b. Kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi sekolah.
c. Guru dalam hal perencanaan, pelaksanaan dan penilaian proses
pembelajaranbimbingan berdasarkan kurikulum yang berlaku d.
Tenaga kependidikan lain tenaga administrasi, laboran, pustakawan dalam pelaksanaan tugas pokoknya masing-
masing e.
Penerapan berbagai inovasi pendidikanpembelajaran f.
Pengawas pada jenjang di bawahnya dalam bentuk bimbingan untukmelaksanakan tugas pokok kepengawasan.
3. Pemantauan yang akan dilakukan terhadap:
a. Pengelolaan dan administrasi sekolah
b. Pelaksanaan delapan standar nasional pendidikan
c. Lingkungan sekolah
d. Pelaksanaan ujian sekolah dan ujian nasional
e. Pelaksanaan penerimaan siswa baru
f. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler
g. Sarana belajar alat peraga, laboratorium, perpustakaan.
19
D. Supervisi Pendidikan
1. Pengertian supervisi.
Supervisi adalah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju kepada perkembangan kepemimpinan guru-guru dan personel sekolah lainnya
di dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan
20
. Dalam Dictionary of Education Good Carter 1959 memberi pengertian
bahwa supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-guru dan petugas-petugas lainnya dalam memperbaiki pengajaran,
termasuk menstimulasi, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan
19
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian Departemen Pendidikan Nasional 2009
20
Ngalim Purwanto, Administrasi Dan Supervisi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1991 cet. IV, h. 76
guru-guru serta merevisi tujua-tujuan pendidikan, bahwa pengajaran dan metode serta evaluasi pengajaran
21
. Ada bermacam-macam konsep supervisi. Secara historis mula-mula
diterapkan konsep supervisi yang tradisional, yaitu pekerjaan inpeksi, mengawasi dalam pengertian mencari kesalahan dan menemukan kesalahan
dengan tujuan untuk diperbaiki. Perilaku supervisi yang tradisional ini disebut snooper vision, yaitu tugas memata-matai untuk menemukan kesalahan.
Konsep seperti ini menyebabkan guru-guru menjadi takut dan mereka kerja dengan tidak baik karena takut dipersalahkan. Kemudian berkembang
supervisi yang bersifat ilmiah, ialah: 1.
Sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinu. 2.
Objektif dalam pengertian ada data yang didapat berdasarkan observasi nyata bukan berdasarkan tafsiran pribadi.
3. Menggunakan alat pencatat yang dapat memberikan informasi sebagai
umpan balikuntuk mengadakan penilaian terhadap proses pembelajaran di kelas.
Seorang sepervisor harus bekerja dengan dan melalui para karyawan dalam melaksanakan pekerjaanya secara tepat waktu dengan mutu yang tinggi
dan batasan anggaran yang telah ditetapkan. Menjadi supervisor andalan berarti mencapai keberhasilan melalui orang lain. Hal ini dikenalkan sebagai
melibatkan orang lain. Terdapat dua hal yang berpengaruh pada keterampilan melibatkan orng lain, yaitu:
22
1. Pribadi personal power: melibatkan orang lain karena meraka “mau”
orang lain terlibat 2.
Kedudukanposisi positon power: melibatkan orang lain karena mereka “harus” melibatkan orang lain.
Supevisi yang andal akan melibatkan orang lain secara positif: bawahan, teman sejawat, dan para konsumennya. Pelaksanaannya didasari pada
kemampuan pribadi yang luar biasa.
21
Piet A. Sahartian, Konsep Dasar Teknik Supervis Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2000 cet. I, h. 17
22
Rick Conlow, Menjadi Supervisor Hebat, Jakarta: PT. Victory Jaya Abadi, 2003, cet. I, h. 7
2. Tujuan Supervisi
Tujuan supervisi adalah memberikan layanan dan bantuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang dilakukan guru di kelas
23
. Pendapat ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Olive bahwa sasaran
dominan supervisi pendidikan ialah: 1.
Mengembangkan kurikulum yang sedang dilaksanakan di sekolah 2.
Meningkatkan proses belajar-mengajar di sekolah. 3.
Mengembangkan seluruh staf di sekolah. Ary Gunawan mengemukakan tujuan pelaksanaan supervisi adalah sebagai
berikut: a.
Membina guru-guru untuk lebih memahami tujuan umum pendidikan b.
Membina guru-guru guna mengatasi problem-problem siswa demi kemajuan prestasi belajarnya
c. Membina guru-guru dalam mempersiapkan siswa-siswanya untuk
menjadi anggota masyarakat yang produktif, kreatif, etis, serta religius. d.
Membina guru-guru dalam meningkatkan kemampuan mengevaluasi, mendignosa kesulitan belajar.
e. Membina guru-guru dalam memperbesar kesadaran tentang tata kerja
yang demokratis, kooperatif, serta kegotong royongan f.
Memperbesar ambisi guru-guru dan karyawan dalam meningkatkan mutu profesinya.
g. Membina guru-guru dan karyawan dalam meningkakan popularitas
sekolahnya. h.
Melindungi guru-guru dan karyawan pendidikan terhadap tuntutan serta kritik-kritik tak wajar dari masyarakat
24
.
23
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar Supervisi Tekhnik Supervisi Pendidikan, h. 19
24
Ary Gunawan, Administrasi Sekolah, Jakarta: Rineke Cipta, 1996, cet. Ke 1, hal. 198
Dengan demikian jelas bahwa tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas yang pada
gilirannya untuk meningkatkan kualitas belajar siswa. Bukan saja memperbaiki kemampuan mengajar tapi juga untuk pengembangan potensi
kualitas guru.
3. Prinsip Supervisi
25
Masalah yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan ialah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat
dan korektif menjadi sikap yang konstruktif dan kreatif. Untuk itu supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data, fakta yang objektif. Maka prinsip
supervisi yang dilaksanakan adalah: 1
Prinsip Ilmiah scientific Prinsip ilmiah mengandung ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang
diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar. b.
Untuk memperoleh data perlu diterapkan alat perekam data, seperti angket, observasi, percakapan pribadi, dan seterusnya.
c. Setiap kegiatan supervisi dilaksanakan secara sistematis, berencana
dan kontinu. 2
Prinsip Demokratis Servis dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan
kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna
menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan bedasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan.
3 Prinsip Kerjasama
Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi ‘sharing of idea, sharing of experience’, memberi support mendorong, menstimulasi
guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.
25
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar Supervisi Tekhnik Supervisi Pendidikan, h. 20
4 Prinsip Konstruktif dan Kreatif
Setiap guru akan merasa termotifasi dalam mengembangkan potensi kreatifitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang
menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan.
4. Fungsi supervisi
Menurut Swearingen dalam bukunya Super Vision of Intruction – Foundation and Dimension 1961. Ia mengemukakan 8 fungi supervisi:
a. Mengkoordinasikan semua usaha sekolah
b. Memperlengkapi kepemimpinan sekolah
c. Memperluas pengalaman guru-guru
d. Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif
e. Memberi fasilitas dan penilaian yang terus-menerus
f. Menganalisis situasi belajar-mengajar
g. Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada setiap anggota staf
h. Memberi wawasan yang lebih luas dan terintegrasi dalam merumuskan
tujuan-tujuan pendidikan dan menigkatkan kemampuan mengajar guru-guru
26
5. Peranan Supervisi Pendidikan
27
Seorang supervisor dapat berperan sebagai: 1
Koordinator Sebagai koordinator ia dapat mengkoordinasi program belajar-mengajar,
tugas tugas anggota staf berbagai kegiatan yang berbeda-beda diantara guru- guru. Contoh kongkret mengkoordinasi tugas mengajar satu mata pelajaran
yang dibina oleh berbagai guru. 2
Konsultan Sebagai konsultan ia dapat memberi bantuan, bersama mengkonsultasikan
masalah yang dialami guru baik secara individual maupun secara kelompok.
26
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar……….., hal. 21
27
Piet A. Sahertian, Konsep Dasar……….., hal. 25-26
Misalnya, kesulitan dalam mengatasi anak yang sulit belajar, yang menyebabkan guru sendiri sulit mengatasi dalam tatap muka dikelas.
3 Pemimpin kelompok
Sebagai pemimpin kelompok ia dapat memimpin sejumlah staf guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada staf meengembangkan kurikulum,
materi pelajaran dan kebutuhan profesional guru-guru secara bersama. Sebagai pemimpin kelompok ia dapat mengembngkan keterampilan dan kiat-kiat
dalam bekerja untuk kelompok working for the group, bekerja dengan kelompok working with the group dan bekerja melalui kelompok working
through the group. 4
Evaluator Sebagai evaluator ia dapat membantu guru-guru dalam menilai hasil dan
proses belajar, dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan. Ia juga belajar menatap dirinya sendiri. Ia dibantu dalam merefleksi dirinya, yaitu
konsep dirinya self concept, idecita-cita dirinya self idea, realitas dirinya self reality P. Wiggens, 1965. Misalnya, di akhir semester ia dapat
mengadakan evaluasi diri sendiri dengan memperoleh umpan balik dari setiap peserta didik yang dapat dipakai sebagai bahan untuk memperbaiki dan
meningkatkan dirinya.
E. Standar Proses Pendidikan