4
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Struktur Anatomi dan Fisiologi Paru-paru
Paru-paru adalah organ respirasi ekternal, dimana terjadi pertukaran oksigen O
2
dan karbon dioksida CO
2
antara udara yang dihirup dan darah. Struktur saluran napas juga mencegah masuknya dan mendorong penghapusan
secara efisien partikel asing di udara, termasuk mikroorganisme Aulton, M. E.. Sekitar 85 dari total volume paru-paru terdiri dari jaringan tempat
pertukaran gas kantung alveolus, alveoli, dan jaringan kapiler alveolus, dan sekitar 6-10 -nya merupakan saluran pernapasan bronkus, dan bronkiolus.
Sedangkan sisanya terdiri dari jaringan saraf dan vaskular Gehr P., 1984, Plopper, 1996, dalam Tronde, A., 2002
2.1.1. Saluran Pernapasan
Saluran pernapasan dimulai dari hidung dan berakhir jauh di dalam paru- paru yaitu di kantung alveolus. Untuk memahami struktur anatomi dan fisiologi
saluran pernapasan terkait sebagai salah satu rute penghantaran obat, maka saluran pernapasan dikelompokkan menjadi beberapa bagian Glyn Taylor and lan
Kellaway, 2001. : 1.
Nasopharyngeal region NP Daerah nasofaringeal disebut juga sebagai saluran pernapasan bagian atas,
terdiri dari hidung, tenggorokan, faring, dan laring. 2.
Tracheo-bronchial region TB Daerah trakheo-bronkhial disebut juga sebagai saluran pernapasan bagian
tengah, dimulai dari laring terus memanjang melewati trakhea, bronkus, dan berakhir di bronkiolus.
3. Alveolar region A
Daerah alveolus disebut juga sebagai saluran pernapasan bagian dalam peripheral atau disebut juga sebagai pulmonary region. Terdiri dari
bronkiolus, saluran alveolus, dan alveoli
4
5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Saluran pernapasan dilapisi dengan sel epitel bersilia. Partikel tidak larut akan diendapkan pada dinding saluran pernapasan, pada wilayah ini partikel
tersebut terjebak oleh lendir dan tersapu ke atas dari paru-paru oleh pendorongan silia dan tertelan Graham Buckton dalam Aulton, M. E. 2001.
2.1.2. Sirkulasi Darah
Terdapat dua sistem sirkulasi yang menyuplai darah ke paru-paru yaitu bronkial dan pulmonar Staub, 1991, dalam Tronde, A., 2002. Sirkulasi bronkial
melalui arteri bronkial berasal dari aorta atau arteri interkosta dan terdapat umumnya dua pada masing-masing paru-paru yaitu bagian hilum. Arteri ini dibagi
untuk membentuk pleksus subepitel dan pleksus adventisial pada lapisan otot halus bronkial. Aliran darah pada arteri ini adalah 1 dari total produksi jantung
dan menyuplai darah teroksigenasi menuju paru-paru. Arteri ini menutupi area permukaan yang besar. Sebagai tambahan, sistem sirkulasi ini mungkin penting
dalam distribusi obat secara sistemik yang diberikan melalui rute paru-paru, juga dalam absorpsi obat-obat inhalasi dari saluran pernapasan Chediak et al., 1990,
dalam Tronde, A., 2002 Sirkulasi pulmonar terdiri dari sebuah bantalan ekstensif pembuluh darah bertekanan rendah yang menerima seluruh produksi jantung.
Bantalan ini menyatukan kapiler-kapiler alveolus untuk mengamankan efisiensi pertukaran gas dan suplai nutrisi pada dinding-dinding alveolus Tronde, A.,
2002 untuk kemudian melalui pembuluh darah vena perifer mengalirkan darah melalui vena pulmonar menuju atrium kiri Bisgaard, Hans et al, 2002.
2. 2. Sistem Penghantaran Obat melalui Paru-paru 2.2.1. Definisi
Penghantara obat melalui paru-paru mengacu pada pendekatan, formulasi, teknologi, dan sistem untuk mengangkut senyawa obat dalam tubuh yang
diperlukan untuk mencapai efek terapi yang diinginkan dengan aman ke bagian paru-paru. Penghantaran obat melalui paru-paru merupakan rute yang potensial
untuk menghantarkan obat secara lokal ke paru-paru dan juga secara sistemik Milala, A. S., 2013.