Hasil Uji Normalitas Data

D. Hasil Analisa Bivariat

Analisa bivariat dilakukan untuk menganalisis data dari dua variabel yang berbeda. Analisis bivariat pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara skor monofilamen dengan derajat ulkus diabetika di Klinik RUMAT, dan hubungan antara skor monofilamen dengan frekuensi terjadinya ulkus di Klinik RUMAT. Teknik analisis dilakukan dengan uji korelasi Spearman. Tabel 5.6 : Korelasi Skor Monofilamen dan Ulkus Diabetika di Klinik RUMAT April 2014 n=35 Derajat Ulkus Frekuensi ulkus Spearman’s rho Skor Monofilamen Koefisien korelasi r Sig 2-tailed −0.504 0.002 −0.393 0.019

1. Hubungan antara Skor Monofilamen dan Derajat Ulkus Diabetika di Klinik

RUMAT Dari tabel 5.6 di atas, hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0.002. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan antara variabel skor monofilamen dan variabel derajat ulkus diabetika p 0.05. Dari hasil koefisien korelasi diketahui nilai r = −0.504. Hal itu berarti hubungan antara kedua variabel merupakan hubungan yang kuat karena berada pada rentang koefisien korelasi antara 0.50- 0.69. Korelasi tersebut signifikan pada level 0.05 2-tailed. Sementara itu, koefisien korelasi dalam penelitian ini bernilai negatif, artinya hubungan antara variabel skor monofilamen dan variabel derajat ulkus diabetika merupakan hubungan yang terbalik, yaitu semakin tinggi skor monofilamen maka semakin rendah derajat ulkus diabetika, begitu pula sebaliknya semakin rendah skor monofilamen maka derajat ulkus diabetika semakin tinggi.

2. Hubungan antara Skor Monofilamen dan Frekuensi Ulkus di Klinik

RUMAT Dari tabel 5.6 di atas, hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0.019. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan antara variabel skor monofilamen dan variabel frekuensi ulkus diabetika p 0.05. Dari hasil koefisien korelasi diketahui nilai r = −0.393. Hal itu berarti hubungan antara kedua variabel merupakan hubungan yang moderat karena berada pada rentang koefisien korelasi antara 0.30-0.49. Korelasi tersebut signifikan pada level 0.05 2-tailed. Sementara itu, koefisien korelasi dalam penelitian ini bernilai negatif, artinya hubungan antara variabel skor monofilamen dan variabel frekuensi ulkus diabetika merupakan hubungan yang terbalik, yaitu semakin tinggi skor monofilamen maka semakin rendah frekuensi terjadinya ulkus dan semakin rendah skor monofilamen maka semakin tinggi frekuensi terjadinya ulkus.