Penentuan Kandungan Obat dan Efisiensi Penjerapan

23 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dalam banyak kondisi uji disolusi konsentrasi pada bulk medium selalu jauh lebih kecil dibandingkan dengan larutan jenuh C s C t . Kondisi ini disebut dengan kondisi hilang atau sink condition Mansoor Beverly, 2003 dalam Mufidah, U., 2015.

2. 7. Diltiazem Hidroklorida

Gambar 2.6 . Struktur Diltiazem Hidroklorida [Sumber : British Pharmacopoea, 2009] Diltiazem Hidroklorida atau disebut juga Diltiazemum; Diltiazemi Hidrochloridum; Cardizem; Dilacoxr; 2S,3S-5-[2-dimethylaminoethyl]-2-4- methoxyphenyl-4-oxo-2,3,4,5-tetrahydro-1,5-benzothiazepin-3-yl acetate, adalah suatu obat berupa serbuk hablur kecil putih; tidak berbau; melebur pada suhu 210°C disertai peruraian. Memiliki rumus struktur C 22 H 26 N 2 O 4 S.HCl, berat molekul sebesar 450,98 gmol dan sifat kelarutan yang mudah larut dalam kloroform, dalam metanol, dalam asam format dan dalam air, agak sukar larut dalam etanol mutlak, dan tidak larut dalam eter Farmakope Indonesia, 1995. Kelarutan diltiazem menurun secara signifikan seiring dengan peningkatan pH saluran pencernaan Gowda D.V, et al., 2010 Diltiazem merupakan obat golongan Calsium Channel Blocker CCB turunan dari senyawa benzothiazepine. Digunakan untuk terapi hipertensi, angina dan aritmia jantung. Aksi kerja diltiazem sebagai vasodilator dalam menurunkan tekanan darah adalah dengan menghambat masuknya ion Ca 2+ melewati membran sel myocardial, sehingga kontraksi otot jantung dan pembuluh darah dihambat. Sebaliknya terjadi vasodilatasi koroner pusat dan arteri secara sistemik, tapi tidak berefek kepada konsentrasi serum kalsium Goodman-Gilman, 2010. 24 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Diltiazem dapat diberikan per oral maupun injeksi dengan dosis per oral 30 mg setiap 6 jam dan dosis ditingkatkan setiap satu atau dua hari namun tidak melebihi 360 mg hari. Dosis injeksi 5 mgml. Diltiazem memiliki bioavalabilitas sebesar 40 per oral dengan waktu paruh 3 – 4,5 jam. Diltiazem merupakan salah satu obat yang mudah larut dalam air dan memiliki waktu paruh t½ eliminasi yang singkat 3-4,5 jam sehingga cocok untuk dibuat sedian tablet lepas lambat FDA, 2015. Sediaan diltiazem dalam bentuk tablet lepas lambat yang sudah beredar memiliki durasi kerja 11-18 jam atau dalam bentuk kapsul dengan durasi kerja 10- 14 jam. Terikat oleh protein sebanyak 70-80; volume distribusi 3-13 Lkg; aktif dimetabolisme di hati oleh sitokrom P450 isoenzim CYP3A4 Martindale, 2009, FDA, 2015 Gowda D.V. et al., 2010 telah membuat mikropartikel mengandung Diltiazem Hidroklorida menggunakan polimer HPMC dan Eudragit RS 100 dengan metode penguapan pelarut sebagai sediaan lepas kendali untuk pemberian secara oral. Uji pelepasan obat secara in vitro mikropartikel yang dihasilkan dibandingkan dengan sediaan lepas terkendali yang beredar di pasaran Cardiazem CD ® . Dari hasil yang diperoleh terlihat ada kemiripan profil pelepasan obat mengikuti model kinetika orde nol dengan mekanisme pelepasan secara difusi. Ini membuktikan bahwa Diltiazem Hidroklorida dapat diformulasikan untuk sediaan mikropartikel lepas lambat. Penelitian lain juga telah dilakukan oleh Mahale, A. M. dan S.A. Sreenivas 2013 yang membuat mikropartikel diltiazem hidroklorida menggunakan polimer HPMC, Xanthan Gum, dan campurannya, dengan metode gelasi ionik dan kalsium klorida sebagai agen sambung silangnya. Hasilnya diperoleh informasi bahwa kombinasi polimer HPMC dan Xanthan gum dapat dimanfaatkan dalam mengembangkan sediaan Diltiazem Hidroklorida lepas diperpanjang sehingga dapat mengurangi frekuensi pemberian obat.