35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
gel yang lebih stabil secara fisik. Akan tetapi diameter dan bobot mikropartikel juga mengalami peningkatan Ji-Woong C. et al., 2009.
4. 2. Pembuatan Mikropartikel
Kitosan Tripolifosfat
Mengandung Diltiazem HCl
Pembuatan mikropartikel kitosan tripolifosfat yang mengandung diltiazem HCl dilakukan dengan menggunakan metode gelasi ionik. Pada pembuatannya
terdapat tiga formula dengan letak perbedaannya pada jumlah zat aktif yang ditambahkan ke dalam mikropartikel. Hal ini bertujuan untuk mengetahui efek
penambahan zat aktif dalam peningkatan ukuran partikel yang dihasilkan. Pada formula pertama perbandingan bobot polimer dan zat aktif sebesar 1:1, pada
formula kedua perbandingannya 1:2, dan pada formula tiga 1:3. Berdasarkan gambar 4.1, suspensi koloidal dari ketiga formula tersebut secara kasat mata tidak
terlihat perbedaan kekeruhan sampai akhirnya diukur ukuran partikel
menggunakan PSA Particle Size Analyzer.
Gambar 4.1 Suspensi Mikropartikel Kitosan
4. 3. Pembuatan Kurva Kalibrasi. 4.3.1. Penetuan Panjang Gelombang Maksimal
Penentuan panjang gelombang maksimal diltiazem hidroklorida dilakukan pada konsentrasi 10 ppm dalam medium dapar fosfat pH 7,4 dan asam klorida 0,1
N pH 1,2. Menurut literatur panjang gelombang maksimum diltiazem hidroklorida adalah 240 nm British Pharmacopoea, 2009, sedangkan panjang gelombang
maksimum yang dihasilkan dari percobaan pada medium asam klorida 0,1 N pH 1,2 adalah 236 nm dan pada medium dapar fosfat pH 7,4 adalah 236,4 nm.
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4.3.2. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Pembuatan kurva kalibrasi diltiazem hidroklorida dalam medium asam klorida 0,1 N pH 1,2 dilakukan dengan konsentrasi 5, 10, 15, 20, dan 25 ppm
menghasilkan persamaan regresi y = 0,0527x - 0,0224. Sedangkan kurva kalibrasi diltiazem hidroklorida dalam medium dapar fosfat pH 7,4 dilakukan dengan
konsentrasi 1, 3, 5, 7, 9, 11, 13, dan 15 ppm menghasilkan persamaan regresi y = 0,0521x + 0,0075.
a
b
Gambar 4. 2 a Kurva kalibrasi diltiazem HCl dalam larutan HCl 0,1 N,
b Kurva kalibrasi diltiazem HCl dalam dapar fosfat pH 7,4
37
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. 4. Pengeringan Mikropartikel
Setelah sebelumnya ditetapkan formula mana yang akan dikarakterisasi lebih lanjut, ditetapkanlah formula F1 yang akan dikarakterisasi lebih lanjut. Hasil
serbuk mikropartikel F1 dapat dilihat pada gambar di bawah ini Gambar 4.3. Serbuk yang dihasilkan berwarna putih agak kuning berbentuk flake dilihat
mrnggunakan mikroskop.
a b
Gambar 4.3 a Serbuk Mikropartikel setelah freeze dry, b Bentuk partikel
dilihat menggunakan mikroskop optik
4. 5. Karakterisasi Mikropartikel 4.5.1. Distribusi Ukuran partikel
Ukuran partikel menjadi karakteristik yang paling penting dalam suatu sistem mikropartikel terutama untuk tujuan penghantaran obat melalui paru-paru.
Umumnya ukuran mikropartikel yang diharapkan dari sediaan pulmonal adalah 10 µm Glyn Taylor lan Kellaway, 2001. Adapun target ukuran partikel yang
ingin dicapai peneliti berada pada rentang 3-5 µm. Pada penelitian ini, untuk pengukuran ukuran partikel dilakukan dua kali,
Pengukuran pertama dalam bentuk suspensi koloid sebelum dikeringkan dengan tujuan untuk menyeleksi satu formula dari tiga formula yang masuk kriteria
ukuran partikel yang diinginkan peneliti untuk dilakukan karakterisasi selanjutnya. Pengukuran ini ditentukan menggunakan PSA Particle Size
Analyzer dan diperoleh data sebagaimana tertera pada tabel Tabel 4.1..