Saluran Pernapasan 1. Struktur Anatomi dan Fisiologi Paru-paru

6 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.2. Kelebihan dan Kekurangan

Telah diketahui bahwa obat yang diberikan melalui rute paru ini mudah diserap melalui wilayah alveolar langsung ke sirkulasi darah. Sistem penghantaran obat melalui paru-paru ini menawarkan banyak sekali keuntungan seperti luas area absorpsi mencapai 100 m 2 dengan membran absorpsi yang sangat tipis 0,1 µm – 0,2 µm dan suplai darah yang baik di paru-paru, dosis yang dibutuhkan lebih rendah dari dosis oral, efek samping dapat diminimalisir karena tidak seluruh tubuh terpapar oleh obat untuk pemberian lokal, onset aksi yang sangat cepat, degradasi obat oleh hati dapat dihindari pemberian dengan tujuan efek sistemik, obat-obat yang dihantarkan mencakup rentang terapi yang sangat luas meliputi antibiotik, antibodi, peptida, protein, oligonukleida, dan lain-lain Siraj S. et al., 2010. Akan tetapi sistem ini juga memiliki kelemahan dan tantangan diantaranya efisiensi sistem inhalasi yang rendah, massa obat yang kecil disetiap serbuk partikel, formulasi sediaan yang kurang stabil mudah beragregat, dosis tidak reproduksibel Siraj Shaikh , et al. 2010.

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sistem Penghantaran Paru-Paru

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi penghantaran obat ke paru-paru di antaranya :

2.2.3.1. Deposisi partikel di paru-paru

Dengan adanya gaya gravitasi, obat yang terhirup dapat terdeposisi dalam saluran pernapasan. Yang paling mempengaruhi mekanisme deposisi ini adalah ukuran partikel obat dan kecepatan aliran pernapasan. Semakin lama suatu obat berada pada daerah tertentu maka semakin banyak partikel yang terdeposisi pada daerah tersebut Yadaf et al., 2010. 7 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.3.2. Faktor fisiologis

Faktor fisiologis yang mempengaruhi penghantaran obat adalah adanya mekanisme pertahanan pada paru-paru terhadap benda asing, sehingga menjadi barrier yang harus diatasi untuk memastikan deposisi dan absorpsi obat yang efisien pada saluran pernapasan. Adapun beberapa barrier tersebut di antaranya Tronde, A., 2002 :

1. Epitel Paru-paru

Paru-paru memiliki 40 jenis sel berbeda di sepanjang salurannya. Perbedaan lapisan epitel paru-paru dapat diilustrasikan dengan membagi strukturnya ke dalam tiga kategori berdasarkan letaknya Bisgaard, Hans et al, 2002 : 1 Epitel Bronkus Pada lapisan epitel di sepanjang daerah ini didominasi dengan sel bersilia dan sel goblet. Selain itu juga ditemukan beberapa sel serous, sel brush, dan sel Clara dengan sedikit sel Kulchitsky. 2 Epitel Bronkiolus Lapisan epitel ini didominasi dengan sel cubodia bersilia. Jumlah sel goblet dan sel serous menurun seiring semakin dalamnya saluran pernapasan dan semakin meningkatnya sel-sel Clara. Semakin dalam paru-paru maka lapisan epitel pun semakin tipis dan sedikit mucus yang terdapat pada bagian ini. 3 Epitel Alveolus Pada bagian ini tidak terdapat mucus dan banyak mengandung epitel yang lebih datar sehingga membentuk lapisan squamosa dengan ketebalan 0,1-0,5 µm. Sel-sel makrofag banyak terdapat di daerah ini. Menurut Glyn Taylor dan lan Kellaway 2001, ada 2 tipe sel pneumosit, yaitu: a. Pneumosit tipe 1 : sel-sel tipis yang menawarkan saluran jalan udara- darah yang sangat pendek untuk difusi gas dan molekul-molekul obat. Pneumosit tipe 1 ini menempati 93 permukaan kantung alveolus. b. Pneumosit tipe 2 : sel-sel cuboidal yang menyimpan dan mensekresikan surfaktan paru-paru