Pengertian Patogenesis Ulkus Diabetika Akibat Neuropati

Sistem klasifikasi luka SAD merupakan tambahan dari sistem klasifikasi luka menurut University of Texas, SAD menambahkan area ulkus cross- sectionl dan ada atau tidak adanya neuropati perifer di setiap derajat luka Moffat, 2006. Marion Laboratories Red, Yellow, Black Wound Classification System: Klasifikasi ulkus diabetika berdasarkan warna merupakkan sistem klasifikasi yang popular karena cukup sederhana dan mudah digunakan. Tiga warna yaitu: merah, kuning, dan hitam, digunakan untuk mengkaji warna permukaan luka. Sistem Tiga Warna pada mulanya di ciptakan sebagai alat untuk penatalaksanaan langsung, dengan setiap warna membutuhkan terapi khusus yang sesuai dengan kondisi luka. Luka yang berwarna merah diartikan bersih, sedang dalam proses penyembuhan, dan sedang mengalami granulasi. Luka yang berwarna kuning mengindikasikan terjadinya infeksi, terdapat jaringan nekrotik, dan membutuhkan pembersihan atau debridemen. Luka yang berwarna hitam merupakan jaringan nekrotik dan membutuhkan pembersihan serta debridemen. Luka yang berwarna merah merupakan karakteristik luka yang diharapkan Sussman, 2007.

4. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala ulkus diabetika menurut Misnadiarly 2006, yaitu : a. Sering kesemutan. b. Nyeri kaki saat istirahat. c. Sensasi rasa berkurang. d. Kerusakan jaringan nekrosis. e. Penurunan denyut nadi arteri dorsalis pedis, tibialis dan poplitea. f. Kaki menjadi atrofi, dingin dan kuku menebal. g. Kulit kering

5. Proses Penyembuhan Ulkus

Proses dasar biokimia dan selular yang sama terjadi dalam penyembuhan semua cedera jaringan lunak, baik luka ulsratif kronik, seperti dekubitus, dan ulkus tungkai. Proses fisiologis penyembuhan luka menurut Moya J 2003 dibagi ke dalam 4 fase utama, yaitu: a. Respons inflamasi akut terhadap cedera: mencakup hemostasis, pelepasan histamin dan mediator lain dari sel-sel yang rusak, dan migrasi sel darah putih leukosit polimorfonuklear dan makrofag ke tempat yang rusak tersebut. b. Fase destruktif: Pembersihan jaringan yang mati dan yang mengalami devitalisasi oleh leukosit polimorfonuklear dan makrofag. c. Fase proliferatif: yaitu pada saat pembuluh darah baru yang diperkuat oleh jaringan ikat menginfiltrasi luka. Jaringan granulasi merupakan kumpulan vaskular nutrisi untuk makrofag dan fibroblast dan saluran getah bening mencegah edema dan sebagai drainase yang membentuk matriks granulasi yang turut menjadi lini pertahanan terhadap infeksi. Jaringan granulasi terus diproduksi sampai kavitas ulkus terisi kembali. Pada fase ini tampak epitelisasi dimana terbentuk tepi luka yang semakin landai. d. Fase maturasi: mencakup re-epitelisasi, konstruksi luka dan reorganisasi jaringan ikat. Dalam kenyataannya, fase-fase penyembuhan tersebut saling tumpang tindih dan durasi dari setiap fase serta waktu untuk penyembuhan yang sempurna bergantung pada beberapa faktor termasuk ukuran dan tempat luka, kondisi fisiologis umum pasien, adanya bantuan ataupun intervensi dari luar yang ditunjukkan dalam rangka mendukung penyembuhan.

6. Faktor Resiko

Faktor risiko terjadinya ulkus diabetika pada pasien DM menurut hasil penelitian Hastuti pada tahun 2008, terdiri atas: a. Faktor-faktor risiko yang tidak dapat diubah berdasarkan hasil penelitian Hastuti pada tahun 2008, yaitu: 1 Umur ≥ 60 tahun. 2 Lama DM ≥ 10 tahun. b. Faktor-faktor risiko yang dapat diubah termasuk kebiasaan dan gaya hidup menurut Djokomoeldjanto 1997 dan Frykberb 2002, yaitu: 1 Neuropati sensorik, motorik, perifer. 2 Obesitas. 3 Hipertensi. 4 Glikolisasi Hemoglobin HbA1C tidak terkontrol. 5 Kadar glukosa darah tidak terkontrol. 6 Insusifiensi Vaskuler karena adanya Aterosklerosis yang disebabkan : a Kolesterol total tidak terkontrol. b Kolesterol High Density Lipid HDL tidak terkontrol. c Trigliserida tidak terkontrol. 7 Kebiasaan merokok. 8 Ketidakpatuhan diet DM. 9 Kurangnya aktivitas fisik.