19
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Proses pelepasan obat yang umum terjadi pada mikropartikel adalah proses difusi. Cairan dari saluran pernapasan akan berdifusi melalui membran dari daerah
berkonsentrasi tinggi di dalam mikropartikel ke daerah berkonsentrasi rendah pada cairan saluran pernapasan tersebut Krowcynsk, 1987 dalam M. Karim,
2012
Gambar 2.5 Mekanisme pelepasan obat dari mikropartikel
[Sumber : S.A. Agnihotri, N.N. Mallikarjuna, T. M. Aminabhavi, 2004, telah diolah kembali]
2. 6. Karakterisasi Mikropartikel
Pembuatan suatu produk, termasuk pembuatan mikropartikel ini harus disertai dengan evaluasi untuk mengontrol kualitas produk, untuk mengetahui
apakah sediaan sudah memenuhi syarat atau tidak, apakah sediaan layak atau tidak untuk digunakan dan dipasarkan, serta untuk mengetahui apakah metode
yang digunakan efisien atau tidak. Adapun evaluasi yang dilakukan pada mikropartikel tersebut meliputi :
2.6.1. Perolehan Kembali
Persen perolehan kembali ditentukan untuk membandingkan total
mikropartikel yang diperoleh terhadap total zat aktif dengan polimer yang digunakan pada mikropartikel. Nilai ini juga dapat dijadikan sebagai salah satu
parameter penilaian efisiensi suatu metode pembuatan mikropartikel dalam
20
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
menghasilkan mikropartikel. Untuk menentukan nilai persen perolehan kembali digunakan rumus Kumar et al., 2011:
= × 100
Keterangan : PK = faktor perolehan kembali g. W
m
= bobot mikropartikel yang diperoleh g. W
t
= bobot bahan pembentuk mikropartikel
2.6.2. Pemeriksaan bentuk dan morfologi permukaan
Bentuk dan morfologi mikropartikel diamati dengan menggunakan alat Scanning Electron Microscope SEM Gowda D.V, et al, 2010. SEM sangat
cocok digunakan dalam situasi yang membutuhkan pengamatan permukaan kasar dengan pembesaran berkisar antara 20 kali sampai 500.000 kali.
SEM terdiri dari sebuah senapan elektron yang memproduksi berkas elektron pada tegangan dipercepat sebesar 2 – 30 kV. Berkas elektron tersebut
dilewatkan pada beberapa lensa elektromagnetik untuk menghasilkan image berukuran ~10nm pada sampel yang ditampilkan dalam bentuk film fotografi
atau ke dalam tabung layar Tucker, Maurice, 1988.
2.6.3. Distribusi Ukuran Partikel
Diameter suatu partikel dapat diukur dengan beberapa metode, diantaranya 1 Metode pengayakan, 2 Metode mikroskop, 3 Metode zona aliran elektrik
Coulter counter, 4 Metode pemotongan dengan sinal laser, 5 Metode Sedimentasi John Staniforth dalam Aulton, M.E., 2001
Dasar pemilihan metode untuk menentukan ukuran partikel yang pertama adalah ketersediaan instrumen yang digunakan dalam metode tersebut. Selain itu
dasar pemilihan juga mempertimbangkan karakter partikel yang dihasilkan dan ukuran yang akan ditentukan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pemilihan
metode penentuan ukuran partikel. Berikut ini rangkuman informasi yang dapat dijadikan dasar pemilihan metode penentuan ukuran partikel.
2,1