Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

kegiatan pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Keterampilan bercerita akan berhasil dan meningkat dengan menggunakan media pembelajaran yang sesuai. Kurangnya pemanfaatan media dalam pembelajaran membuat siswa menjadi kurang aktif dan kreatif. Dalam pembelajaran sebaiknya guru memberdayakan media pembelajaran yang ada serta sesuai dengan metode pembelajaran yang diterapkan. Berdasarkan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII MTs Yanusa, khususnya standar kompetensi berbicara dengan alat peraga. Dalam kompetensi ini, siswa diharapkan dapat bercerita dengan alat peraga. Cara mengatasi hal tersebut, guru hendaknya dapat menggunakan alternatif pembelajaran dengan media. Media yang tepat untuk mengatasi masalah pada siswa kelas VII MTs Yanusa Pondok Pinang Jakarta Selatan adalah menggunakan media boneka, didasarkan pada beberapa alasan. Pertama menurut Raemiza media boneka merupakan media yang paling efektif untuk pengajaran dalam mengembangkan perbendaharaan kata, melatih diri untuk mendengarkan dan berbicara. Penggunaan boneka dimaksudkan untuk memotivasi siswa untuk berpikir kreatif. Siswa dapat mengorganisasikan ide-ide untuk bercerita yang ditemukan dari sebuah tokoh boneka, lalu dituangkan secara bebas dengan kata-kata sendiri. Kedua, pemilihan boneka juga dilatarbelakangi oleh kedekatan anak-anak dengan boneka. Kenyataan ini akhirnya dimanfaatkan sebagai motivasi dari sisi minat siswa yang diharapkan dapat mengoptimalkan hasil belajar. 1 Media boneka dipilih untuk meningkatkan keterampilan bercerita karena dalam bercerita siswa harus mempunyai ide atau bahan cerita, keberanian, penguasaan bahasa, dan ekspresi. Media boneka cocok digunakan dalam pembelajaran keterampilan bercerita. Berdasarkan wawancara pada tanggal 2 April 2014 antara peneliti dan kolaborator guru Bahasa Indonesia 1 http:ra3miza.wordpress.com Ibu Dra. Fahria Rahmida, media boneka belum pernah diterapkan untuk meningkatkan keterampilan bercerita siswa. Penererapan media boneka dapat menjadi alternatif sekaligus inovasi bagi guru dalam pembelajaran tentang bercerita agar semakin meningkat. Oleh karena itu, untuk mengatasi permasalahan yang ada di kelas VII MTs Yanusa Pondok Pinang Jakarta Selatan yang berkaitan dengan meningkatkan keterampilan bercerita, maka peneliti menggunakan media boneka sebagai media pembelajaran. Peneliti dan guru kolaborator mengadakan penelitian pada siswa kelas VII MTs Yanusa Pondok Pinang Jakarta Selatan yang berbentuk Penelitian Tindakan Kelas PTK dengan judul “Peningkatan Keterampilan Bercerita Siswa Kelas VII MTs Yanusa Pondok Pinang Jakarta Selatan dengan Menggunakan Media Boneka ” Peneliti menggunakan boneka sebagai media penelitian didasarkan pada beberapa alasan. Media boneka merupakan media yang paling efektif untuk pengajaran dalam mengembangkan perbendaharaan kata, melatih diri untuk mendengar, menyimak, dan bercerita pada siswa. Penggunaan media boneka dimaksudkan untuk memotivasi siswa supaya berpikir kreatif. Dalam hal ini siswa dilatih untuk mengorganisasikan ide-ide untuk bercerita yang ditemukan dari sebuah tokoh boneka, lalu dituangkan secara bebas dengan kata-kata sendiri untuk menjadi cerita yang lebih menarik. Kelebihan media boneka dari media yang lain adalah membantu siswa memperoleh kemudahan ketika bercerita, karena dengan bantuan boneka sebagai alat peraga dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam mengolah atau mengembangkan ide cerita yang akan mereka ceritakan. Dengan penggunaan boneka, saat siswa bercerita siswa tidak akan merasa canggung lagi karena mereka tidak bercerita langsung menghadapi siswa-siswa yang lain, melainkan dengan media boneka siswa memerankan tokoh dalam boneka tersebut. Diharapkan dengan media boneka mampu menambah semangat dari para siswa itu sendiri pada keterampilan bercerita yang akan peneliti lakukan, selain itu dengan penggunaan boneka sebagai media pembelajaran juga diharapkan dapat menjadi media berkelanjutan tingkat apresiasi kepada generasi muda agar terus berkembang. Menurut Evada diunduh pada tanggal 5 April 2014, keberadaan sebuah media pembelajaran dan alat permainanan edukatif sangat dibutuhkan bagi siswa, karena dapat membantu memaksimalkan pertumbuhan dan perkembangannya. Boneka merupakan boneka yang terbilang unik, lucu, dan bertradisi hadir sebagai media bermain yang menyenangkan bagi siswa sambil mengenalkannya pada tradisi bangsa yang sejak dulu sudah menjadi kebiasaan nenek moyang. 2 Boneka diharapkan bisa menumbuhkan jati diri, menambah kebanggaan sekaligus kecintaan siswa pada budaya bangsa. Tak hanya mengenal Doraemon, Upin Ipin, Donald Bebek dan sebagainya. Dengan boneka-boneka unik, lucu, kreatif ini, siswa juga diharapkan mengenal boneka tangan yang berkarakter binatang. Boneka ini dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran maupun alat permainan edukatif dan menyenangkan bagi siswa sekaligus mampu membantu meningkatkan daya imajinasi dan kreativitas siswa, kemampuan anak dalam memecahkan masalah, mendorong spontanitas siswa, dan aktualisasi diri. Boneka merupakan suatu gambaran manusia dari berbagai usia, kedudukan, dan kelamin dengan tokoh-tokoh boneka dalam sebuah pertunjukan. Bentuk boneka yang bermacam-macam dan sangat ekspresif, yakni menggambarkan atau mengapresiasikan perwatakan-perwatakan tertentu. Wujud boneka dibuat dalam berbagai tipe dan ukuran. Karakter tokoh boneka meliputi dua sisi: baik tulus, ikhlas, berani karena benar, setia, arif, bijaksana, dan sebagainya dan buruk serakah, tamak, congkak, pengkhianat, pembohong, dan sebagainya. Media boneka dipilih untuk meningkatkan keterampilan bercerita karena dengan media boneka akan tumbuh dalam diri siswa rasa ketertarikan dalam pembelajaran bercerita, sehingga aspek-aspek keterampilan siswa dalam bercerita secara otomatis akan mengalami perubahan seiring dengan 2 http:dewey.petra.ac.id, Stella Evanda Halim, Media wayang Boneka 2008 Diunduh 12 April 2014 ketertarikan siswa dalam pembelajaran bercerita. Media boneka cocok digunakan dalam pembelajaran keterampilan bercerita. Berdasarkan wawancara pada tanggal 8 April 2014 antara peneliti dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia Ibu Dra. Fahria Rahmida. Media boneka belum pernah diterapkan untuk meningkatkan keterampilan bercerita siswa di MTs Yanusa Pondok Pinang Jakarta Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan urutan latar belakang masalah, dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan, yaitu sebagai berikut. 1. Minat siswa pada pembelajaran bercerita masih rendah. 2. siswa cenderung malas mengikuti pembelajaran bercerita. 3. Siswa malas saat mengerjakan tugas bercerita dari guru. . 4. Pembelajaran bercerita tidak dilakukan secara serius oleh guru dan siswa. 5. Siswa beranggapan bahwa bercerita merupakan bagian sepele yang sering dilakukan oleh siswa 6. Siswa cenderung kurang berani bercerita di depan umum. 7. Siswa merasa takut salah, malu, grogi, tegang, dan kurang percaya diri bila ditunjuk untuk bercerita di depan kelas. 8. siswa tidak menguasai bahan cerita 9. siswa kurang mampu mengorganisasikan perkataannya pada saat bercerita. 10. Pembelajaran kurang menarik bagi siswa.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, muncul permasalahan yang harus diselesaikan. Agar penelitian ini lebih terfokus dan mendalam kajiannya, perlu ada batasan masalah penelitian. Oleh karena itu, penelitian ini dibatasi pada permasalahan bagaimana peningkatan keterampilan bercerita dengan menggunakan media boneka tangan pada siswa kelas VII MTs Yanusa Pondok Pinang Jakarta Selatan. Pembatasan masalah tersebut dipilih terkait dengan adanya masalah yaitu masih rendahnya keterampilan bercerita siswa kelas VII MTs Yanusa Pondok Pinang Jakarta Selatan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana peningkatan keterampilan bercerita dengan menggunakan media boneka pada siswa kelas VII MTs Yanusa Pondok Pinang Jakarta Selatan?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini mempunyai tujuan yang ingin dicapai. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan bercerita dengan menggunakan media boneka pada siswa kelas VII MTs Yanusa Pondok Pinang Jakarta Selatan.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan judul penelitian ini diharapkan akan mampu memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Secara teoretis

Penelitian ini diharapkan memberikan landasan bagi para peneliti lain utnuk mengadakan penelitian sejenis dalam rangka meningkatkan keterampilan bercerita siswa pada khususnya dan keterampilan berbahasa pada umumnya.

2. Secara praktis

a. Bagi Siswa 1 Siswa kelas VII MTs Yanusa Pondok Pinang Jakarta Selatan dapat mengembangkan bakatnya dalam keterampilan bercerita dengan menggunakan media boneka. 2 Siswa mendapatkan pengalaman secara nyata melalui keberadaan media boneka dan sebagai motivasi belajar dalam kaitannya dengan materi keterampilan bercerita dengan memanfaatkan media boneka. b. Bagi Guru 1 Guru termotivasi untuk melaksanakan pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan. 2 Guru mendapatkan sebuah pilihan untuk mengatasi masalah pembelajran yang membutuhkan penyelesaikan melalui penggunaan media pembelajran. 3 Meningkatkan kinerja guru dalam melaklukan proses pembelajran keterampilan bercerita. c. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapt digunakan sebagai masukan positif terhadap kualitas pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya keterampilan bercerita menggunakan alat peraga dan menanamkan pentingnya penggunaan media dalam proses pembelajaran. 10

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teoretis

Kajian teori merupakan penjelasan teori-teori yang relevan dengan penelitian. Kajian teori yang akan dipaparkan dalam penelitian ini, yaitu keterampilan berbicara, keterampilan bercerita sebagai salah satu ragam kegiatan berbicara, dan media boneka. 1. Keterampilan berbicara Berbicara merupakan kemampuan yang sangat penting dan harus dikuasai oleh seseorang karena dengan berbicara memudahkan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Penyatakan secara lengkap, bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan 1 . Mulgrave, sebagaimana menyatakan bahwa berbicara itu lebih dari pada sekedar mengucapkan bunyi atau kata-kata 2 . Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar atau penyimak. Berdasarkan beberapa pendapat, peneliti dapat menyimpulkan bahwa berbicara adalah suatu perbuatan mengucapkan bunyi-bunyi bahasa atau kata-kata dengan alat bicara untuk mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan dalam kegiatan berkomunikasi dengan orang lain. Menurut Tarigan bahwa tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi, agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif, seyogianyalah pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasi. Pembicara harus mampu mengevaluasi efek komunikasinya terhadap pendengarnya dan 1 Henry Guntur T arigan “ Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa “ cetakan edisi revisi 2008. h. 16 2 Henry Guntur Tarigan, ibid

Dokumen yang terkait

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Manajemen perpustakaan MAN 4 Pondok Pinang Jakarta Selatan

0 9 95

Peningkatan keterampilan membaca siswa pada pembelajaran tematik dengan menggunakan lingkungan sekolah sebagai media di kelas II MI Ath-Thoyyibiyyah Kalideres Jakarta Barat

0 5 100

Pengaruh penggunaan media gambar terhadap keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V di SDIT Az-Zahra Pondok Petir Sawangan Depok Tahun pelajaran 2013/2014

1 10 132

Peningkatan keterampilan bercerita dengan menggunakan media boneka tangan pada siswa Kelas VII MTS YANUSA Pondok Pinang Jakarta Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

0 18 145

Penggunaan media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII pada mata pelajaran fikih di MTS Fatahillah Buncit Jakarta Selatan

3 20 116

Peningkatan keterampilan menulis narasi dengan media teks wacana dialog: penelitian tindakan pada siswa kelas VII MTs Negeri 38 Jkaarta tahun pelajaran 2011-2012

4 39 107

Peningkatan keterampilan berbicara dengan menggunakan media gambar dalam pembelajaran bahasa indonesia kelas V MI Al-Husna Jurang Mangu Tanggerang Selatan

0 6 159

Peningkatan kemampuan menulis teks berita dengan menggunakan media audio visual siswa kelas VIII semester II SMPN 2 Tangerang Selatan Tahun pelajaran 2013/2014

3 35 174

Peningkatan keterampilan menulis paragraph deskripsi dengan media gambar pada siswa kelas V MI Al-Khoeriyah, Leuwisadeng, Bogor Tahun Pelajaran 2013/2014

0 7 91