Misalnya, kesulitan dalam mengatasi anak yang sulit belajar, yang menyebabkan guru sendiri sulit mengatasi dalam tatap muka dikelas.
3 Pemimpin kelompok
Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada staf meengembangkan kurikulum,
materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru-guru secara bersama. Sebagai pemimpin kelompok ia dapat mengembngkan keterampilan dan kiat-kiat
dalam bekerja untuk kelompok working for the group, bekerja dengan kelompok working with the group dan bekerja melalui kelompok working
through the group. 4
Evaluator Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan
proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan. Ia juga belajar menatap dirinya sendiri. Ia dibantu dalam merefleksi dirinya, yaitu
konsep dirinya self concept, idecita-cita dirinya self idea, realitas dirinya self reality P. Wiggens, 1965. Misalnya, di akhir semester ia dapat
mengadakan evaluasi diri sendiri dengan memperoleh umpan balik dari setiap peserta didik yang dapat dipakai sebagai bahan untuk memperbaiki dan
meningkatkan dirinya.
E. Standar Proses Pendidikan
1. Pengertian Standar Proses
Standar proses merupakan proses pembelajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologi peserta didik.
28
28
Badan Standar Nasional 2005.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai
standar kompetensi lulusan
29
. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran RPP yang memuat identitas mata pelajaran, standar kompetensi SK, kompetensi dasar KD, indikator pencapaian
kompetensi, tujuan pembelajaran, materi ajar, alokasi waktu, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian hasil belajar, dan sumber
belajar. RPP dijabarkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan belajar peserta
didik dalam upaya mencapai KD. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Standar proses, baik yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, penilaian, dan pengawas pembelajaran dikembangkan oleh BSNP, dan
ditetapakan dengan peraturan Menteri. Secara garis besar standar proses pembelajaran tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut.
a. Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berprestasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prekarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
b. Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses
pembelajaran yang efektif dan efisien.
29
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran……….h. 4
b. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi ajar, metode, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar. c.
Pelaksanaan proses pembelajaran harus memperhatikan jumlah maksimal peserta didik per kelas dan beban mengajar maksimal per
pedidik, rasio maksimal buku teks pembelajaran setiap peserta didik dan rasio maksimal jumlah peserta didik.
d. Penilaian hasil pembelajar menggunakan berbagai tekhnik penilaian
dapat berupa tes tertulis, observasi, tes praktik, dan penugasan per- orangan atau kelompok, sesuai dengan kompetensi dasar yang harus
dikuasai. e.
Pengawasan proses pembelajaran meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan, dan pengambilan langkah tindak lanjut yang
diperlukan
30
.
2. Fungsi Standar Proses Pendidikan
Secara umum, standar proses pendidikan SPP sebagai standar minimal yang harus dilakukan memiliki fungsi sebagai pengendalian proses pendidikan
untuk memperoleh kualitas hasil dan proses pembelajaran. Menurut Wina Sanjaya dalam bukunya Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan ada 5 fungsi Standar Proses Pendidikan: a.
Fungsi SPP dalam Rangka Mencapai Standar Kompetensi yang Harus Dicapai
Proses pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni kompetensi yang harus dicapai dalam ikhtiar pendidikan.
Bagaimana pun bagus dan idealnya suatu rumusan kompetensi, pada akhirnya keberhaasilannya sangat tergantung kepada pelaksanaan proses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Berkaitan dengan hal itu, SPP
30
E. Mulyasa, Implementasi KTSP Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2009 cet. Ke 2, hal. 25
berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta program yang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan-tujuan tersebut. b.
Fungsi SPP bagi Guru Untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni standar kompetensi yang
harus dimiliki siswa, guru sebagai ujung tombak pelaksanaan pendidik di lapangan sangat menentukan keberhasilannya. Bagaimanapun idealnya suatu
kurikulum tanpa diikuti oleh kemampuan guru dalam mengimplementasikannya dalam kegiatan proses pendidikan, maka
kurikulum itu tidak akan memiliki makna. Berkaitan dengan itu, standar proses pendidikan bagi guru berfungsi sebagai pedoman dalam membuat
perencanaan program pembelajaran, baik program untuk periode tertentu maupun program pembelajaran harian, dan sebagai pedoman untuk
implementasi program dalam kegiatan nyata dilapangan. Oleh sebab itu, guru perlu memahami dan menghayati prinsip-prinsip SPP.
c. Fungsi SPP bagi Kepala Sekolah
Kepala sekolah adalah orang yang secara struktural bertanggung jawab dalam mengendalikan mutu pendidikan secara langsung. Dengan demikian,
bagi kepala sekolah SPP berfungsi: • Sebagai barometer atau alat pengukur keberhasilan program pendidikan
di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol apakah kegiatan-kegiatan proses pendidikan yang
dilaksanakan itu berpijak pada standar proses yang telah ditentukan atau tidak.
• Sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai kebijakan sekolah khususnya dalam menentukan dan mengusahakan ketersediaan berbagai
keperluan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan.
d. Fungsi SPP bagi Para Pengawas Supervisor
Bagi para pengawas, SPP berfungsi sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dalam menetapkan bagaimana yang perlu disempurnakan atau
diperbaiki oleh setiap guru dalam pengelolaan proses pembelajaran. Dengan demikian, para pengawas perlu memahami dengan benar hakikat SPP.
Melalui pemahaman itu selanjutnya pengawas dapat memberikan masukan dan bimbingan kepada para guru untuk meingkatkan kualitas proses
pembelajaran e.
Fungsi SPP bagi Dewan Sekolah dan Dewan Pendidikan Fungsi utama dewan sekolah dan dewan pendidikan adalah fungsi
perencanan dan pengawasan. Fungsi ini amat penting untuk menjaga kualitas pendidikan. Untuk melaksanakan fungsi tersebut baik dewan atau
komite sekolah maupun dewan pendidikan perlu memahami SPP. Melalui pemahaman SPP, maka lembaga ini dapat melaksanakan fungsi dalam:
• Menyusun program dan memberikan bantuan khususnya yang berhubungan dengan penyediaan sarana dan prasarana yang diperlukan
oleh sekolah atau guru untuk pengelolaan proses pembelajaran yang sesuai dengan standar minimal;
• Memberikan saran-saran, usulan, atau ide kepala sekolah, khususnya guru, dalam pengelolaan pembelajaran yang sesuai dengan standar
minimal; • Melaksanakan pengawasan terhadap jalannya proses pembelajaran
khususnya yang dilakukan oleh para guru.
Pengawas merupakan salah satu tenaga pendidikan yang bertugas memberikan pengawasan agar tenaga kependidikan guru, kepala sekolah,
personel lainnya di sekolah dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Dari pengertian ini dapat diketahui bahwa tugas pengawas salah satunya adalah
memperbaiki kinerja guru di sekolah. Guru adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas
belajar mengajar di kelas. Ini mengharuskan guru mengerti tentang standar proses pendidikan. Tugas pengawas adalah membuat standar proses dapat
diterapkan dengan baik oleh para guru.
Tugas pengawas dalam melaksanakan supervisi standar proses meliputi beberapa hal, yakni meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Koordinator
a. Mengkoordinasikan pelaksanaan KBM
b. Mengkoordinasi tugas-tugas guru dalam berbagai kegiatan yang
berbeda-beda. 2.
Konsultan a.
Membantu para guru dalam mengatasi masalah individual b.
Membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi guru secara kelompok
3. Pemimpin kelompok
Sebagai pemimpin kelompok, pengawas memimpin para guru dalam mengembangkan profesinalismenya.
4. Evaluator
a. Membantu para guru dalam menilai hasil proses belajar mengajar
b. Membantu para guru dalam menilai kurikulum yang sedang
dikembangkan.
Dari ke delapan fungsi pengawas yang dikutip oleh Rohani di dalam bukunya Amiruddin Siahaan yang berjudul manajemen pengawas
pendidikan terdapat konsep kerangka berfikir yaitu bahwasannya dengan kondisi pengawas saat ini yang kurang efektif dikarenakan pengawas jarang
berkunjung, tidak disiplin, dan tidak memberikan saran terhadap guru bagaimana pembuatan RPP yang mengacu pada standar proses, sehingga
para guru kurang memahami proses KBM yang mengacu pada standat proses. Yaitu proses pembelajaran secara aktif, inspiratif, menantang dan
menyenangkan. Oleh karena itu dibutuhkannya pengawas yang efektif dan professional. Pengawas yang efektif dan professional yaitu memberikan
layanan kepada stakeholder pendidikan, terutama kepada guru-guru, baik secara individu maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki kualitas
proses dan hasil pembelajaran, dan mengoreksi, memperbaiki bila
ditemukan adanya penyimpangan yang akan mengganggu pencapaian tujuan. Akan tetapi kondisi pengawas di sekolah ini kurang efektif dan tidak
memberikan arahan kepada guru konsep pembelajaran yang mengacu pada standar proses. Stategi yang tepat untuk mengatasi pengawas yang kurang
efektif dan kurang professional yaitu dengan diberikannya pelatihan, bimbingan dan pendidikan tentang kepengawasan, agar kinerja pengawas
lebih baik dan professional.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja pengawas dalam melaksanakan supervisi standar proses di SMP N 87 Jakarta.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 87 Jakarta. Adapun waktu pelaksanaan penelitan yaitu sejak diterimanya proposal skripsi sampai selesai.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam bentuk deskriptif analisis, yaitu menganalisa
keterkaitan antara variabel-variabel dalam suatu fenomena yang diteliti dan menguraikan data-data yang ada untuk disimpulkan.
37
1. Field Reseach Penelitian Lapangan
Yaitu dengan cara meneliti langsung objeknya, metode ini menggunakan fenomena yang di lapangan tanpa membuat manipulasi terhadap variable
yang akan dilhat atau diukur.
D. Populasi dan sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian suatu tempat tertentu. Populasi penelitian ini adalah para guru yang berjumlah 38 orang.
Sampel adalah sebagian subjek yang ditelitidiselidiki dari keseluruhan subjek penelitian populasi. Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel
dari semua guru yang berjumlah 38 orang karena jumlah populasi di bawah 100 orang dan keberagaman latar belakang guru yang berbeda-beda.
E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data yang
disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan antara lain:
1. Observasi yaitu pengamatan dan pencatatan dengan sistematika fenomena
yang diselidiki dalam arti luas. Observasi ini dilakukan dengan cara mengunjungi SMP N 87 Jakarta
2. Angket Sebagai alat pengumpulan data yang digunakan dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan pada angket yang diisi oleh para guru 3.
Interview wawancara yaitu dialog langsung antara peneliti dengan responden yang akan diwawancarai, sebelum memulai wawancara
sipeneliti atau pewawancara terlebih dahulu menyediakan daftar-daftar pertanyaan yang sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, guna
untuk memperoleh secara langsung informasi yang sebenarnya.