hubungan yang terbalik, yaitu semakin tinggi skor monofilamen maka semakin rendah derajat ulkus diabetika, begitu pula sebaliknya semakin rendah skor
monofilamen maka derajat ulkus diabetika semakin tinggi.
2. Hubungan antara Skor Monofilamen dan Frekuensi Ulkus di Klinik
RUMAT
Dari tabel 5.6 di atas, hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0.019. Hal tersebut menunjukkan ada hubungan antara variabel skor monofilamen dan
variabel frekuensi ulkus diabetika p 0.05. Dari hasil koefisien korelasi diketahui nilai r =
−0.393. Hal itu berarti hubungan antara kedua variabel merupakan hubungan yang moderat karena berada pada rentang koefisien korelasi
antara 0.30-0.49. Korelasi tersebut signifikan pada level 0.05 2-tailed. Sementara itu, koefisien korelasi dalam penelitian ini bernilai negatif, artinya
hubungan antara variabel skor monofilamen dan variabel frekuensi ulkus diabetika merupakan hubungan yang terbalik, yaitu semakin tinggi skor
monofilamen maka semakin rendah frekuensi terjadinya ulkus dan semakin
rendah skor monofilamen maka semakin tinggi frekuensi terjadinya ulkus.
BAB VI PEMBAHASAN
Pembahasan pada penelitian ini difokuskan pada pembahasan tentang karakteristik pasien, skor monofilamen pasien, derajat ulkus diabetika, frekuensi
terjadinya ulkus, hubungan antara skor monofilamen dan derajat ulkus, serta hubungan skor monofilamen dan frekuensi terjadinya ulkus di klinik RUMAT. Pada
akhir pembahasan, peneliti juga menyertakan keterbatasan penelitian.
A. Analisa Univariat
1. Gambaran Karakteristik Pasien di Klinik RUMAT
a. Jenis kelamin
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perbandingan jenis kelamin laki- laki dan perempuan tidak jauh berbeda yaitu 1:1.06, jenis kelamin laki-laki
lebih sedikit 48.6 di bandingkan jenis kelamin perempuan 51.4. Peneliti lain, Osei dkk di Amerika mendapatkan pasien ulkus diabetika
dengan perbandingan laki-laki : wanita adalah 1:2.2 dimana wanita lebih dari dua kali lipat.
Hal tersebut dikarenakan perubahan hormonal pada perempuan menopause akan meningkatkan resiko DM tipe 2 dan diikuti pula berbagai
komplikasi baik akut maupun kronis, salah satunya neuropati dan angiopati perifer yang dapat mengakibatkan ulkus diabetika Mayasari, 2012.
Perempuan yang telah mengalami menopause, kadar gula darah menjadi tidak terkontrol karena terjadi penurunan hormon estrogen dan progesteron.
Hormon-hormon tersebut mempengaruhi bagaimana sel-sel tubuh merespon
58