Supervisi Pendidikan Persepsi guru tentang kinerja pengawas dalam melaksanakan supervisi standar proses di SMPN 87 Jakarta

b. Kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah. c. Guru dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses pembelajaranbimbingan berdasarkan kurikulum yang berlaku d. Tenaga kependidikan lain tenaga administrasi, laboran, pustakawan dalam pelaksanaan tugas pokoknya masing- masing e. Penerapan berbagai inovasi pendidikanpembelajaran f. Pengawas pada jenjang di bawahnya dalam bentuk bimbingan untukmelaksanakan tugas pokok kepengawasan. 3. Pemantauan yang akan dilakukan terhadap: a. Pengelolaan dan administrasi sekolah b. Pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan c. Lingkungan sekolah d. Pelaksanaan ujian sekolah dan ujian nasional e. Pelaksanaan penerimaan siswa baru f. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler g. Sarana belajar alat peraga, laboratorium, perpustakaan. 19

D. Supervisi Pendidikan

1. Pengertian supervisi. Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan 20 . Dalam Dictionary of Education Good Carter 1959 memberi pengertian bahwa supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran, termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan 19 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian Departemen Pendidikan Nasional 2009 20 Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991 cet. IV, h. 76 guru-guru serta merevisi tujua-tujuan pendidikan, bahwa pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran 21 . Ada bermacam-macam konsep supervisi. Secara historis mula-mula diterapkan konsep supervisi yang tradisional, yaitu pekerjaan inpeksi, mengawasi dalam pengertian mencari kesalahan dan menemukan kesalahan dengan tujuan untuk diperbaiki. Perilaku supervisi yang tradisional ini disebut snooper vision, yaitu tugas memata-matai untuk menemukan kesalahan. Konsep seperti ini menyebabkan guru-guru menjadi takut dan mereka kerja dengan tidak baik karena takut dipersalahkan. Kemudian berkembang supervisi yang bersifat ilmiah, ialah: 1. Sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinu. 2. Objektif dalam pengertian ada data yang didapat berdasarkan observasi nyata bukan berdasarkan tafsiran pribadi. 3. Menggunakan alat pencatat yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balikuntuk mengadakan penilaian terhadap proses pembelajaran di kelas. Seorang sepervisor harus bekerja dengan dan melalui para karyawan dalam melaksanakan pekerjaanya secara tepat waktu dengan mutu yang tinggi dan batasan anggaran yang telah ditetapkan. Menjadi supervisor andalan berarti mencapai keberhasilan melalui orang lain. Hal ini dikenalkan sebagai melibatkan orang lain. Terdapat dua hal yang berpengaruh pada keterampilan melibatkan orng lain, yaitu: 22 1. Pribadi personal power: melibatkan orang lain karena meraka “mau” orang lain terlibat 2. Kedudukanposisi positon power: melibatkan orang lain karena mereka “harus” melibatkan orang lain. Supevisi yang andal akan melibatkan orang lain secara positif: bawahan, teman sejawat, dan para konsumennya. Pelaksanaannya didasari pada kemampuan pribadi yang luar biasa. 21 Piet A. Sahartian, Konsep Dasar Teknik Supervis Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000 cet. I, h. 17 22 Rick Conlow, Menjadi Supervisor Hebat, Jakarta: PT. Victory Jaya Abadi, 2003, cet. I, h. 7 2. Tujuan Supervisi Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang dilakukan guru di kelas 23 . Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Olive bahwa sasaran dominan supervisi pendidikan ialah: 1. Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah 2. Meningkatkan proses belajar-mengajar di sekolah. 3. Mengembangkan seluruh staf di sekolah. Ary Gunawan mengemukakan tujuan pelaksanaan supervisi adalah sebagai berikut: a. Membina guru-guru untuk lebih memahami tujuan umum pendidikan b. Membina guru-guru guna mengatasi problem-problem siswa demi kemajuan prestasi belajarnya c. Membina guru-guru dalam mempersiapkan siswa-siswanya untuk menjadi anggota masyarakat yang produktif, kreatif, etis, serta religius. d. Membina guru-guru dalam meningkatkan kemampuan mengevaluasi, mendignosa kesulitan belajar. e. Membina guru-guru dalam memperbesar kesadaran tentang tata kerja yang demokratis, kooperatif, serta kegotong royongan f. Memperbesar ambisi guru-guru dan karyawan dalam meningkatkan mutu profesinya. g. Membina guru-guru dan karyawan dalam meningkakan popularitas sekolahnya. h. Melindungi guru-guru dan karyawan pendidikan terhadap tuntutan serta kritik-kritik tak wajar dari masyarakat 24 . 23 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar Supervisi Tekhnik Supervisi Pendidikan, h. 19 24 Ary Gunawan, Administrasi Sekolah, Jakarta: Rineke Cipta, 1996, cet. Ke 1, hal. 198 Dengan demikian jelas bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi kualitas guru. 3. Prinsip Supervisi 25 Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan ialah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif. Maka prinsip supervisi yang dilaksanakan adalah: 1 Prinsip Ilmiah scientific Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut: a. Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar. b. Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya. c. Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana dan kontinu. 2 Prinsip Demokratis Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan bedasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan. 3 Prinsip Kerjasama Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi ‘sharing of idea, sharing of experience’, memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama. 25 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar Supervisi Tekhnik Supervisi Pendidikan, h. 20 4 Prinsip Konstruktif dan Kreatif Setiap guru akan merasa termotifasi dalam mengembangkan potensi kreatifitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan. 4. Fungsi supervisi Menurut Swearingen dalam bukunya Super Vision of Intruction – Foundation and Dimension 1961. Ia mengemukakan 8 fungi supervisi: a. Mengkoordinasikan semua usaha sekolah b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah c. Memperluas pengalaman guru-guru d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus-menerus f. Menganalisis situasi belajar-mengajar g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf h. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan tujuan-tujuan pendidikan dan menigkatkan kemampuan mengajar guru-guru 26 5. Peranan Supervisi Pendidikan 27 Seorang supervisor dapat berperan sebagai: 1 Koordinator Sebagai koordinator ia dapat mengkoordinasi program belajar-mengajar, tugas tugas anggota staf berbagai kegiatan yang berbeda-beda diantara guru- guru. Contoh kongkret mengkoordinasi tugas mengajar satu mata pelajaran yang dibina oleh berbagai guru. 2 Konsultan Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan, bersama mengkonsultasikan masalah yang dialami guru baik secara individual maupun secara kelompok. 26 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar……….., hal. 21 27 Piet A. Sahertian, Konsep Dasar……….., hal. 25-26 Misalnya, kesulitan dalam mengatasi anak yang sulit belajar, yang menyebabkan guru sendiri sulit mengatasi dalam tatap muka dikelas. 3 Pemimpin kelompok Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada staf meengembangkan kurikulum, materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru-guru secara bersama. Sebagai pemimpin kelompok ia dapat mengembngkan keterampilan dan kiat-kiat dalam bekerja untuk kelompok working for the group, bekerja dengan kelompok working with the group dan bekerja melalui kelompok working through the group. 4 Evaluator Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan. Ia juga belajar menatap dirinya sendiri. Ia dibantu dalam merefleksi dirinya, yaitu konsep dirinya self concept, idecita-cita dirinya self idea, realitas dirinya self reality P. Wiggens, 1965. Misalnya, di akhir semester ia dapat mengadakan evaluasi diri sendiri dengan memperoleh umpan balik dari setiap peserta didik yang dapat dipakai sebagai bahan untuk memperbaiki dan meningkatkan dirinya.

E. Standar Proses Pendidikan

Dokumen yang terkait

Persepsi guru tentang pelaksanaan supervisi akademik pengawas sekolah di smk negeri 1 cikarang barat

2 12 105

An item analysis on discriminating power of english summative test ( a case study of second year of SMPN 87 Pondok Pinang)

1 24 54

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Arends Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPS Terpadu (Quasi Eksperimen di SMPN 87 Jakarta)

0 8 204

PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS SEKOLAH, KOMUNIKASI INTERPERSONAL, DAN MOTIVASI KINERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SMPN SUB RAYON 4 BANDAR LAMPUNG

1 26 196

Kesiapan Guru dalam Melaksanakan Kurikulum 2013 pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Negeri 87 Jakarta

1 35 185

PENINGKATAN KINERJA KEPALA SEKOLAH DALAM MELAKSANAKAN SUPERVISI AKADEMIK MELALUI SUPERVISI MANAJERIAL PENGAWAS SEKOLAH METODE MONITORING DAN EVALUASI DI KOTA BINJAI.

2 14 34

KINERJA GURU SMPN KOTA SURAKARTA (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kinerja Guru SMPN Kota Surakarta (Kontribusi Kompetensi Profesional Guru, Motivasi, dan Persepsi tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kedisip

0 3 19

PENGARUH PERSEPSI GURU KIMIA DAN SUPERVISI PENGAWAS TERHADAP KINERJA GURU KIMIA SMA SE-KABUPATEN DELI SERDANG DALAM TAHUN AJARAN 2008/2009.

0 1 21

View of Pengaruh Supervisi Akademik Pengawas Sekolah Terhadap Kinerja Guru Mata Pelajaran IPA di SMPN Tungkal Jaya

1 0 20

Hubungan persepsi guru tentang supervisi akademik dengan kinerja guru di SMA Yos Sudarso Sokaraja - USD Repository

0 2 122