  dan  perasaannya  aktif. Aktivitas  pikiran  dan  perasaan  dalam  proses  belajar  dapat  dirasakan  oleh  yang
bersangkutan.  Dalam  proses  belajar  akan  menimbulkan  perubahan  perilaku  atau tingkah laku seperti perubahan dalam motorik, sikap dan keterampilannya.
Sadiman  2008:  17-18  memaparkan  manfaat  media  pembelajaran,yaitu 1  memperjelas  penyajian  pesan  agar  tidak  terlalu  bersifat  verbalitis,  2
mengatasi  keterbatasan  ruang,  waktu,dan  daya  indra,  3  sikap  pasif  anak  didik dapat  diatasi  menggunakan  media  yang  tepat  dan  bervariasi,  dan  4  dapat
memberikan rangsangan, pengalaman, dan persepsi yang sama dalam diri anak
19
. Menurut  Yudhi  Munadi  2012:  7  media  pembelajaran  dapat  dipahami
sebagai “Segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber  secara  terencana  sehingga  tercipta  lingkungan  belajar  yang  kondusif  di
mana penerimaannya dapat melakukan proses belajar secara efesien dan efektif. Dari  penjelasan  para  ahli  tersebut,  secara  umum  fungsi  media
pembelajaran  adalah  sebagai  sarana  untuk  mempermudah  peserta  didik memahami  dan  mamaknai  proses  pembelajaran  yang  dialami.  Pengelompokan
jenis media dari segi perkembangan teknologi menurut Seeis dan Glasgow dalam Arsyad,  2011:  33  dibagi  menjadi  dua  yaitu  media  pembelajaran  mutakhir  dan
tradisional.  Contoh  media  pembelajaran  mutakhir  adalah  seperti  komputer,CD pembelajaran,  dan  telekonfren.  Contoh  media  pembelajaran  tradisional  adalah
gambar, buku teks, teka-teki, peta, dan boneka.
18
Hanjanto, Perencanaan Pengajaran Jakarta, Rineka Putra 2006 h. 247
19
Arief Sadiman, Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada 2008 h. 17-18
Seorang  guru  disamping  harus  mengetahui  media  apa  yang  akan digunakan,  juga  harus  terampil  dalam  membuat  media  tersebut,  dan  media  yang
dibuat harus harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
20
a. Tujuan,  media  hendaknya  menunjang  tujuan  instruksional  yang  telah
dirumuskan. b.
Ketepatgunaan validitas, penggunaan media harus tepat dan berguna bagi pemahaman materi yang dipelajari.
c. Keadaan  peserta  didik,  kemampuan  daya  pikir  dan  daya  tangkap  peserta
didik dan besar kecilnya kelemahan peserta didik perlu dipertimbangkan. d.
Ketersediaan,  pemilihan  perlu  diperhatikan  ada  tidaknya  media  tersedia  di perpustakaan atau di sekolah serta mudah sulitnya diperoleh.
e. Mutu teknis, media harus memilki kejelasan dan kualitas yang baik.
f. Biaya,  hal  ini  merupakan  pertimbangan  bahwa  biaya  yang  dikeluarkan
apakah seimbang dengan hasil yang dicapai serta ada kesesuaian atau tidak.
Media Boneka Boneka  adalah  tiruan  bentuk  manusia  dan  bahkan  sekarang  termasuk
tiruan dari bentuk binatang. Jadi sebenarnya boneka merupakan salah satu model perbandingan  juga.  Sekalipun  demikian,  karena  boneka  dalam  penampilannya
memiliki  karakteristik  khusus,  maka  dalam  bahasan  ini  dibicarakan  tersendiri. Dalam  penggunaan  boneka  dimanfaatkan  sebagai  media  pembelajaran  dengan
cara  dimainkan  dalam  sandiwara  boneka.  Untuk  keperluan  sekolah  dapat  dibuat boneka yang disesuaikan dengan cerita-cerita zaman sekarang. Untuk tiap daerah
pembuatan boneka ini disesuaikan dengan keadaan daerah masing-masing. Macam-macam boneka untuk media pembelajaran dalam yaitu 1 boneka
jari,  2  boneka  tangan,  3  boneka  tongkat,  4  boneka  tali,  5  boneka  bayang- bayang.  Dilihat  dari  bentuk  dan  cara  memainkannya  dikenal  beberapa  jenis
boneka, antara lain:
21
20
Harjanto, Perencanaan Pengajaran Jakarta, Rineka Cipta, 2008 cetakan keenam, h.238-239
21
http:molylovelyme.blogspot.com
enypurwatiwordprees.com20130708
Boneka jari Boneka  ini  dibuat  dengan  alat  sederhana  seperti  tutup  botol,  bola
pingpong, bambu kecil yang dapat dipakai sebagai kepala boneka. Sesuai dengan namanya boneka ini dima-inkan dengan menggunakan jari tangan. Kepala boneka
diletakkan  pada  ujung  jari  kita  dalam.  Dapat  juga  dibuat  dari  semacam  sarung tangan,  dimana  pada  ujung  jari  sarung  ta-ngan  tersebut  sudah  berbentuk  kepala
boneka dan dengan demikian kita dalam tinggal memainkannya saja. Boneka Tangan
Kalau boneka dari setiap ujung jari kita dapat memainkan satu tokoh, lain halnya  dengan  boneka  tangan.  Pada  boneka  tangan  ini  satu  tangan  kita  hanya
dapat  memainkan  satu  boneka.  Disebut  boneka  tangan,  karena  boneka  ini  hanya terdiri  dari  kepala  dan  dua  tangan  saja,  sedangkan  bagian  badan  dan  kakinya
hanya  merupakan  baju  yang  akan  menutup  lengan  orang  yang  memainkannya disamping cara memainkannya juga hanya memakai tangan tanpa menggunakan
alat  bantu  yang  lain.  Cara  memainkanya  adalah  jari  telunjuk  untuk  memainkan atau menggerakkan kepala, ibu jari, dan jari tangan untuk menggerakkan tangan.
Di Indonesia penggunaan boneka tangan sebagai media pendidikan pembelajaran di sekolah-sekolah sudah dilak-sanakan, bahkan dipakai diluar sekolah yaitu pada
siaran TVRI dengan film seri boneka “Si Unyil” Boneka Tongkat
Disebut boneka tongkat karena cara memainkannya dengan menggunakan tongkat.  Tongkat-tongkat  ini  dihubungkan  dengan  tangan  dan  tubuh  boneka.
Wayang  Golek  di  Jawa  Barat  misalnya  adalah  termasuk  boneka  jenis  ini.  Untuk keperluan penggunaan boneka tongkat sebagai media pendidikan pembelajaran di
sekolah, maka tokoh-tokohnya dibuat sesuai dengan keadaan sekarang. Misalnya dibuat  tokoh  tentara,  pedagang,  lurah,  nelayan  dan  sebagainya  Boneka  tongkat
dapat dibuat darikayu yang lunak seperti kayu kemiri, randu, dan sebagainya.
Boneka Tali Boneka  tali  atau  “Marionet”  banyak  dipakai  dinegara  barat.  Perbedaan
yang  menyolok  antara  boneka  tali  dengan  boneka  yang  lain  adalah,  boneka  tali bagian  kepala,  tangan,  dan  kaki  dapat  digerak-gerakkan  menurut  kehendak
kitadalangnya.  Cara  meng-gerakkannya  dengan  tali.  Dengan  demikian  maka kedudukan  tangan  orang  yang  memain-kannya  berada  di  atas  boneka  yang
dimainkannya.  Untuk  memainkan  boneka  tali  diperlukan  latihan-latihan  yang teratur,  sebab  memainkan  boneka  tali  ini  memerlukan  keterampilan  yang  lebih
sulit  dibandingkan  dengan  memainkan  boneka-boneka  yang  lainnya.  Adakan tetapi  memiliki  kelebihan  lebih  hidup  dari  pada  boneka  yang  lain,  karena
mendekati gerak manusia atau tokoh yang sebenarnya. Boneka Bayang-bayang
Boneka  bayang-bayang  Sadhow  Puppet  adalah  jenis  boneka  yang  cara memainkannya  dengan  mempertontonkan  gerak  bayang-bayang  dari  boneka
tersebut. Di Indonesia khususnya di Jawa dikenal dengan “Wayang kulit”. Namun untuk  keperluan  sekolah,  wayang  semacam  ini  dirasakan  kurang  efektif,  karena
untuk  memainkan  boneka  ini  diperlukan  ruangan  gelaptertutup.  lagi  pula diperlukan lampu untuk membuat bayang-bayang layar.
a. Pengertian Boneka
Boneka  jari  merupakan  media  yang  tidak  terlalu  mengeluarkan  banyak uang  tetapi  cukup  efektif  digunakan  sebai  metode  pembelajaran  yang
interaktif.
22
Menurut  Raemiza,  media  boneka  dapat  membantu  anak  dalam memahami  cerita  dan  lebih  menarik  perhatian  mereka.    Media  boneka  termasuk
dalam jenis media visual tiga dimensi. Media ini dapat membantu siswa mengenal segala  aspek  yang  berkaitan  dengan  benda  dan  memberikan  pengalaman  yang
lengkap  tentang  benda  tersebut.  Benda-benda  dan  situasi  yang  diajarkan  kepada
22
al-rasyid blog undip.ac.idtagboneka-media-pembelajaran
anak  akan  lebih  cepat  dipahami  bila  obyek  tersebut  ada  di  hadapan  mereka. Penggunaan media boneka menolong anak untuk bernalar dan membentuk konsep
tentang  segala  sesuatu  yang  berhubungan  dengan  obyek,  baik  ukuran,  bentuk, berat, maupun manfaatnya.
b. Fungsi Boneka
Menururt  Ahira,  boneka  sangat  sesuai  untuk  digunakan  sebagai  alat permainan  edukatif.  Selain  itu,  media  ini  mempunyai  beberapa  fungsi,  yaitu  1
memberikan  pengalaman  yang  kongkret,  2  memungkinkan  siswa  menganalisis secara mendalam, 3 membangkitkan motivasi dan rasa ingin tahu, 4 informasi
yang diperoleh akan lebih jelas, 5 memperjelas suatu masalah atau proses kerja dari alat, dan 6 mendorong timbulnya kreativitas siswa.
c. Cara Penggunaan Boneka
Agar  boneka  dapat  menjadi  media  instruksional  yang  efektif,  maka menurut  Raemiza perlu  memperhatikan beberapa hal  dalam penggunaan  boneka,
yang  antara  lain  a  rumusan  tujuan  pembelajaran  dengan  jelas,    b  buatlah naskah  atau  skenario  sandiwara  yang  akan  dimainkan  secara  terperinci,  baik
dialognya, settingnya dan adegannya harus disusun secara cermat,  c permainan boneka  mementingkan  gerak  daripada  kata-kata,  karena  itu  pembicaraan  jangan
terlalu  panjang,  dapat  menjemukan  penonton,  d  permainan  sandiwara  boneka jangan terlalu lama, kira-kira 10 sampai 15 menit, e hendaknya diselingi dengan
nyanyian,  kalau  perlu  penonton  diajak  nyanyi  bersama,  f  isi  cerita  hendaknya sesuai  dengan  umur  dan  kemamp  uan  serta  daya  imajinasi  anak-anak  yang
menonton,  g  selesai  permainan  sandiwara,  hendaknya  diadakan  kegiatan lanjutan seperti tanya jawab, diskusi atau menceritakan kembali tentang isi cerita
yang  disajikan,  h  jika  memungkinkan,  berilah  kesempatan  kepada  anak-anak untuk memainkannya.
Dari  keterangan  tentang  boneka  tersebut  dapat  disimpulkan  bahwa penggunaan media boneka sangat memungkinkan siswa untuk menguasai konsep-
konsep  yang  sedang  diajarkan  karena  siswa  turut  serta  dalam  situasi  yang sesungguhnya.  Media  boneka  dapat  menaraik  perhatian  siswa  dengan  bantuan
gerakan-gerakan, ekspresi dan intonasi guru.
Pembelajaran  Keterampilan  Bercerita  di  SMP    MTs  Kurikulum  Tingkat Satuan  Pendidikan  KTSP  merupakan  bentuk  operasional  pengembangan
kurikulum  dalam  konteks  desentralisasi  pendidikan  dan  otonomi  daerah,  yang akan  memberikan  wawasan  baru  terhadap  sistem  yang  sedang  berjalan  selama
ini.Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan  KTSP  mata  pelajaran  Bahasa  dan Sastra  Indonesia  adalah  satu  program  untuk  mengembangkan  pengetahuan,
keterampilan berbahasa siswa serta sikap positif terhadap Bahasa Indonesia. Berdasarkan  Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan,  bahan  pengajaran
yang  diarahkan  di  tingkat  SMP    MTs    adalah  pengajaran  yang  meliputi  aspek kemampuan  berbahasa  dan  bersastra.  Aspek  kemampuan  berbahasa  meliputi
keterampilan  mendengarkan,  berbicara,  membaca,  dan  menulis  yang  berkaitan dengan  ragam  bahasa  non  sastra.  Aspek  kemampuan  bersastra  meliputi
keterampilan  mendengarkan,  berbicara,  membaca,  dan  menulis  yang  berkaitan dengan ragam bahasa sastra.
Pengajaran  dalam  penilitian  ini  adalah  pengajaran  berbicara,  khususnya bercerita.  Dalam  standar  kompetensi  dasar  tingkat  SMPMTs  tahun  20112012,
disebutkan bahwa berbicara terbagi ke dalam dua pokok bahasan yaitu komponen bahasa  dan  bersastra.  Standar  kompetensi  tersebut  terbagi  dalam  empat
kompetensi  dasar,  yaitu  menceritakan  pengalaman  yang  paling  mengesankan dengan  menggunakan  pilihan  kata  dan  kalimat  efektif,  menyampaikan
pengumuman  dengan  intonasi  yang  tepat  serta  menggunakan  kaliamat-kalimat yang  lugas  dan  sederhana,  bercerita  dengan  ururtan  yang  baik,  suara,  lafal,
intonasi,  gestur,  dan  mimik  yang  tepat  dan  bercerita  dengan  alat  peraga. Kemampuan bercerita dengan alat peraga merupakan kemampuan bersastra. Jadi,
sesuai dengan SK tersebut, siswa dilatih untuk dapat menyampaikan cerita dengan alat peraga.